Malu-malu cicak

19 1 0
                                    

Pagi ini gue sama bokne bakal ke sekolah tokek buat daftar ulang. Gue pake seragam biru-putih SMP, tas selempang putih sama sepatu converse. Dalam perjalanan ke sekolah tokek, gue penasaran kenapa Nata bisa berteman sama Bokne Di facebook.

"Bokne tau nata gak?"

"Nata iku sopo to," kata bokne. "Jeli putih kotak, Bang Re?"

Gue menepok jidat. "Bukaaann, Itu nata de coco. Gini-gini, Bokne punya kenalan orang cina gak?"

"Koko liaw, mami mei lan, emm sopo lagi yo bang?"

"Koko liaw siapa?" tanya gue.

"Itu pemain barongsai."

"......."

"Emm... e..ee bukan-bukan, kalau mami mei lan?"

"Istrinya koko liaw."

Hening.

"Sek sek sekk, bokne ingat-ingat dulu." Bokne mengeluarkan hp dari tasnya. "Oalah, Nata anaknya Bu Shanty ya. Kenapa dia, bang?"

"Nata masuk SMA situ juga."

"Loh lohh. Kok mau dia masuk SMA sarang nyamuk iku. Padahal si Jackson adeknya masuk sekolah swasta seng apik lo."

Kayaknya gue sama bokne setuju sama julukan SMA itu. "Mungkin Nata masuk gara-gara aku kali, kan waktu pendaftaran kemarin sempat ketemu," canda gue

"Ra mungkin, Nata ora cocok sama kamu to le."

"......"

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Dalam perjalanan ke sekolah tokek, gue merenung lebih tepatnya gue penasaran. Apakah seragam SMA tokek kebal akan bacok atau anti-peluru? Ya, siapa tau aja sekolah tokek mengikuti lingkungannya.

Dari jarak pandang 100 meter, gue melihat asap hitam mengepul di depan gerbang sekolah tokek. Apa lagi ini? Apa kejadian kemarin terulang lagi? Firasat gue makin buruk. Semakin mendekat ke gerbang, gue semakin yakin bahwa ada yang gak beres. Bener aja, Ada ratusan massa lagi demo di depan gerbang sekolah. Gue mencari tempat parkir motor yang agak jauh dari kumpulan demo.

Gue terdiam sambil mikir, ini gimana gue sama bokne masuk ke sekolah.

"Iku demo opo sih, Bang?"

"Kayaknya sih soal batas nilai masuk SMA."

"Terus, gimana kita masuk sekolahnya bang re..."

"Bisa-bisa, kayaknya digerbang samping dibuka sikit tuh..." Gue mulai berjalan ke arah gerbang sekolah.

Kalau dipikir-pikir, gue membayangkan lagi menyelamatkan bokne ke tempat aman. Kayak di film-film perang.

"Boknee... lempar bom molotov ke pangkalan militer depan!!"

"Yang mana?"

"Emm... persis di depan orang seragam putih!"

"Satpam aatau ibu-ibu pake jilbab itu?

"Emm... satpam... iya itu musuh kita!!"

"Baik!"

Bokne melemparkan bom molotov dengan sekuat tenaga.

**DUARRR

Pangkalan depan berhasil dibom. Gue dan bokne berjalan mengendap menuju pangkalan militer.

"BERHENTI!!!" teriak satpam satunya lagi dari belakang

Gue dan bokne mengangkat tangan. Satpam mendekat, gue dengan cepat mengambil pistol di perut.

Catatan Sang Pengendali TokekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang