Rain tersenyum, saat membuka sebuah kotak hadiah yang baru saja dia terima dari Asisten rumah tangga mereka. Katanya ada tukang paket yang mengantar kesana.
Isinya ada sebuah boneka Teddy bear berwarna biru muda yang memegang hati berwarna putih bertuliskan :
"I love you" Ada pula sebuah bouquet bunga mawar merah yang sangat indah, pada tangkai bouquet itu tertempel sebuah sticky note yang bertuliskan:"Karen... maafin El, ya? Please... El gak sengaja :(
Karen boleh marah sama El, tapi jangan lama-lama, ya?
El kangen... gak bisa kalo di diemin Karen lama-lama.
Love you, gadis hujan nya El.""Ekhem... dari siapa tuh?" goda Bastian melirik anak gadisnya yang senyum-senyum sendiri di depan pintu utama.
"Dari El, Pah." Rainanda tersenyum tipis dan berjalan menghampiri Papa nya membawa serta hadiah dari sang kekasih tercinta. "Harusnya dia gak perlu repot-repot begini, sih. Mending uangnya di simpen aja buat makan."
"Mungkin dia pengen buat kamu terkesan," tebak Bastian.
Rain menghela nafas berat seraya mengukir senyuman simpul menatap kotak hadiah itu dalam. "Dia selalu bisa buat Rain terkesan sama sosok diri nya yang apa adanya, Pah. Dia beda dari yang lainnya," ungkap Rain sambil membayangkan sosok sang Kekasih nan rupawan.
"Papa tau gak? Disaat anak muda seusia nya pada asik hura-hura, dia malah kepikiran buat kerja dan buka usaha. Demi menghidupi dirinya sendiri dan biar bisa nabung buat kuliah kedokteran," papar Rainanda dengan bangga.
Bastian terkesima mendengar penuturan anaknya. "Oh, ya? Mandiri banget dia. Orang tuanya pasti bangga."
Rain menoleh pada Sang Papa dengan senyuman sendu di wajah nya. "Iya, orang tuanya pasti bangga sama dia diatas sana."
Sang Perwira sedikit tercekat mendengar kalimat terakhir anaknya. "Orang tuanya... udah gak ada?" tanya Bastian pula.
"Iya, Pah. Dua-duanya," sahut Rainanda dengan tatapan lemah dan penuh duka. "Mama nya baru meninggal beberapa bulan lalu, sedangkan Papa nya udah pergi lebih dulu, pas Elvin berusia enam tahun. Beliau meninggal dalam kecelakaan pesawat, sepuluh tahun yang lalu."
"Kecelakaan sepuluh tahun yang lalu?" gumam Bastian dengan pandangan menerawang. Sejenak dia memutar lintas waktu sepuluh tahun yang lalu, saat dia masih berpangkat Ajun komisaris polisi.
Dirinya pernah ikut melakukan Evakuasi para korban kecelakaan pesawat Cakrawala Airline pada tahun itu.
"Iya, Pah. Papa tau kejadian itu?" tanya Rain menatap Papa nya yang seperti tau sesuatu.
Bastian mengangguk pelan. Walaupun masih sedikit ragu. Namun, dia berusaha memastikan lebih dulu. "Sepuluh tahun yang lalu, Papa pernah ikut proses Evakuasi korban kecelakaan pesawat Cakrawala Airline."
"Papa inget gak? Ada korban yang namanya Alfian Arshaq, dia Dokter relawan." Rainanda mengangkat sepasang alisnya menatap Bastian penasaran.
"Ada!" seru Bastian dengan penuh keyakinan. "Memang ada Dokter di pesawat itu. Dia di temukan oleh tim SAR, jasadnya ada di antara serpihan badan pesawat dalam keadaan yang tidak utuh."
Rain meringis ngeri membayangkan kondisi Sang Dokter kala itu. Apalagi membayangkan, bagaimana hancurnya Elvin dan Yunda, kala mendapati raga Kepala Keluarga mereka dalam keadaan tak utuh jasadnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BIG BABY {PRETTY BOY} ✓
Novela JuvenilAlzelvin Arshaq. Seorang anak manis beraura gula. Pemilik senyuman semanis madu. Aroma wangi, sebagaimana Kuntum Bunga Melati. Memikat Kupu-kupu untuk hinggap pada Taman hati. Tak hanya Kupu-kupu yang terpikat pada manisnya itu, bahkan Elang yang te...