Gue jadi mikir, kayaknya orang-orang seperti gue harus punya sesuatu yang bisa ditonjolkan. Apa itu sesuatunya? Bisa jadi banyak hal, uang, kepintaran, populer, atau jadi atlet. Dari semua itu, yang paling mendekati dari gue itu... emm... eee... bisa bantu mikir gak? Tolong diisi yaa.
.........
Kita bedah satu-satu. Uang? Jangan kan uang saku, uang khas kelas aja gue harus....
Amel (Ketua kelas, sekaligus bendahara)
Amel : (mendekati meja gue sambil membawa buku) Re, udah dua bulan gak bayar uang khas. Jadi kapan nih mau bayar?
Gue : Emm.. Gini-gini. Aku sekarang bawa uang 20 ribu.
Amel : Terus bayarlah
Gue : 10 ribu untuk makan.
Amel : haa...
Gue : 5 ribu buat infaq
Amel : nah sisa 5 ribu itu..
Gue : tapi masalahnya, itu kalau aku punya. Duitku 8 ribu, mel
Amel : AHHKHH!!
Gue : utanglah 5 ribu aku, MelAmel —————> mengambil penggaris besi terdekat
Populer? Menurut kamus besar bahasa Renja, populer itu identik dengan ketampanan. Jadi, untuk menjadi populer dia harus tampan. Kedua, dia harus punya kharisma, ketiga dia dikagumi oleh cewek-cewek bahkan guru-guru. Oke, untuk masalah tampang gue udah gagal.
Kalau tetap dipaksain menjadi cowo populer bisa sih, paling harus ngaku jadi maling sepatu. Ini beneran, gue gak boong. Ada satu murid SMA Tokek yang bernama A***** P***** S***** (ini demi kenyamanan bersama). Sebut saja dia, Mister M. Mister M ketangkap basah sama adek kelas, lebih tepatnya anak kelas 10 IPS 3. Dia ketangkep lalu dilaporkan ke kesiswaan dan guru BK. Hukuman yang diberikan sama guru adalah dia harus keliling sekolah sampai bel pulang dengan tulisan "Saya maling, maafkan saya"
Hukuman ini menurut gue terlalu jahat. Tapi apa boleh buat, mungkin ini salah satu efek jera agar maling-maling yang lain jadi tobat. Dan bener aja, satu sekolah ngomongin Mister M. Satu bulan dari itu, dia mengundurkan diri dari sekolah karena gak kuat sama pembullyan anak tokek— Oke, mulai sekarang gue harus kurang-kurangi nilep pena teman kelas.
Atlet. Banyak anak futsal yang dengan gampang dapet cewek, walaupun muka mereka pas-pasan. Jujur, anak futsal sangat cool dimata gue. Gak tau kenapa, aura dan kharisma mereka sangat beda kalau lagi jalan di lorong kelas. Masalahnya, gue gak jago-jago amat main futsal. Apalagi ditambah postur pendek, badan kurus, ketek apek, sama bau kaki membuat gue langsung dicoret dari tim.
Jadi apakah harus menjadi cowo pintar untuk mendapatkan cewe di SMA tokek ini? Gue emang dari awal gak niat ngejar akademik. Otak gue kalau diadu sama tomat mentah jatuhnya seri. Tapi kayaknya emang gue yang belum mau berusaha deh. Mungkin ini saatnya gue menunjukkan otak gue yang sesungguhnya. Gue udah diskusi dengan otak gue, gini percakapannya.
Gue : tak, kali ini aku mau kamu harus berpikir lebih cerdas
Otak : Bang, gak usah deh bang. Otak lagi males nih
Gue : NGGAK!! Kamu harus lebih dari orang lain tak, kamu harus berguna bagiku.
Otak : Ada film thriller terbaru bang, mau nonton gak?
Gue : JANGAN!! Otak ayo kamu mikir tentang rumus fisika yang kamu simpan.
Otak : Maaf bang, otak gak nyimpen simbol dan angka aneh itu. Series Stranger things baru keluar nih bang. Yuk, kita rebahan dulu.
Gue : serius?? Yang season 4?
Otak : Iya bang, bisa kali satu episode.
Gue : EHHH ENGGAK-ENGGAK. Otak ayoo dong bantu aku jadi orang cerdas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Sang Pengendali Tokek
Teen FictionProlog : Hai hai haaaiiii..., ini saya Renja Sujana. ENGGAK!! ENGGAK!! Kayaknya ini terlalu feminim. Halo, halo bandung Lah malah jadi lagu Seharusnya pake gue, kalau pake saya kayak pidato ketua RT mimpin rapat. Perkenalkan nama dia, Renja. Renja...