12 | Reza

2.1K 160 11
                                    

- UPDATE SETIAP HARI KAMIS & JUM'AT
- DUA EPISODE SETIAP UPDATE
- JANGAN LUPA BERIKAN VOTE, KOMENTAR, DAN FOLLOW AKUN WATTPADKU.

* * *

Ketika akhirnya mereka masuk ke Ruang Guru, Diana baru sadar kalau Mita ternyata ada di belakang mereka sejak tadi. Ia langsung tersenyum sekaligus menyapa wanita itu dengan ramah, dan mendapat balasan yang sama ramahnya. Mereka baru saja akan duduk di meja masing-masing, saat seorang pria masuk ke Ruang Guru tersebut. Diana belum pernah melihatnya sejak kemarin. Namun jika dilihat dari penampilannya, sangat jelas kalau pria itu adalah seorang Guru seperti yang lainnya.

"Eh, Pak Reza. Sudah sehat, Pak?" tanya Beni, sambil menjabat tangan Reza.

"Alhamdulillah sudah, Pak Beni," jawab Reza, seraya melirik sekilas ke arah Diana yang menempati meja milik Helmi.

Diana tidak memperhatikan Reza terlalu lama, karena kini perhatiannya tertuju pada sosok Sekar yang tampak sedang tersenyum. Entah hal apa yang membuat sosok Sekar bisa tersenyum begitu cantik. Intinya Diana merasa senang, karena bisa melihat senyum di wajah itu lagi seperti kemarin.

"Siapa itu, Pak Beni? Guru baru?" tanya Reza.

"Iya, Pak Reza. Dia adalah Guru Biologi yang baru. Namanya, Bu Diana. Pak Helmi meninggal dunia dua hari yang lalu, jadi Pak Rudi segera mencari Guru pengganti agar mata pelajaran Biologi di sekolah ini tidak terbengkalai," jawab Beni.

"Innalillahi wa innailaihi raji'un. Pak Helmi meninggal? Meninggal kenapa, Pak? Sakit?" Reza tampak begitu kaget.

"Bunuh diri di ruang kelas 2-B, Pak Reza. Dia ditemukan dua hari lalu pagi-pagi sekali oleh cleaning service dalam keadaan tergantung di ruang kelas tersebut," jelas Beni.

Reza benar-benar tidak bisa menyembunyikan ekspresi tak percaya dari wajahnya, setelah mendengar berita itu. Diana bangkit dari kursinya karena akan segera pergi ke kelas pertama dalam jadwalnya. Wanita itu langsung saja berlalu tanpa mengatakan apa-apa, karena terlalu fokus pada jadwal mengajar yang sedang ia lihat.

DIANA
Zu! Ada Guru lain ternyata di sekolah ini yang baru kulihat. Dia tidak masuk kerja sejak beberapa hari lalu karena sakit. Dia tampak kaget dengan berita kematian Almarhum Helmi dan kaget karena aku adalah penggantinya Almarhum Helmi. Namanya Reza, orangnya ganteng.

ZUNA
Aku juga ganteng! Enggak perlu kamu menilai pria lain selain aku!

DIANA
Heh! Jangan fokus pada keterangan soal gantengnya Reza yang aku laporkan, dong! Fokuslah pada laporan lain yang aku berikan! Kamu bisa periksa alibinya, apakah kira-kira dia benar-benar sakit sehingga tidak masuk beberapa hari? Apakah kira-kira dia tahu soal Almarhum Helmi yang akan pulang larut malam pada saat menjelang waktu kematiannya? Kalau urusan gantengnya dia, biar aku yang urus!

ZUNA
Jangan ganjen kamu, Na! Aku enggak akan biarkan kalau kamu sampai keganjenan sama Guru tidak ganteng bernama Reza itu!

DIANA
Ganteng, Zu! Sumpah, dia ganteng banget! Melebihi Angga Yunanda, malah!

ZUNA
AKU YANG PALING GANTENG, DIANA! TITIK!

Diana kembali menyimpan ponselnya ke dalam saku, saat tiba di kelas 2-B yang akan diajarnya. Akhirnya ia menginjakkan kaki ke kelas yang menjadi tempat meninggalnya Almarhum Helmi, setelah kelas itu diperbolehkan dipakai kembali. Sosok Sekar tampak melayang-layang di bagian belakang kelas itu, seakan itu adalah tempat favoritnya. Pikiran Diana sekilas kembali teringat dengan masa lalu, di mana kelas itu juga pernah menjadi kelasnya sebelum pindah dari sekolah tersebut.

Diana baru saja akan memulai materi pada mata pelajaran Biologi, ketika pintu kelas itu diketuk oleh seseorang. Tatapan Diana tertuju pada sosok tinggi yang tampan dan tengah tersenyum ramah ke arahnya. Dia adalah Reza, Guru yang baru dilihat oleh Diana di Ruang Guru.

"Maaf jika saya menyela anda, Bu Diana. Bisakah kita bicara berdua sebentar di luar?" mohon Reza, tampak sedikit tidak enak.

"Iya, Pak Reza. Silakan saja jika ada yang perlu disampaikan. Tidak masalah soal menyela sebentar," tanggap Diana.

Wanita itu berjalan mendekat pada Reza dan kini mereka sama-sama berdiri di luar kelas.

"Uhm ... begini, Bu Diana. Sebelum-sebelumnya saya dan Almarhum Pak Helmi sering bertukar jadwal mengajar setiap hari Kamis, karena Pak Helmi akan mengajar lagi di tempat les pada pukul sepuluh pagi, sebelum dia melanjutkan jam mengajarnya di kelas 1-A setelah jam istirahat. Jadi, karena Pak Helmi sudah ... ya ... Bu Diana pasti paham, uhm ... apakah jadwalnya akan tetap mengikuti jadwal pelajaran yang Pak Rudi berikan atau Bu Diana akan bertukar jam mengajar dengan saya seperti yang Almarhum Pak Helmi lakukan?" tanya Reza, agak gugup saat berhadapan langsung dengan Diana.

"Apakah jika kita berdua menjalani jadwal mengajar sesuai dengan yang tertera pada jadwal dari Pak Rudi, akan mengganggu aktifitas mengajar Pak Reza?" tanya Diana.

"Sebenarnya tidak sama sekali, Bu Diana. Saya orang yang cukup fleksibel untuk urusan waktu mengajar, karena saya hanya bekerja di sekolah ini," jawab Reza.

"Oke. Kalau memang kembali menjalani jadwal seperti yang sudah dijadwalkan oleh Pak Rudi tidak akan mengganggu jadwal mengajar Pak Reza, maka sebaiknya kita berdua menjalani jadwal itu seperti yang sudah dijadwalkan," Diana memberi jawaban.

"Baiklah kalau begitu, Bu Diana. Terima kasih atas waktunya, dan sekali lagi maaf jika saya mengganggu waktu mengajar Bu Diana pagi ini," ucap Reza, seraya tersenyum sopan.

"Iya, Pak Reza. Sama-sama," balas Diana.

Setelah Reza pergi dari hadapan Diana, wanita itu pun buru-buru mengeluarkan ponselnya seraya berjalan masuk ke dalam kelas kembali.

"Sementara waktu, silakan mencatat dulu dari halaman empat puluh tiga sampai halaman empat puluh delapan. Dirangkum saja bagian yang paling penting," perintah Diana, lalu segera duduk di kursi Guru untuk menulis pesan.

DIANA
Zu! Aku dapat info baru soal Almarhum Helmi. Aku dapat info itu dari Reza, karena ternyata setiap hari Kamis dia akan bertukar jam mengajar dengan Almarhum Helmi. Almarhum Helmi meminta pertukaran waktu mengajar dengan Reza, karena akan mengajar di sebuah tempat les pada jam sepuluh pagi, sebelum dia kembali lagi ke sini setelah jam makan siang untuk mengajar kelas 1-A. Coba kamu cari tahu, di mana tempat les yang menjadi tempat kerja kedua bagi Almarhum Helmi.

ZUNA
Dia menceritakan soal pertukaran waktu mengajar itu, karena ingin tahu apakah kamu akan bertukar jam mengajar dengannya seperti yang Almarhum Helmi lakukan?

DIANA
Iya, dia menceritakan soal itu karena harus bertanya padaku soal pertukaran jam pelajaran seperti yang biasa Almarhum Helmi lakukan. Oh ya, Zu, nama lengkapnya Reza Sadewa semisal kamu mau mencari tahu soal alibinya. Aku baca tag name dia saat kami sedang bicara berdua di depan kelas yang sedang kuajar.

ZUNA
Oke, akan aku selidiki. Tapi ingat, jangan terlalu dekat dengan dia meski dia ganteng melebihi Angga Yunanda! Kalau aku belum memberi penilaian, maka kamu jangan asal naksir sama pria manapun! Paham, 'kan?

DIANA
Iya, sahabatku yang bawel. Aku paham, kok. Cepat sana, cari tahu tentang dua hal yang aku katakan padamu tadi.

* * *

Rahasia Di Sekolah (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang