Biologi Harga Mati

1 1 0
                                    

Kalau orang nanya soal buku catatan siapa yang paling lengkap di kelas gue, udah pasti jawabannya Nadilah. Udahlah tulisannya rapih, dikasih contoh gambarnya, dan kalau ada bagian yang penting ditebelin pake pena merah. Sekilas, buku Nadilah 11 12 sama buku paket. Buku gue? Emm... lengkap sih... tapi ada kencing tikus dikit. Ngomong-ngomong soal Nadilah, anak ini emang jago soal hafalan. Udah pasti bukan rumus fisika, tapi....

*Gue nganterin Nadilah buat fotocopy LKS

Nadilah : Bang, ini fotocopy bolak balik, 18 lembar, pena merah tebal ukuran 0,55mm tiga, yang pena biru ukuran 0,35mm dua, tipe-x kertas yang tempel ukuran 1x 5 cmnya empat. Hmmm.. Solasi bening ukuran sedang dua, pita merah ukuran 4 meter.
Abang fotocopy : (bengong)
Nadilah : Bang, halo bang....
Abang fotocopy : bentar-bentar, dek. Abang catet dulu yaa...
Gue : Dil, jangan gitu.. Jangankan abangnya, Isaac Newton kalau jadi tukang fotocopy langsung ngamuk pasti..
Nadilah : hahahha, becandee aja awak ni...

*Tiba-tiba ada sosok perempuan pake celana panjang jeans, kaos putih panjang sama rambut yang dikucir kuda.

Nadilah : EHHH... SALSAA??!!
Cewe yang bernama salsa : DILAAHH?!!
Nadilah : SMA mana sekarang awak nii...
Salsa : SMA 3 dill..
Nadilah : owhhh jauhh yaa..
Salsa : cieee sekarang udah ada yang baru nih yaa...
Nadilah : bukan-bukan, ini abang fotocopy magang laa..
Gue : Emm... bener... bener..
Nadilah : Eh, saaa awak nii inget tak utang waktu smp kelas 2. Yang waktu itu awak minjem duit 48 ribu buat bayar Lks bahasa inggris sama Mtk. Terus 25 ribu waktu itu bayar uang kas kelas.
Salsa : (tatapan kosong)
Nadilah : Saaa...
Salsa : inget-inget kayaknya... iyaa...
Nadilah : Owhh, awak bayarin fotocopy saye aja yaa... tak ape kan?
Salsa : .....
Nadilah : Saaa?
Salsa : (kesurupan bawang goreng)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Martabak manis dan telor, gorenggan, es teh manis, dan kopi sudah ada di meja teras Nadilah.

"Ehh, kalian ada ide gak supaya aku bisa masuk olimpiade biologi tanpa belajar?" tanya gue membuka diskusi

"Mana bisa ampas," bales Rafi.

"Bisa, Fi. Kau pikir Frendo seleksi olimpiade fisika? Dia dipilih langsung sama Bu Emma."

"Iyaa, tapikan karena dia pintar jugaa. Sama aktif di kelas, kayaknya itu yang menentukan juga, Re."

"Owh aku tau, Re!" seru Paklek. "Jadi kamu harus nulis list pertanyaan."

"Wihh, boleh juga tuh lek, terus-terus..."

"Nah, ntar ketika dia menjelaskan sesuatu tentang materi, nanti kamu langsung tanya pertanyaan yang susah, seakan-akan ngerti gitu, Re."

"Akhirnya aku punya kawan jenius kayak Paklek gini."

"Saye curige, awak ngirup solar bekas yee?"

"Bukan, Dil," sela Rafi. "Kayaknya sering dikencingin kodok kepalanya."

"Hahahaha, serius dulu cui. Tapi gimana caranya Renja biar dapetin slot olimpiadenya, Lek."

"Ini agak ektrem tapi, Re."

"Santai, ide kau udah mulai sejalan samaku. Lanjutin aja."

"Dia kan masih muda, gimana kalau kau pacaran sama ibu itu."

Gue menepok jidat. "Bener ini, leher kau habis digigit kobra kayaknya."

"..."

Suasana hening, mereka mulai memikirkan sesuatu. Jujur, kayaknya kalau ikut seleksi bakal kalah, karena saingannya juara kelas semua. Sebenarnya masalah cuman diseleksi, kalau gue dah dapet slot olimpiade, gue bakal banyak menghafal tentang biologi. Berhubung waktu yang sangat singkat untuk seleksi dan sepertinya gue punya firasat tidak lolos, makanya gue nanya itu ke geng tokek.

Catatan Sang Pengendali TokekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang