EXTRA PART 1

1.6K 105 35
                                    

- EXTRA PART 2 AKAN UPDATE TANGGAL 10 JUNI

* * *

"Sayang ... kamu pernah janji sama aku, bahwa kamu akan cerita soal sejak kapan dirimu punya perasaan lebih terhadapku. Kira-kira, kapan kamu mau cerita mengenai hal itu?" tanya Diana, dua jam setelah sah menikah dengan Zuna.

Zuna pun tersenyum ketika Diana mengingatkan soal janjinya. Pria itu baru saja akan membuka dasi yang sejak tadi masih terpasang pada kemejanya. Seharusnya ia bisa membuka dasi itu dengan mudah, karena biasanya pun demikian. Namun karena dirinya membuka dasi itu seraya memikirkan masa lalu yang indah soal Diana, akhirnya ia terlupa bagaimana cara membuka dasi seperti yang biasa ia lakukan.

"Kamu masih ingat saat kita pertama kali berkemah, Sayang?" Zuna memulai.

Diana menyajikan kopi beserta cemilan ke atas meja ruang tengah.

"Pertama kali kita ikut berkemah saat masih di SMP GENTAWIRA, 'kan? Ya, Insya Allah aku masih ingat. Memangnya kenapa, Sayang?" Diana mulai penasaran.

Zuna menatap wajah Diana seraya tersenyum bahagia. Ingatannya benar-benar kembali ke masa yang indah, hanya karena ada Diana di dalamnya.

Perkemahan Bumi Asri, 2005 ...

Semua orang sedang sibuk memasang tenda bersama tim masing-masing. Hanya ada beberapa siswa dan siswi yang terlihat bersantai, karena merasa sudah memerintah para anggota tim yang mereka pimpin. Kegiatan Pramuka kali itu benar-benar menyenangkan, karena akhirnya mereka bisa berkemah di alam bebas seperti yang sudah diimpi-impikan selama ini. Hal itu akhirnya terwujud, setelah permohonan Pembina Pramuka disetujui oleh Kepala Sekolah SMP GENTAWIRA.

Diana sudah selesai memasang tenda bersama timnya, ketika tatap gadis itu tertuju pada tenda milik tim Zuna yang selalu saja ambruk setelah terpasang sempurna. Ia kemudian mendekat pada Zuna yang saat itu sudah merasa sangat frustrasi dengan keadaan tendanya. Pelan-pelan, ia menepuk pundak pemuda itu agar menyadari kedatangannya tanpa merasa kaget. Zuna benar-benar berbalik saat merasakan tepukan pelan di pundaknya. Ia menatap Diana tanpa mengatakan apa pun, karena dirinya sama sekali tidak akrab dengan gadis itu meski mereka adalah teman sekelas.

"Pakai ini, Zu. Sanggah bagian tengah tendamu pakai besi ini. Insya Allah, tendamu tidak akan ambruk lagi setelah disanggah," ujar Diana, seraya menyerahkan satu batang besi berukuran kecil ke tangan Zuna.

Zuna menerima besi tersebut, lalu kembali menatap Diana seperti tadi.

"Oh ... iya. Terima kasih atas bantuannya, Na," ucap Zuna.

"Ya, sama-sama," balas Diana, yang kemudian segera pergi dari hadapan Zuna.

Setelah menyanggah tenda bagian tengah seperti yang Diana sarankan, akhirnya tenda milik tim yang Zuna pimpin benar-benar bisa berdiri tanpa harus ambruk lagi. Zuna jelas merasa lega akan hal itu. Ia merasa sangat bersyukur, karena Diana bersedia membantunya tanpa diminta. Padahal jika diperhatikan secara seksama, semua orang yang ada di perkemahan hari itu hanya mau sibuk dengan tim masing-masing. Mereka jelas ingin mengejar nilai agar tim mereka menjadi tim terbaik dalam kegiatan Pramuka kali itu. Sama sekali tidak ada yang peduli dengan tim lain, terutama saat pemasangan tenda. Karena bagi Pembina Pramuka, tim mana pun yang tidak bisa mendirikan tenda akan dianggap gagal menjalani latihan yang selama ini berjalan di sekolah.

Namun Diana jelas berbeda. Dia sama sekali tidak peduli dengan persaingan antar tim. Dia memilih memberikan bantuan kepada Zuna, agar tendanya bisa berdiri dan semua anggota timnya tidak akan tidur di luar tenda yang selalu ambruk.

"Baiklah. Setelah semua tenda berdiri kokoh, sekarang saatnya bagi para ketua tim untuk berkumpul," ujar Pembina Pramuka.

Semua ketua dari beberapa anggota tim yang berkemah hari itu benar-benar berkumpul. Zuna sengaja berdiri di samping Beni demi menghindari Rudi. Ia tahu persis kalau Rudi akan menyusahkannya, saat pemuda itu sedang tidak bisa menyuruh-nyuruh anggota timnya sendiri. Sejak tadi hanya Rudi yang lebih sering menunjuk sana-sini ketika pemasangan tenda berlangsung. Jadi dari sudut pandang itulah Zuna enggan berada dekat-dekat dengannya.

Rahasia Di Sekolah (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang