Ntah kenapa belakangan gue sering buat taruhan-taruhan kecil.
Awal mulanya itu dari Deva. Anak itu menang taruhan 50 ribu dari teman basketnya. Dia berhasil masukin bola basket dari tengah lapangan. Hal ini yang membuat gue terpacu buat tantangan sama geng tokek. Taruhannya mulai dari hal yang penting sampai gak penting sekalipun. Ini beberapa taruhan yang belakangan ini gue terapkan di kelas.
1. Bu yul
Bu yul adalah guru PPKN yang kalau ngajar suka pake bahasa minang, ciri khas yang sering ibu ini sebutkan adalah ambo. Yap, Bu Yul mengganti kata aku, saya, atau gue menjadi ambo. Jadi pada saat ibu ini ngajar di perpustakaan selama 3 jam. Gue, Deva dan Abel harus menghitung berapa kali Bu Yul ngucap kata itu. Gue bertaruh untuk 27 kali, Paklek 24, Rafi 32, Deva 21 dan Abel 17. Nadilah sebagai saksi dan juri untuk mencatat omongan Bu Yul sampe akhir.
Baik, ambo akan menjelaskan tentang bab makna kewajiban hak asasi manusia. Ada beberapa hal yang akan terkait dalam bab ini naak. Ada—"
"Bu!" Gue tunjuk tangan.
"Iya, nak renja. Apo dio?"
"Saya nak tanyo tentang masakan padang yang terenak? Ibu tau indak dimano tempatnyo?"
"Ambo ngerti tidak lagi pelajaran, ambo pikir ini main-main."
"Iya, Bu," bales Rafi. "Soalnya kalau saya beli nasi padang, rasanya gak enak. Siapa tau ibu punya rekomendasi tempat nasi padang mantap."
"Ambo....emm... baiklah. Kebetulan nak, Dulu ambo punya rumah makan padang. Tempatnyo, yaa dulu di deket siko, apatuh... belakang jembatan nato. Ambo, kakak ambo, sama tetangga ambo ikut bantu dulu nak. Emang susah nyari yang mantap nak. Rata-rata, biasa ajo ambo makan tuh. Paling yang mantap itu nak, di... di.. Dekat aviari, kalau ambo tak salah. Dendeng batakoknya enak."
"Hmmmm...Sejarahnya tercipta nasi padang gimana bu yul?" tanya gue penasaran.
"HAAA.. Bagus pertanyaan nak renja iko... dulu... Nekada je postojala osoba po imenu Padang Ambo, aksdads ambo... kulaosdasd hoew ambo, ambo ,ambo .Padang-uloj estas tre unikaj, unikaj Marami ang pumupunta doon ambo-imbo dahil masarap ang rendang lalo na't may cake ang kanyang magandang asawaamboofpmwept34potrambopwep$%$#&!@$!#%sdioen @#$@34....."
*Bel berbunyi
"Oke, yang menangg taruhann ini adalahh....."
"Siapa dil? Cepetan..." Gue bersiap mengepal tangan.
"RENJA!!!" teriak Nadilah "Bu yul ngomong ambo 28 kali."
"YESSSS!!"
"....."
"YANG DIBELAKANG MAIN-MAIN AJA SANA!! AMBO TAK KASIH PR NANTI, AMBO MARAH SANGAT INI, JANGAN MAIN-MAIN SAMA AMBO!!"
"Tambah 3 angka, jadinya rafi yang menang, Re," bisik Nadilah.
"ONDE MANDEEE... AMBOO!!!" teriak gue dalam hati.
2. Lagu Joget
Hana Mutiara Indah adalah salah satu kawan kelas gue yang doyan joget. Yap, dia emang salah satu anggota ekskul dance di sekolah tokek. Gue gak tau awal mula kenapa Hana suka joget. Mungkin waktu kecil, Hana suka diajak nyawer biduan dangdut sama bapaknya. Untuk taruhan Hana agak susah. Ketika dia lagi makan bekalnya. Gue, Rafi, Deva, Abel dan Paklek harus bisa nebak lagu yang membuat Hana berhenti makan, lalu lanjut joget sampe lagu selesai. Rafi memilih lagu tulus, Deva lagu erie suzan - lika-liku. Abel lagu rap orang timur, Paklek lagu pop blues tahun 80an.
Lagu Rafi dan Paklek tidak membuat hana berhenti makan atau bahkan goyang sedikit pun. Lagu Deva dan Abel hanya membuat Hana mengangguk-nganggukkan kepala. Giliran lagu gue yang disetel. Yap, kebetulan waktu itu gue pernah minjam laptop Hana dan hampir semua lagunya adalah K-POP. Untungnya gue tau beberapa lagu K-POP.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Sang Pengendali Tokek
Ficção AdolescenteProlog : Hai hai haaaiiii..., ini saya Renja Sujana. ENGGAK!! ENGGAK!! Kayaknya ini terlalu feminim. Halo, halo bandung Lah malah jadi lagu Seharusnya pake gue, kalau pake saya kayak pidato ketua RT mimpin rapat. Perkenalkan nama dia, Renja. Renja...