"Karen... El udah siap. Mana kunci motor nya?" teriak Elvin sambil berjalan menuruni tangga menuju ke ruang kerja Wisnu yang ada di seberang tangga.
"Karen...." Elvin membuka celah pintu tersebut, dan melihat Rainanda berdiri di belakang meja kerja Wisnu sambil memegangi sepucuk surat usang.
Mata gadis itu melorot lebar dengan bibir yang bergetar. Nafas nya memburu. Pelupuk matanya di penuhi cairan kristal yang siap terjun saat itu. Rain melemas seketika, tubuhnya seperti hampir tumbang. Kedua kakinya seakan tak mampu menopang beban diri.
"Eh...- Sayang." Beruntung Elvin sigap menangkap tubuh Rain dan mendudukkan nya di kursi.
Surat yang di pegang Rain jatuh ke lantai, menyisakan air muka penuh duka pada wajah Sang gadis jelita. Derai air mata sudah mengalir di kedua pipi Rainanda. Gadis itu menutup mulutnya dengan telapak tangan untuk menahan Isakan.
Elvin gelagapan. Pemuda itu berlutut di hadapan kursi Rainanda dan memegangi pundak gadisnya. "Hey... kenapa? Kamu kenapa nangis, sayang?"
"Rainanda.... " Elvin mengguncangkan bahu gadis itu, demi menyadarkan nya, tapi tetap saja percuma. Rainanda semakin tenggelam dalam tangis nya.
Elvin menyerah. Pemuda itu menunduk, hingga matanya tak sengaja melihat surat yang tadi Rainanda baca. Segera Elvin meraih surat itu dan melihat isinya.
Mas Wisnu & Mbak Widya
Aku minta maaf sebesar-besarnya kepada kalian berdua. Pada Mas, juga Pada almarhum ayah dan bunda, karena telah mencoreng nama baik Keluarga Wardhana.
Kebodohan ku membuat ku menderita dan mempermalukan kalian semua. Maafkan aku Mas, Mbak. Aku terlalu banyak merepotkan kalian. Aku bodoh dan aku merasa tidak layak lagi hidup di dunia.
Insan seperti ku tak layak menjadi seorang Ibu. Tak ada yang mampu aku ajarkan pada anak ku. Kalau dia bertanya tentang kelahirannya, dan tentang ayah nya. Aku bahkan tak mampu menjawab pertanyaan itu. Mendengar nya saja aku sudah terlanjur pilu.
Mas, Mbak... untuk terakhir kalinya aku merepotkan kalian. Ini adalah permintaan terakhir ku, sebelum aku menghukum diri yang sudah terlalu banyak membuat kesalahan ini.
Aku titip anak ku ya Mas, Mbak? Tolong jaga dia, kasihi dia seperti anak kalian sendiri. Jangan biarkan dia mengetahui siapa Ibu dan Ayah kandungnya, karena itu akan membuatnya malu nanti. Juga akan membuat nya kecewa.
Aku tidak ingin dia berfikir, bahwa dirinya terlahir ke dunia karena sebuah dosa yang kami lakukan berdua. Ini salah ku, ini dosa ku. Bukan salah anakku.
Ku mohon, jaga dia dengan baik hingga dewasa Mas, Mbak. Biarkan dia dewasa dengan pengetahuan, bahwa kalianlah orang tua kandungnya. Aku tak apa, yang penting anak ku tumbuh dengan baik.
Aku hanya bisa menitipkan nama untuk nya. Beri dia nama Alodie Rainanda. Agar dia menjadi pribadi setenang dan seteduh hujan. Agar dia bisa mengobati kemarau panjang pada hati manusia yang kering kerontang, dan agar dia bisa membasuh luka pada jiwa yang lara. Sebagaimana peran hujan untuk semesta.
Terimakasih atas segalanya Mas, Mbak. Semoga kebaikan kalian menjadi pahala di surga. Sampai bertemu disana.
Salam, Alina Wardhana.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BIG BABY {PRETTY BOY} ✓
Teen FictionAlzelvin Arshaq. Seorang anak manis beraura gula. Pemilik senyuman semanis madu. Aroma wangi, sebagaimana Kuntum Bunga Melati. Memikat Kupu-kupu untuk hinggap pada Taman hati. Tak hanya Kupu-kupu yang terpikat pada manisnya itu, bahkan Elang yang te...