Galautikus meranaus

5 1 0
                                    

Keputusan gue udah bulat untuk move on dari Nata. Jujur, ini berat buat gue. Gue gak tau, apakah ini bakal berhasil atau enggak. Dalam bayangan gue, Nata pasti senang bukan main karena cowo bermuka luwak udah pergi meninggalkannya. Mungkin dalam hati Nata berkata Huhh, akhirnya aku dah terbebas dari manusia berketek monyet itu.

Jujur, gue gak tau alasan Nata begitu jahat sama gue dengan memposting foto gandengan tangan di instagram. Mungkin kalau Nata tidak upload foto itu, gue bakal baik-baik aja. Foto gandengan itu seakan-akan ingin menunjukkan, nih liat! banyak cowo yang mau samaku hati-hati lo janda anak empat.

Gagalnya gue menjadi pacar Nata menjadikan Nata cewek ke-4 dalam hidup gue. Sebenarnya ada banyak, tapi cewek-cewek ini yang pernah gue kejar dengan hati terdalam (halah).

Ninda Lestari Pustika Maharani.

Waktu kelas 4 SD, gue pernah suka sama cewek Ini. Rambut sebahu, punya lesung pipi dikiri, anting dengan bentukan bintang dan senyuman rasa durian. Empat elemen itu yang membuat gue jatuh cinta sama ini anak.

Ninda sama dengan Nata, dia juga salah satu cewek yang sering jadi perebutan anak cowok. Untungnya gue sekelas sama dia, jadi gue punya kesempatan lebih besar dari anak cowok kelas lain. Modus gue kalau deketin dia, yaitu minjem penghapus, penggerok, pensil, uang, ikat pinggang (pokoknya apapun yang bisa dipinjem, gue pinjem). Yap, gue udah kayak gembel yang dipaksa sekolah.

Ninda tidak pernah milih-milih kawan. Itu salah satu sifat cewek yang gue suka. Ya walaupun kalau ngobrol sama gue itu jadinya...

Background : sebelum masuk jam pertama sekolah.

Gue : Ninda kamu pake anting baru yaa?
Ninda : (tersenyum) iyaaa..
Gue : Emmm... belinya dimana Ninda. Aku mau beli juga lah.
Ninda : (matanya menyipit) .......??!!
Gue : Maksudku ini untuk apa tuh... ibuku.
Ninda : Hehehe, emm enggak (menggelengkan kepala)
Gue : Enggak mau kasih tau?
Ninda : Iya
Gue : Kamu harus ngasih tau Ninda!! ( Nada mulai naik)
Ninda : (menggelengkan kepala)
Gue : MAU ENGGAK!!!??
Ninda : IBUU...
Gue : Hehh, maaf-maaf..
Ninda : ....
Gue : kalau bando itu beli dimana?
Ninda : ....
Gue : boleh minjam nggak?

Ninda ——> melempar penggaris besi

Saingan terbesar gue bernama Riki. Yap, sudah taulah kalau saingan gue satu ini pasti berwajah tampan. Selain itu, Riki juga salah satu cowo yang paling ditakutin di kelas gue.  Tinggi, lengan berotot, dan rambut kritingnya membuat semua orang di kelas hormat dengannya (termasuk wali kelas gue, Bu Lila).

Riki terkenal dikalangan cowok dengan otak ngeresnya. Gue heran sama obrolan Riki waktu itu, bisa-bisanya dia tau segala hal tentang dunia pornografi. Selain itu, dia suka kasar sama orang. Gue pernah dipukul pake sapu lantai cuman gara-gara gak sengaja nginjak sepatunya. Tapi anehnya, dia selalu baaaaikk banget sama Ninda. Dia gak segan-segan menyingkirkan kawannya untuk mendapati hati Ninda.

Suatu hari, waktu semua orang berbaris sebelum masuk kelas. Gue berada di ke - 2 barisan dari depan, Ninda berada di depan kanan gue. Gue cuman bengong, liatin rambut Ninda dari belakang. Tiba-tiba Riki memukul pantat Ninda.

"AAAAHHHH!!" Nindi menghadap ke belakang. 

Riki berdiri di sebelah gue. Gue sebenarnya mau nunjuk Riki, tapi niat itu gue urungkan. Pelototan mata Riki seakan-akan berkata "Lo kasih tau, gue kasih tendangan karate nih, MAU LO?!!"

"Siapa tadi yang mukul??!!"

Gue menelan ludah. Riki dengan lantangnya menunjuk gue.

"BU-BUKANN!! BUU—"

*PLAKK!!!

Diva Sieva Malik.

Kelas 6 SD semua kelas diacak. Mungkin doa anak sholeh kali ya. Gue akhirnya sekelas sama anak ini. Kalau kalian gak tau, Diva sieva Malik adalah anak dari Ibu yang pernah mengikuti putri indonesia tahun 90an. Berita ini udah menyebar di kalangan satu sekolah. Bener aja, anaknya super duper cantik luar biasa. Wajahnya blasteran bule, bibirnya tebal, kulitnya putih, dan rambutnya yang lurus.

Catatan Sang Pengendali TokekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang