CHAPTER 15 : ADA APA DENGAN MEREKA?

116 11 0
                                    


TOK TOK TOK....

Suara ketukan dari arah pintu menarik perhatian seisi kelas, terutama Bu Hanum yang tengah mengajar mata pelajaran fisika di kelas X IPA 1.

"Syutt... Kak Rain, tuh."

"Eh, Kok tiba-tiba? padahal gak pernah pernah nya."

"Biasalah, paling nyari Pangerannya."

Seisi kelas berbisik-bisik menyambut kedatangan Rainanda yang tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba bertandang ke kelas mereka. Walaupun mereka tau alasannya mengapa, tentu saja dia mencari sosok pemuda tampan nan belia.

Saat mendengar nama gadis yang beberapa hari ini memenuhi isi pikirannya, refleks Elvin pun langsung menoleh seketika.

"Iya, ada perlu apa?" tanya Bu Hanum pada Rainanda yang masih berdiri di ambang pintu.

"Ada perlu sama Elvin, Bu. Boleh saya pinjam sebentar? Di panggil Pak Rakhan soalnya," jawab Rain dengan sopan.

Bu Hanum mengangguk, lantas mengedarkan pandangan, mencari keberadaan Sang siswa yang namanya disebut Rainanda. "Elvin, silahkan. Kamu dipanggil Pak Rakhan."

Sang Pemilik nama pun berdiri dari kursi dan berjalan ke arah meja guru. "Saya permisi sebentar, Bu."

"Iya," jawab Bu Hanum sembari mengangguk.

Setelah mendapatkan izin. Elvin pun berjalan menghampiri Rainanda, mengabaikan bisik-bisik teman sekelas nya yang bertanya-tanya. Kenapa pemuda itu dipanggil ke ruang BK dan kenapa bersama dengan Rainanda?

Rain memberi kode pada Elvin untuk mengikuti langkahnya, tapi langkah gadis itu tak membawa mereka ke ruang BK. Melainkan menuju ke gerbang sekolah.

Rainanda menoleh pada Elvin yang menatap nya penuh tanya. "Papa baru sampai di depan. Jadi kita jemput Papa dulu baru ke ruang BK sama-sama." Seolah paham, gadis itu pun memberikan jawaban sebelum Sang pemuda sempat bertanya.

Elvin mengangguk paham. Dia melangkah disisi Rainanda dengan perasan gundah gulana, sedikit gamang dan tidak enak rasa.

Ada perasaan gugup bercampur euforia yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Ini pertama kalinya Elvin di bela oleh banyak pihak, setelah berkali-kali mengalami perlakuan tidak mengenakkan sejak SMP.

"Gak usah tegang gitu, mereka gak bakalan ribut kok. Cuma mediasi aja," tutur Rainanda yang selalu paham isi pikiran pemuda disampingnya.

Elvin menoleh pada Rainanda dengan menyipitkan mata. "Karen kaya tau tau aja isi pikiran El, atau jangan-jangan Karen bisa baca pikiran orang, ya?"

Rainanda tersenyum kecil menatap pemuda itu gemas, rasa ingin mengigit pipi bulat pemuda itu pun ada. "Kalo iya, gimana?"

"Wah... iyakah? Karen serius?" tanya Elvin tertarik. Seolah percaya dengan jawaban konyol Rainanda. Anak ini benar-benar polos.

Tanpa mereka sadari, langkah kaki sudah membawa mereka ke ujung koridor. Tepat tak lama setelah mereka sampai. Wisnu pun menginjakkan kakinya di koridor yang sama. Dalam balutan Seragam Pilot lengkap, hanya saja dia meninggalkan topi nya di mobil.

Wisnu sengaja menyempatkan diri datang ke sana, sebelum berangkat melakukan penerbangan Ke Tevaga selama beberapa hari.

"Pah," sapa Rainanda menyambut Papanya.

"Sudah dimulai?" tanya Wisnu menghampiri kedua anak itu.

Rainanda menggeleng. "Belum kok, Pah. Rain udah bilang ke Pak Rakhan buat nunggu Wali kita dulu tadi. Jadi mediasi nya belum mulai sebelum Papa datang."

MY BIG BABY {PRETTY BOY} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang