Penyihir Bikin Pusing

3 1 0
                                    

Hampir menuju akhir kelas 11, sekolah tokek mulai banyak perubahan. Ini adalah masa transisi sekolah yang dulunya dianggap sarang piton, sekarang beralih ke limbah pabrik. Alhamdulilah, masalah kemalingan atau kehilangan barang sudah mulai berkurang. Sekarang udah banyak guru magang berdatangan, jangan salah, ini termasuk prestasi sekolah tokek. Gue kalau jadi guru magang juga takut ngajar di sekolah tokek—takut dijambret waktu pulang

Gerbang belakang sekolah kini udah diaspal dan dijadikan akses jalan utama. Lapangan basket sekarang jadi lebih bagus karena dicat ulang dan dipasang jaring pembatas berwarna hijau di dekat lapangan. Terakhir, ada gedung baru yang baru diresmikan. Perubahan-perubahan ini yang bikin gue makin cinta sama sekolah ini.

Sekolah tokek akhirnya kedatangan kepala sekolah baru, yang sebelumnya dipimpin oleh mantan ketua begal, ekmm, Pak Anton. Sekarang sekolah tokek diambil alih oleh Pak Yanuar. Dia membuat kebijakan baru.

1. Siswa dilarang kelas membawa handphone selama pelajaran dimulai.

2. Setiap kelas akan dipasang CCTV dan dipantau diruangan kepala sekolah.

3. Bagi siswa yang telat sekolah lebih dari empat, akan kena SP.

4. Siswa yang ketahuan membawa senjata tajam, obat-obatan terlarang dan rokok akan kenak SP3 dan terancam keluar dari sekolah

5. Siswa jangan ngupil sembarangan.

Bukannya apa-apa, semua kebijakan itu sesuai dengan komplain dan keluhan warga sekolah tokek. Setidaknya rasa aman terhadap sekolah tokek naiklah, sekitar... dua persen. Gue yakin sih sama Pak Yanuar bisa membawa perubahan ke arah yang lebih positif.

Nata dikabarkan terpilih sebagai salah satu murid untuk perwakilan olimpiade kimia se-kota batam. Setelah mendengar kabar ini, semangat gue untuk belajar makin naik. Yang biasanya buku paket fisika jadi sandaran tidur kucing, sekarang naik kelas buat nepok kecoak.

Gue salut sama orang yang betah ngerjain soal kimia berjam-jam, Apakah kakek buyut mereka pernah dijilat albert einstein? well bisa jadi. Mungkin kapasitas orang juga beda-beda, kayak Lala yang doyan baca buku, Paklek yang senang ngumpulin jankrik betina, Abel yang suka berantem sama tikus jantan. Pokoknya, semua orang punya porsinya masing-masing. Tapi gue belum tau porsi gue mau kemana.

Sebenarnya selama menginjakkan kaki ke sekolah tokek, gue gak pernah belajar. Yap, sebenarnya otak gue gak mampu dalam bidang akademis. Lebih tepatnya males sih. Namun, gue harus berubah. Gue harus melawan rasa males dan mulai memperbaiki diri. Yap, gue harus punya motivasi yang lebih, jadi gue memutuskan untuk mengikuti semua olimpiade di sekolah tokek.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Orang yang paling cepat menghitung di kelas adalah Galih. Yap, pacarnya Lala sekarang (kayaknya). Ini orang otaknya super canggih, waktu itu ada ulangan harian dan dia mengerjakan hanya 5 menit (gilak bener). Beda lah sama gue yang setiap ulangan, jawabannya pake bahasa mandarin. Pas gue kumpulin, alhamdulilah diterima dengan baik, tapi ya agak memar sikit sih di pinggang. Oke cukup.

Pertanyaan gue, kenapa Galih bisa sangat jago MTK? apa mungkin ibunya waktu hamil suka nyemilin biji sempoa? Kalau gitu logikanya, kenapa gue suka film? Apa bokne dulu suka gigitin bangku bioskop? Oke, balik lagi ke topik utama. Jadi gue berpikir untuk ikut olimpiade MTK. Kenapa MTK? Oke gue bakal ceritain sejarah sedikit. Dulu waktu SD, gue dikenal sebagai Raja Hitung. Gue ini gak ngarang ya, ntah kenapa gue dikasih julukan itu. Kalau gak salah, waktu itu ulangan ujian semester 1 kelas 5 SD. Gue adalah murid satu-satunya yang berhasil mendapat nilai 100. Wali kelas gue yang bernama Bu Amna dengan bangganya menceritakan itu ke semua orang di kelas gue. Sejak saat itu julukan gue disebut. Tapi gue lama-lama kesel juga sama julukan itu. Padahal awalnya biasa aja, tapi makin kesini, julukan itu dipake pada saat yang gak tepat. Contoh :

Catatan Sang Pengendali TokekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang