Rainanda melangkahkan kaki dengan tergesa-gesa melewati sekolah nya, karena Gang Rinjani ada di samping kanan SMA Tenggara."DEWA, HERU. UDAH!! LO BERDUA GILA APA?!"
"DEWA, STOP. PLEASE.... STOP!"
Sayup-sayup, Rain dapat mendengar suara teriakan Sakti yang memperingati Dewa, serta suara jeritan Aysel yang memanggil nama kekasihnya sambil menangis sesenggukan.
Sesampainya disana, Rain dapat melihat Sakti yang kewalahan, berdiri ditengah-tengah kedua pemuda yang sama-sama dikuasai amarah. Gadis itu segera berlari menghampiri dan menahan tubuh Heru, sementara Sakti menahan tubuh Dewa.
"Her, Stop it!" bentak Rainanda dengan keras sembari mendorong dada Heru kebelakang hingga pemuda itu terhuyung. "Lo mau nambah masalah lagi?"
Heru mengatur nafasnya yang memburu, tatapan tajamnya masih menghunus pada Dewa yang sudah mendapatkan luka di sudut bibirnya, berkat kepalaan tangan Heru.
"Lo tanya sama dia, Rainanda! Lo pikir gue bakalan diem aja, liat temen gue di kasarin sama laki-laki bajingan kayak dia?!" murka Heru sambil menunjuk wajah Dewa.
"Maksud Lo apa, bangsat!" tantang Dewa seraya memajukan langkah, ingin menghajar Heru lagi, tapi kali ini di tahan oleh Sakti.
"Maksud Lo apa?" tanya Rainanda tak mengerti.
Heru menghela nafas kasar dan melirik pada Aysel yang berdiri di sisi gang dengan berlinang air mata. "Dia kasar sama Aysel, Rain. Dia mau ngelecehin temen kita!"
Rainanda dan Sakti melotot tak percaya. Rain melepaskan cengkraman tangannya di kerah Jaket Boomber Heru, kemudian menoleh pada Aysel.
"Bener, Sel?" tanya Rain dengan getar pada nada suaranya.
Aysel tak menjawab. Gadis itu masih menangis sesenggukan sambil menutupi kedua telinganya dengan telapak tangan.
Rain pun menghampiri Aysel dan mencengkram kedua pundak gadis itu. "Sel, jawab gue!" Dia mengguncang nya dengan kuat supaya Aysel memberi nya jawaban.
Aysel meraung keras seraya menganggukan kepala. Rintihan gadis itu begitu pilu, semakin menusuk ke dalam hati Rainanda. Sang gadis bermata elang itu tak terima, lantas berbalik dan menghampiri Dewa yang sejak tadi tertunduk dalam cekalan Sakti.
PLAK!!!
"BRENGSEK LO!!" umpat Rainanda tak tertahan, setelah melayangkan satu tamparan keras di wajah Dewa.
"Rain, Rain. Udah, Rain." Sakti berusaha melerai dan menarik Rainanda menjauh dari Dewa.
"Apa, Sak? Orang ini harus di hukum, dia udah ngelecehin temen kita!" bentak Rainanda dengan tatapan nyalang menatap Ketua nya.
"Iya, gue tau. Biar itu jadi urusan yang berwajib aja. Kita laporin dia abis ini," kata Sakti menengahi.
Dewa seketika mengangkat wajahnya dengan ekspresi terkejut menatap Sakti. Aysel pun sama.
"Enggak! Jangan...." Gadis itu menjerit sambil terisak.
"Kenapa, Sel?" tanya Heru frustasi. Pemuda itu tak habis pikir lagi, kenapa Aysel melindungi orang yang jelas-jelas telah menodai dirinya.
"Gue malu, Her.... Gue malu kalo semua orang tau gue udah kotor," raung Aysel seraya menjatuhkan lututnya di atas tanah. Seolah tak sanggup berdiri lebih lama lagi, karena tenaganya sudah habis.
Ketiga sahabat nya terdiam dan merenung. Meratapi nasib sahabat mereka, dan memikirkan jalan yang terbaik untuk masalah ini. Sampai akhirnya Sakti sendiri yang mengambil keputusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BIG BABY {PRETTY BOY} ✓
Novela JuvenilAlzelvin Arshaq. Seorang anak manis beraura gula. Pemilik senyuman semanis madu. Aroma wangi, sebagaimana Kuntum Bunga Melati. Memikat Kupu-kupu untuk hinggap pada Taman hati. Tak hanya Kupu-kupu yang terpikat pada manisnya itu, bahkan Elang yang te...