81 | Perlawanan Sengit

1.5K 136 16
                                    

- UPDATE SETIAP HARI
- DUA EPISODE SETIAP UPDATE
- JANGAN LUPA BERIKAN VOTE, KOMENTAR, DAN FOLLOW AKUN WATTPADKU.

* * *

Zuna menyerahkan Rudi kepada Diana, setelah Diana selesai membalas bentakan Rudi. Pria itu mendekat pada Reza--untuk menggantikan Septian--yang masih menangis di sisi jasad Sekar. Ia berusaha mengguatkan Reza agar tidak berpikiran untuk melakukan sesuatu kepada Rudi. Karena saat itu, Zuna melihat Reza telah beberapa kali menatap sengit ke arah Rudi yang sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah atas pembunuhan terhadap Sekar. Rudi justru sibuk membentak Diana daripada menyesali tindakan keji yang sudah dia lakukan.

"Jalan!" tegas Diana, seraya mendorong paksa tubuh Rudi.

Diana tidak lagi memasang wajah manisnya di hadapan Rudi, seperti ketika sedang menjalani tugas penyamaran. Wanita itu memasang wajah garang yang sangat dikenali oleh seluruh anggota kepolisian yang sudah lama bekerja bersamanya. Rosna yang masih mengawasinya pun tampak tidak bisa mempercayai hal yang dilihatnya saat itu. Ia dan Rudi benar-benar tertipu oleh akting yang Diana jalani. Mereka tidak pernah menduga kalau semua hal yang Diana tunjukkan adalah rekaan semata, hanya demi bisa membongkar kejahatan yang Rudi perbuat.

"Kamu akan menyesal karena telah menipuku, Na! Kamu benar-benar akan kubuat menyesal!" ancam Rudi.

"Diam, kamu! Tutup saja mulutmu dan bersiap untuk menjalani hukuman yang akan kamu terima!" balas Diana, sama sekali tidak peduli dengan ancaman yang baru saja Rudi ucapkan.

Rudi menatap ke arah Rosna sekali lagi, karena masih berharap bisa mendapatkan pertolongan. Rosna paham dengan arti tatapan putranya saat itu. Hal itu membuatnya memberikan kode ke arah Rudi tanpa disadari oleh siapa pun. Rudi--yang saat itu sudah tidak lagi melekat jarum infus di tangannya--segera menyadari kode yang diberikan oleh Ibunya. Saat dirinya sudah berada di luar ruang perawatan dan Diana hanya mengawalnya sendirian bersama beberapa orang Polisi lain tanpa ada Zuna di sekitarnya, Rudi segera menghentakkan tangannya kuat-kuat agar bisa meloloskan diri dari cengkeraman Diana. Diana sukses terhentak dari sisi Rudi, hingga akhirnya hampir terjatuh ke lantai rumah sakit. Rudi segera memanfaatkan kesempatan itu untuk lari menuju pintu bagian samping rumah sakit.

Rosna terlihat sedikit senang karena melihat Rudi berhasil lari dari Diana. Namun sayangnya Zuna dan Septian segera menyusul keluar untuk melakukan pengejaran terhadap Rudi, ketika mendengar bahwa Rudi mencoba kabur. Diana ikut mengejar dan memilih mengambil jalan dari pintu depan rumah sakit. Rosna segera ikut mengambil jalan lain secara diam-diam, agar ia bisa memberikan akses pada kunci mobil yang dipegangnya kepada Rudi. Bagaimana pun, ia tetap tidak ingin Rudi terkalahkan oleh orang-orang macam Zuna dan Diana. Ia tidak bisa terima karena telah ditipu oleh Diana, jadi setidaknya ia harus bisa membantu Rudi untuk meloloskan diri.

"Rudi!!! Berhenti kamu!!!" teriak Zuna, sambil mengarahkan pistolnya kepada Rudi sambil berlari.

Rudi tidak ingin berhenti meski di belakangnya banyak Polisi mengejar. Laki-laki itu terus berlari sekuat tenaga meski tubuhnya masih belum pulih sepenuhnya. Ia tidak mau kalah begitu saja, setelah jasad Sekar akhirnya ditemukan beserta semua bukti yang mengarah kepadanya.

"Kalau jasad Sekar akhirnya tidak bisa lagi aku miliki, maka setidaknya aku harus berhasil lolos dan menghindari penjara. Aku tidak ingin terkurung di sana seumur hidup. Aku harus tetap bebas untuk bisa membalas Diana yang sudah menipuku habis-habisan bersama Zuna!" geram Rudi, membatin.

Rudi hampir sampai ke mobil milik Ibunya. Namun sayang, ia kalah cepat dari Diana yang sudah lebih dulu sampai ke mobil tersebut. Diana kembali mengarahkan pistolnya kepada Rudi, agar Rudi segera menghentikan usahanya untuk melarikan diri.

"Berhenti kamu, Rudi!!!" perintah Diana.

"Tutup mulutmu, perempuan jalang!!! Jangan harap kamu bisa menangkapku malam ini!!!" balas Rudi, sangat kasar.

Rudi kembali berlari menuju mobil yang lain. Ia tahu persis di mana semua mobil milik keluarganya terparkir di area rumah sakit tersebut. Diana akhirnya bergabung dengan Zuna dan Septian saat Rudi kembali berlari menuju arah lain. Mereka mencoba mengepung laki-laki itu dari berbagai arah, namun nyatanya usaha pengepungan itu gagal karena Rudi sudah hafal mati dengan seluruh area rumah sakit tersebut.

Rosna sudah tiba di dekat mobil miliknya yang terparkir cukup jauh dari mobil-mobilnya yang lain. Ia segera menyimpan kuncinya pada bagian atap mobil tersebut, agar Rudi mudah menemukannya ketika tiba di sana. Setelah menyimpan kunci mobil, perempuan  paruh baya itu segera kembali menjauh sambil mencoba menghubungi suaminya untuk mengabarkan perkembangan yang terjadi. Martin saat ini jelas tidak bisa muncul di rumah sakit meskipun ingin. Wartawan yang tadi meliput masih berada di sekitaran luar gedung rumah sakit, karena masih mengikuti jalannya pengejaran terhadap Rudi.

"Jadi, apakah Rudi sudah berhasil kabur dari kejaran Polisi?" tanya Martin.

"Hampir. Segera saja siapkan tiket pesawat serta identitas baru untuk Rudi. Setelah dia berhasil lolos, usahakan agar dia bisa langsung pergi dari Indonesia dan tidak perlu kembali lagi ke sini," pinta Rosna.

"Kamu tidak perlu takut mengenai hal itu. Semua sedang aku siapkan agar Rudi bisa pergi dan tidak perlu mendekam di penjara."

DORRR!!!

Zuna akhirnya mengeluarkan satu kali tembakan peringatan, ketika Rudi tidak juga mau berhenti berlari. Suara tembakan itu jelas mengagetkan banyak orang, termasuk Rosna yang belum kembali masuk ke dalam gedung rumah sakit. Rosna mendadak merasa was-was usai mendengar suara tembakan tersebut. Ia takut terjadi apa-apa terhadap putranya, sehingga membuatnya batal memasuki gedung rumah sakit dan kembali berjalan menuju mobil yang tadi ia datangi. Rudi tidak mengindahkan tembakan peringatan tersebut dan memilih segera memasuki mobil milik Ibunya. Kunci mobil yang sudah Rosna simpan di atas mobil membuatnya mendapat kemudahan untuk melarikan diri.

"Sial! Bagaimana bisa dia mendapatkan kunci mobil itu?" umpat Septian.

Umpatan itu keluar bertepatan dengan munculnya Rosna di dekat tempat parkiran mobil yang Rudi masuki. Hal itu membuat Diana langsung mengarahkan pistolnya ke arah Rosna, sehingga Rosna tidak lagi bisa berkutik.

"Angkat tangan anda, Dokter Rosna Sari! Anda kami tangkap atas dugaan membantu tersangka pembunuhan melarikan diri!" tegas Diana, dengan wajah penuh amarah.

Rosna langsung dibekuk pada saat itu juga. Kedua tangannya dipasangi borgol oleh para anggota Polisi lain, meski perempuan itu mencoba melawan.

"Lepaskan!!! Kamu tidak bisa berbuat begini padaku!!! Kamu tidak bisa menjatuhkan aku semudah yang kamu pikirkan!!!" amuk Rosna, seraya menatap sengit ke arah Diana.

"Sayangnya, kali ini anda akan tahu bagaimana rasanya dijatuhkan, Dokter Rosna! Dan anda harus selalu ingat, bahwa akulah orang yang menjatuhkan anda ke dalam jurang!" balas Diana, tidak segan-segan.

"Na! Ayo kejar Rudi menggunakan mobil!" panggil Zuna.

* * *

BESOK AKU AKAN UPDATE TIGA EPISODE TERAKHIR 🥳 SAMPAI JUMPA BESOK 🥰

Rahasia Di Sekolah (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang