PROLOG

780 31 0
                                    

DENGAN SEGALA KERENDAHAN HATI AUTHOR MOHON MAAF APABILA ADA KESAMAAN NAMA, TOKOH, TEMPAT, LATAR MAUPUN ALUR. SAYA SAMA SEKALI TIDAK MEMPLAGIAT SIAPAPUN KARENA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN DAN IMAJINASI SAYA.

SELAMAT MEMBACA ❤️❤️

...o0o...

KRIIIING!!!

Suara bell masuk SMA Tenggara berbunyi lantang menggema di seantero gedung sekolah. Para siswa siswi kelas X berhamburan berlari dari segala penjuru menuju lapangan upacara. Hari ini hari Rabu, tapi lapangan itu tetap menjadi tempat utama berkumpul para siswa, karena hari ini adalah hari pertama Masa Orientasi Siswa baru dimulai.

"SEMUANYA, BERBARIS SESUAI URUTAN KELAS MASING-MASING! JANGAN ADA YANG MISAH," titah seorang anggota OSIS melalui pengeras suara yang dia bawa kemana-mana sambil berdiri di tengah-tengah lapangan.

Para siswa siswi kelas X pun menuruti perintah Senior mereka dan berbaris sesuai barisan kelas, dibimbing oleh Kakak Kakak gugus yang menjadi pengarah dalam acara itu.

"Baris yang bener, jangan kayak anak TK!" gertak Seorang Senior laki-laki bertubuh tinggi seraya bercakak pinggang didepan barisan.

Salah seorang dari Senior itu merangkul pundak seorang Junior dan membisikkan nya. "Dasi Lo mau dibenerin sendiri atau gue yang benerin? Kalo gue yang benerin, gue iket sampe sesek!"

"Rambut Lo kaya cewek, mau gue pakein rok aja apa gimana? Besok potong!!" bentak seorang Senior perempuan seraya menyibak rambut Junior nya yang gondrong sepanjang tengkuk.

Di depan gerbang. Seorang gadis berambut hitam legam, beriris mata tajam, dan alis yang menukik dalam, tengah berdiri tegap menyambut kedatangan siswa-siswi yang terlambat hari ini.

Almamater OSIS berwarna maroon membalut tubuhnya, menandakan dia bagian dari anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah. Selembar Slayer hitam dengan corak berwarna abu-abu terikat di lengan gadis itu, membedakannya dengan anggota OSIS yang lain.

Dia Alodie Rainanda. Wakil ketua OSIS SMA Tenggara.

"Tutup gerbangnya, Pak!" titah Rain pada Satpam penjaga.

Pak Satpam mengangguk, lalu dia mendorong gerbang itu. Perlahan rodanya berjalan, dan besi setinggi dua meter itu bergerak menutup. Para siswa-siswi yang masih tertinggal, masih berusaha masuk dari celah-celah yang tersisa.

Mereka berlari menerobos gerbang, dan melewati tubuh gadis itu dengan ketakutan, setelah melihat tatapan mata sang gadis yang menyala, bak Bara api yang terbakar angkara.

"Ayo, El! Dikit lagi," gerutu pemuda itu pada dirinya sendiri.

Seorang siswa berlari menuju gerbang SMA Tenggara yang tinggal sejengkal lagi akan tertutup. Dengan tergesa-gesa, dia memacu kedua kakinya agar bergerak lebih cepat. Dalam hati dia mengumpati Mama nya yang begitu cerewet hari ini, menyuruh nya membawa banyak bekal dihari pertama. Padahal dia sudah bilang untuk jajan disekolah saja, tapi Mama nya terlalu keras kepala.

Irish mata elang Rainanda menangkap Pemuda yang tengah berlari itu. Rambut Sang Pemuda terlihat bergerak naik turun mengikuti pergerakan empunya. Wajahnya yang kecil, putih bersih, seperti wajah bayi. Hanya saja, raut wajah itu begitu panik dan bersimbah peluh.

Sedikit lagi, sedikit saja lagi gerbang itu tertutup. Pemuda itu sudah berusaha sekuat tenaga memacu kakinya, agar bisa masuk ke dalam gerbang yang hampir tertutup, tapi dia gagal.

"Ah, sial!" bibir mungil Pemuda itu berdecak sebal. Alhasil, dia hanya bisa berdiri dibalik gerbang sambil memegangi besi itu dengan penuh kesal.

Sang Senior menghela nafas seraya meluruskan pandangan, dia dapat melihat dibalik gerbang itu masih banyak siswa siswi yang berkerumun, memohon pada satpam untuk membiarkan mereka masuk.

MY BIG BABY {PRETTY BOY} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang