Barongsai bertepuk sebelah tangan

4 1 0
                                    

Juara 2 dari kelas 10 MIPA 4 dengan jumlah nilai 1313 dan rata-rata 8,7 diraih oleh anak kami Nata agustina. Mohon kepada wali murid agar berdiri di samping anaknya.

Semua orang di lapangan tepuk tangan heboh, termasuk gue. Yap, sudah gue duga, Nata pasti dapet ranking. Gue? jangan tanya gue rank berapa. Ciri-ciri dari ranking gue, pokoknya calon-calon begal motor lah.

Selanjutnya, Juara 1 dari kelas 10 MIPA 4 dengan jumlah nilai 1352 dan rata-rata 8,9 diraih oleh anak kami Bariq Samuel Rizal.

WHATT!!! Oke tenang, tenang, renang. Mungkin musuh gue satu ini emang unggul dalem bidang akademik, tapi gue lebih unggul di.. di .. di.... Dimana ya? Kok gue bingung sih. Bariq dengan santainya berjalan dan berdiri di samping Nata, mereka berdua tos-tosan. Gue cuman bisa tos-tosan sama tangan gue sendiri.

Untuk juara Juara 1 umum dari kelas 10 di raih oleh anak kami Frendo Putro.

Nah, akhirnya gua bisa bangga dengan sahabat gue, Frendo. Anak kampret ini setau gue baru pertama kali juara, apalagi juara umum. Setelah semua orang diumumkan, guru memberikan piagam penghargaan dan amplop cokelat.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Setelah pengambilan raport, gue sama Bokne langsung jalan ke parkiran. Bokne sebenarnya gak terlalu kecewa dengan raport gue, ya karena udah dari SD hasil raport gue tidak pernah memuaskan. Pernah sih waktu SMP gue tercatat sebagai juara 3 di semeter 1 kelas 8. Tapi setelah 3 bulan kemudian, mereka mengoreksi, ternyata nilai gue salah masuk system. Gue langsung diturunkan menjadi ranking terakhir.

Ketika kami berjalan menuju gerbang depan sekolah, tiba-tiba ada yang manggil.

"BUU IDAAA!!"

Sontak gue sama Bokne nengok ke belakang, ternyata yang manggil tadi adalah Bu Shanty. Di samping Bu Shanty juga ada Nata. Seperti biasa, jantung gue berdegup lebih kencang. Ketika mereka mendekat, gue langsung salim tangan Bu Shanty. Nata juga menyalimi bokne.

"Wiss kakak cantik citeeennnn," kata bokne sambil menunjukkan kedua jempolnya.

"Iya, emang cantik," ucap gue pelan.

Nata tersenyum tipis begitu juga ibunya.

"Gimana Renja, dapet ranking gak di kelas?" tanya Ibu Nata

"Ranking 3," gue dengan cepat membalasnya

Bokne melotot ke arah gue, Nata menyipitkan matanya. Dengan nada bisik gue berkata, "Puluh tujuh."

Sontak Bu shanty dan Nata tertawa. Bokne dengan cepat menjewer kuping kanan gue.

"Bu ida, aku mau ngobrol tentang Axel. Dia bentar lagi kan masuk SD."

"Ohh iya, boleh. Disitu aja buu," bales Bokne sambil menunjuk tempat duduk yang mirip jamur.

Tinggal gue dan Nata yang diem-dieman berdiri saling tatap-tatapan. Oke Renja, tarik nafas dalem-dalem lalu hembuskan. Coba deh kamu ngejokes ringan, mungkin itu akan menghilangkan kecanggungan.

"Nat?"

"Iya, Re?"

"Kamu udah dapet cari SD swasta yang bagus belum?" tanya gue

"Hahh? Buat Axel?"

Gue tersenyum. "Bukan, buat kita. Ya, biar anak kita terjamin pendidikannya gitu."

Nata menggelengkan kepala, lalu menoleh ke belakang. "Bu idaaa..."

Bokne menunjukkan kepalan tangannya. Gue melambaikan tangan ke arah bokne.

Catatan Sang Pengendali TokekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang