Apes yang menyenangkan

19 2 2
                                    

Hari ini adalah hari pertama MOS ( masa orientasi siswa ). Pembagian kelompok sesuai dengan urutan peringkat seleksi online kemarin. Setiap gugus berisi 30 orang dan diberi nama universitas yang ada di Indonesia. Sayangnya gue enggak satu gugus sama Nata, begitu pula dengan Frendo. Nata masuk gugus Universitas Indonesia, Frendo masuk gugus Universitas Gajah Mada, dan gue masuk selokan, ekhm.. gugus Institut Teknologi Bandung.

[Chat]

Renja : kamu dah berangkat sekolah nat?

Nata : Udahh ren. aku daritadi duduk di jamur depan lobby. kamu gak sekolah?

Renja : Sekolah kok, bentar lagi mau berangkat nihh.

Nata : ohh yaudah hati-hati re.

Renja : iya nat, thanks.

Tepat lima menit setelah gue chatan dengan Nata. Hujan lebat ditemani petir dan angin kencang. Sebenarnya gue bisa aja gak masuk, tapi masak iya gue gak liat Nata di hari pertama sekolah.

[Chat]

Frendo : Ree, sekolah gak wak?

Reyhan : Sekolah lah, Ndo.

Frendo : Okelah, aku dianter naik mobil. Mau kujemput gak?

Reyhan : Gak usah ndo, duluan aja.

Frendo : Okeoke

Hujan kembali reda ketika waktu menunjukkan pukul setengah sembilan. Yap, ini udah sangat telat. Gue langsung tancap gas ke sekolah tokek. Ketika sampe di sana, pagar sudah ditutup rapet. Namun, gue gak kehabisan akal. Gue berjalan santai menuju gerbang depan, tepat di samping pagar utama ada satpam yang sedang duduk di pos.

"Maaf kau gak bisa masuk, udah jam berapa ini!" teriak Satpam dari dalam pos.

"Engga pak, tadi aku disuruh sama bunda yen beli materai 6000," bales gue.

Satpam itu menatap mata gue dengan tatapan curiga. "Kok bawa tas? Kau pikir saya bisa ditipu?"

Gue menghela napas. "Jadi gini pak, tadi saya lagi duduk di panggung, terus bunda yen nyuruh saya beli materai 6000. Yaudah, saya nyari tuh lewat pintu belakang. Saya muter-muter akhirnya ketemu di dekat sini."

Satpam itu terdiam. "Yaudah-yaudah masuk lah."

Untung saja gue sudah mempersiapkan alibi kecil. Gue tau sih, kalau nipu satpam termasuk dosa kecil.

Gue lari kecil menuju ruangan aula. Ketika gue berlari di lorong kelas 12, ada yang teriak dari belakang.

"WOY!! BERHENTI!"

Langkah gue terhenti, lalu melihat ke belakang. Ada cowo kribo, berbadan besar berdiri di pintu kelas. Mau gak mau, gue berjalan mendekatinya.

"I-iya bang, ada apa ya?" Gue sedikit panik.

"Jam berapa ini?"

"Jam 9, bang."

"Terus, kau mau ngapain jam segini?"

Gue pengen banget jawab "Tadi mau sekolah bang, Tapi setelah melihat bentukan muka abang yang kayak perampok, saya memutuskan nelpon polisi." Tapi gue urungkan, karena itu bisa menimbulkan memar di pipi gue.

"Mau ikut MOS, Bang."

"Tau gak dah jam berapa ini?

"Ta—"

"Push up dulu 50 kali."

Dengan sangat terpaksa gue mengikuti perintah si kribo. 10 push pertama tangan gue masih aman, 30 push kedua tangan gue mulai gemetar, 50 push terakhir tangan gue mengundurkan diri dari anggota tubuh. Setelah selesai push up, gue berdiri. Si kribo senyum-senyum gak jelas, lalu tertawa kencang.

Catatan Sang Pengendali TokekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang