Gue bersiap-siap untuk masuk ke kelas baru di SMA tokek. Ketika gue lagi duduk di teras sambil ngikat tali sepatu, bokne tiba-tiba duduk di sebelah gue.
"Bang, bokne dapet telepon katanya kamu—"
"Hamilin anak orang? Halah berita hoax itu bokne."
"Hushh... mulutmu sembrono."
"Jadi apa?"
"KAMU KETERIMA SMA TIGA!"
Badan gue tiba-tiba membeku. Tangan gue berhenti ngikat sepatu.
Gilak, kenalan dalem Bokne boleh juga. Kayaknya Bokne bisa masukin gue ke ABRI tanpa seleksi. Tapi, jujur gue gak tau ini kabar senang atau sedih. Ini adalah impian gue dari SMP, tapi dilain sisi, gue udah mulai percaya diri tentang hubungan gue dengan Nata. Ya ada sih kemungkinan ditolak secara mentah-mentah, sekalian disiram air got. Tapi sangat jarang gue suka sama cewe terus dia langsung merespon balik. Terakhir waktu SMP, gue gak sengaja beliin dia jagung, tapi masak gue pacaran sama ayam betina. Lagian kemarin gue juga udah janji sama Frendo akan bersekolah di SMA tokek sampai lulus, masak gue mengkhianati janji seorang sahabat.
"Kamu siap-siap, kita ke SMA 3 sekarang, ngurus daftar ulang dan bayar seragam."
"Emm..."
"Apalagi bang seng ditunggu?"
"Gak papa bokne, aku di SMA ini aja. Soalnya kan udah bayar uang seragam sama daftar ulang kemarin."
Bokne menepok pundak gue halus. "Ibu masih ada duit lagi bang, tapi...Yowislah, itu keputusan kamu bang, tapi jangan nyesel ya..."
"Gak papa kok, Bokne. Pas lulus bisa masukin aku ke—"
"Penjara, Bang? Tak jewer meneh mulutmu."
"Masuk ABRI loo..."
"Ra iso, Bang. Mukamu lebih cocok jadi pengamen."
"....?!@#!$^@?!"
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Ternyata Jarak rumah gue dengan sekolah tokek hanya 9 kilometer. Kalau dihitung-hitung tidak terlalu jauh sih, tapi capek juga kalau berangkatnya... sambil dorong sedan mogok (BUAT APA?!).
Gue sebenarnya pengen banget masuk IPS, tapi untuk sekolah tokekm sepertinya IPA adalah pilihan yang aman. Kenapa seperti itu? Oke mari gue jelasin.
Sekolah tokek menerima murid 216, kelas IPA ada 5 kelas yang setiap kelas berisi 40 – 45 murid. Logikanya adalah murid yang masuk jalur PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) sudah pasti auto masuk IPA. Pertanyaannya adalah bagaimana murid yang masuk IPS kalau murid yang kedaftar seleksi online sudah cukup mengisi semua kelas IPA? Jawabannya adalah setelah jeda iklan berikut ini, maaf bercanda, semua murid IPS adalah murid yang masuk jalur lewat belakang atau bahasa politiknya sogok, ada juga jalur murid bina lingkungan ( murid yang berasal dari daerah tinggal dekat sma), ada juga jalur titipan guru, ada juga janur kuning (mau nikah bang?).
Kalau kalian belum bisa membayangkan lingkungan sekolah tokek. Gue akan menjelaskan lebih dalem lagi.
1, Daerah ini sangat rawan kriminal. Bahkan dalam sebulan, daerah ini bisa masuk 10-12 kali dikoran metro batam. Jambret adalah salah satu kriminal yang paling sering terjadi. Makanya kalau bokne nganter gue ke sekolah, gue langsung saranin bokne jangan bawa tas selempang. BAWA GOLOK AJA!! (Jangan emosi bang)
2. Banyak warung yang melegalkan perjudian dan penjualan miras. Jadi jangan heran, kalau menjelang pagi, banyak orang tertidur di pinggir jalan.
3. Banyak ruko ( rumah toko ) yang kosong terbengkalai. Ruko itu banyak dipakai buat gembel sebagai tempat tinggal, orang gila yang dibuang, anak sekolah ngelem (mabok). Kawasan ruko itu terletak 100 meter sebelum menuju sekolah tokek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Sang Pengendali Tokek
Teen FictionProlog : Hai hai haaaiiii..., ini saya Renja Sujana. ENGGAK!! ENGGAK!! Kayaknya ini terlalu feminim. Halo, halo bandung Lah malah jadi lagu Seharusnya pake gue, kalau pake saya kayak pidato ketua RT mimpin rapat. Perkenalkan nama dia, Renja. Renja...