"Rain!! Rainanda..." panggil seseorang dari bawah sana.
Seorang gadis berambut panjang bergelombang, berkulit eksotis berjalan menaiki tangga menuju kamar sahabatnya.
Rain yang berada di balkon kamar, tak mendengar panggilan tersebut. Gadis itu fokus membaca novel sambil menyumbat telinga nya, dengan airpods yang memutarkan lagu-lagu romansa.
Aysel memasuki kamar Rainanda, tapi tak menemukan empunya. Gadis itu lantas mengedarkan pandangan. Dia melihat pintu balkon terbuka dan langsung berjalan kesana, setelah paper bag yang dia bawa ke atas meja belajar, berisi Fruit Sandwich Kegemaran Rainanda.
"Woi!" seru Aysel seraya mendorong pelan pundak Rain, lalu ikuti duduk lesehan di lantai balkon.
Rain menoleh. Dia melepaskan airpods nya dan menatap Aysel terkejut. "Yang sopan manggil nya. Main dorong aja, kaya ngajak gelut Lo!"
"Gue udah teriak-teriak manggil Lo dari bawah ya, Maemunah? Lo nya aja yang budeg!" omel Aysel sembari meluruskan kedua kaki.
"Ada cerita apa?" tanya Rain seraya menutup lembaran novel nya dan menatap Aysel dengan tanya.
Aysel tersenyum tipis. Anehnya, tak ada binar di kedua mata gadis itu. Dia menunduk, lantas urung menatap mata Rainanda karena masih ragu.
"Gue nolak Janoko," ucap Aysel to the point.
Rainanda melebarkan matanya seketika. "Kenapa?"
Aysel menggeleng tanpa bersuara, hingga membuat suasana hening seketika. Hanya desir angin yang bergerak menimbulkan suara deru serak.
"Heh, gue tanya kenapa?" ulang Rainanda. Kali ini gadis itu memutar tubuhnya menghadap pada Aysel secara keseluruhan.
"Gue masih belum bisa percaya, Rain. Gue trauma," ungkap Aysel.
Rain menghela nafas panjang, kemudian merangkul pundak Aysel. "Gue ngerti perasaan Lo. Setelah apa yang Lo lalui, gak mudah buat Lo percaya sama cowok lagi."
"Sebenarnya hak Lo, sih. Buat nolak dan nerima siapapun yang mencoba masuk ke hidup Lo, tapi gue cuma mau ngasih tau satu hal. Walaupun rada telat," ucap Rainanda dengan suara jernihnya, berusaha mengusir keraguan Ayselia.
Aysel menatap temannya itu dengan tanya.
"Gue kenal Janoko udah lama. Jauh sebelum gue kenal Lo dan yang lainnya. Gue juga tau latar belakang keluarga dia dan watak anak itu gimana," sambung Rainanda sambil menerawang jauh ke langit malam. Netra elangnya seperti mencoba menerobos barisan gemintang. "Dia emang berandal. Nakal, suka bolos, semaunya ngelanggar aturan, dan kadang-kadang konyol juga, tapi gak pernah sekalipun tercatat dalam track record seorang Prabu Janoko Karelio mempermainkan hati perempuan."
"Gue sempet curiga kalo tu anak belok, karena dia nempelin Elvin mulu kemana-mana, tapi setelah gue tau faktanya. Ternyata enggak, Sel. Janoko gak belok," papar Rainanda sembari menoleh pada Aysel yang tengah menyimak ceritanya. "Dia suka sama Lo sejak lama, tapi karena Lo udah punya Dewa. Jadi dia memilih mundur pelan-pelan."
Aysel menautkan alisnya tak percaya mendengar penuturan Rainanda, sebab dia tidak pernah tau Janoko menyukai nya. Mereka hanya bertemu setiap razia, dan itu pun Aysel selalu marah-marah pada Janoko karena anak itu tak pernah jera.
"Elvin bilang, pas dia cerita kalo Lo di lecehin sama Dewa. Janoko marah, tapi dia gak nyalahin Dewa. Dia justru nyalahin dirinya sendiri karena ngerasa bodoh. Dia nyesel udah ngelepasin Lo gitu aja," beber Rainanda pula.
Aysel terdiam kaku sambil menatap kosong ke wajah Rain yang tersenyum sendu. "Dia tau gue udah di lecehin, Rain, tapi kenapa dia masih mau?"
"Dia tulus sama Lo, Sel. Dia gak peduli apapun yang udah terjadi di masa lalu. Dia cuma mau jagain Lo," jawab Rain sambil mengusap pelan punggung Aysel yang mulai naik turun mengikuti alunan nafas yang memburu. "Lo kasih dia alesan, kenapa Lo nolak dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BIG BABY {PRETTY BOY} ✓
Fiksi RemajaAlzelvin Arshaq. Seorang anak manis beraura gula. Pemilik senyuman semanis madu. Aroma wangi, sebagaimana Kuntum Bunga Melati. Memikat Kupu-kupu untuk hinggap pada Taman hati. Tak hanya Kupu-kupu yang terpikat pada manisnya itu, bahkan Elang yang te...