Berbulan-bulan lamanya waktu untuk menyembuhkan luka di dalam dada. Berbeda dengan luka yang terlihat oleh mata, luka batin lebih sudah sembuhnya. Beruntung ada obat penawar yang sanggup membuat luka itu cepat pudar.
Keberadaan orang-orang di sekitar yang memberikan support terbaik, dan aura positif. Sehingga mampu membangkitkan jiwa yang rapuh, bahkan hampir lumpuh.
Terpenting sekali adalah, kehadiran seorang gadis jelita yang tak pernah melepaskan tautan jemarinya dari tangan Sang pemuda. Sehingga membuat pemuda itu bisa berjalan dengan selesa di atas semesta.
Elvin masih tinggal di rumah Janoko, Dia pernah pulang ke rumah Mama nya, tapi dia masih belum sanggup untuk tinggal disana lebih lama, karena semua yang ada disana mengingat nya pada Yunda. Segala harta peninggalan Yunda dan Mendiang suami nya jatuh ke tangan Elvin, selaku ahli waris tunggal mereka.
Segala aset dan tabungan sudah di siapkan oleh pengacara keluarga, dan di pindahkan atas nama Sang Pemuda. Itulah yang menjadi biaya hidup dan pendidikan Elvin hingga dewasa.
Berbulan-bulan setelah kepergian Yunda. Elvin perlahan-lahan terlihat ceria. Dia masih berbaur dengan teman-teman satu Klub Futsalnya seperti biasa. Alex, Kevin, dan Rio sering main dan menginap di rumah Janoko demi meramaikan suasana.
Rainanda juga sering bertandang kesana untuk sekedar mengantar makanan atau bermanja ria dengan kekasihnya. Gadis itu tak pernah membiarkan Elvin sendirian.
Dia selalu berusaha membuat pemuda itu tidak merasa kesepian, bahkan di malam hari, Rainanda selalu melakukan video call dengan Elvin, demi memastikan pemuda itu tidak menangis dalam keseorangan.
Elvin pun semakin hari semakin menempel dengan kekasihnya, dia tidak pernah bisa lama-lama berjauhan dari Rainanda. Seperti sekarang contohnya. Pemuda itu berjalan mengendap-endap di koridor kelas XII, menuju kelas Rainanda hanya demi mematri wajah kesayangan nya.
Cukup dengan melihat wajah gadis itu saja, lalu dia akan beranjak dari sana. Hal itu bukan sekali dua kali Elvin lakukan, hampir setiap hari. Rainanda sampai menasihatinya, tapi gadis itu tak marah. Dia malah merasa geli atas tingkah nakal kekasihnya itu.
Elvin berjalan memepet tembok yang membatasi kelas XII IPS 1, kemudian menongolkan kepalanya ke dalam. Pemuda itu mengernyit melihat kondisi kelas yang kosong, tak ada siapapun. Dia menggaruk kepalanya bingung, lalu menarik diri mundur.
Saat mundur, Elvin merasakan punggung nya menabrak sesuatu, sontak dia lalu berbalik.
"HUAAA-"
"Nyari siapa?" tanya sosok yang mengagetkan Elvin.
Sang pemuda menghela nafas lega sambil mengusap dada. Beruntung sosok yang mengagetkan nya memiliki wajah ayu jelita. Jika tidak, mungkin dia sudah pingsan saat itu juga.
Rainanda terlihat dalam balutan pakaian olahraga, seperti nya kelas XII IPS 1 tengah memasuki jam pelajaran olahraga. Makanya kelas itu kosong, karena semua penghuni di lapangan atau di kantin.
"Karen... ngagetin aja," protes Elvin masih dengan nafas tersengal.
"Kamu ngendap-ngendap kayak maling gitu, kenapa...?" tanya Rainanda dengan lembut sambil menahan senyuman.
Elvin tersenyum malu merasa tertangkap basah. "El mau liat Karen aja."
"Kangen, ya?" goda Rainanda seraya mencolek dagu Elvin.
Elvin yang polos malah tertawa dan menganggukkan kepala. Rainanda pun ikut tertawa. Mereka saling bertatap mata dan menyemai benih asmara, tapi itu tak berlangsung lama.
Sedetik kemudian, Rainanda menghentikan tawanya. Raut wajah gadis itu berubah drastis. Tatapannya menjadi datar, rahangnya mengatup tegas dan kedua tangannya bertaut di belakang pinggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BIG BABY {PRETTY BOY} ✓
Teen FictionAlzelvin Arshaq. Seorang anak manis beraura gula. Pemilik senyuman semanis madu. Aroma wangi, sebagaimana Kuntum Bunga Melati. Memikat Kupu-kupu untuk hinggap pada Taman hati. Tak hanya Kupu-kupu yang terpikat pada manisnya itu, bahkan Elang yang te...