"Bersama bayanganmu kasih
Seakan-akan kuterjaga dari mimpi-mimpi
Dari kehidupan yang semu dan melenakanku
Membuat kuterlupa akan segala-galanya
Hari ini hari ini
Aku mencoba berdiri dan melangkah lagi
Bila esok sinar mentari pagi kan bersinar lagi
Aku kan menuju cita-cita yang pasti"Lagu romansa itu menggema di seluruh cafe dengan Desain vintage aesthetic itu. Bernuansa klasik dengan arsitektur antik, serta hidangan-hidangan yang menarik.
Pada sebuah meja di pojok kanan yang menghadap langsung pada dinding kaca, dan menampilkan pemandangan lalu-lalang manusia di trotoar, serta jalan raya pada sore menjelang Senja.
Seorang gadis duduk sambil menyesap secangkir Coffee latte. Netra elang nya fokus pada sepucuk kertas yang berlapis dengan kertas tipis satu lagi di tangannya, sementara kertas-kertas lain dia biarkan tergeletak di atas meja bersama novel yang dia bawa.
Dear, Kak Rainanda.
Waktu di Perpus kemarin El liat Kakak bawa dua buku. Satu novel fiksi dan Satu lagi Buku Sajak. El pikir Kakak pasti anak senja, ya? El mau kasih Kakak Puisi nih, semoga Kakak suka. El tulis untuk Kakak. Judulnya Kidung Khousik, karya El sendiri.
Teruntuk Sang Pemilik Nayanika kelam sedalam pualam, Kak Alodie Rainanda.
Dari Alzelvin Arshaq.
Sang gadis menyunggingkan seulas senyuman berbunga-bunga. Tanpa menunggu lama, dia menarik kedepan lembar kedua yang berisi Sajak tersebut. Netra Rainanda kembali beradu pada deretan Aksara yang di torehkan Elvin disana.
Kidung Khousik
Ku tatap sepasang Nayanika kelam
Manik mata sedalam pualam yang membuat ku karamAku dengan Lenggana
membiarkan separuh dari sukma ku tenggelam
pada pesona mu yang menari-nari di atas pentas duniaKu lepaskan segala lara di dalam jiwa membiarkan nya hanyut terbawa arus Asmaraloka
Bersamaan dengan Aksara ku
yang berserakan di antara lembaran kertasMembentuk sebuah sajak sederhana
Atas dasar Renjana
Menjelma menjadi Amorfati nan NirmalaLepas sudah. Rainanda tak dapat menahan gejolak dalam jiwa. Senyuman nya mengembang sempurna. Terbayang di benak nya wajah tampan Elvin yang tersenyum ceria. Tutur kata lembut Sang Pemuda, serta suara syahdunya yang dapat menyihir nalar setiap kaum hawa.
Dia luruskan pandangan nya keluar. Menebus lapisan kaca yang membatasi tempat disana. Menatap arus lalulintas dijalan raya, dan menikmati langit senja yang perlahan bertukar menjadi kelam malam.
Sandyakala Jingga maupun Mega merah pada Bumantara, mungkin tak terjamah oleh Sepasang Nayanika yang baru saja di puja oleh Sang Penyair Amatir, tapi hangatnya deburan Asmaraloka seolah membuat Atma sang gadis muda kini mengawang-awang di Angkasa. Seperti tertiup angin yang membawanya ke langit ketujuh, lalu jatuh pada taman penuh bunga-bunga.
Senyuman tak luntur di wajah Rainanda. Netra nya bergerak dengan bebas menelusuri setiap titik pada jarak pandangnya. Sampai akhirnya mata gadis itu menangkap kehadiran seseorang yang dia kenal.
Rainanda memicingkan mata, dan mencoba memperjelas objek yang dia lihat. Berharap apa yang ada di depan sana bukan khayalan nya semata, karena terlalu memikirkan sosok tersebut. Setelah dirasa cukup nyata. Rainanda pun menghela nafas lega.
Semesta memang selalu peka, batin Rainanda.
Sedetik kemudian, gadis itu bergerak dengan cepat membereskan barang-barang yang dia bawa, memasukkan kedalam tas selempang berwarna hitam, lalu keluar dari sana setelah membayar kopinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BIG BABY {PRETTY BOY} ✓
Genç KurguAlzelvin Arshaq. Seorang anak manis beraura gula. Pemilik senyuman semanis madu. Aroma wangi, sebagaimana Kuntum Bunga Melati. Memikat Kupu-kupu untuk hinggap pada Taman hati. Tak hanya Kupu-kupu yang terpikat pada manisnya itu, bahkan Elang yang te...