62 | Menduga Soal Harapan Sekar

1.5K 127 5
                                    

- MINGGU INI AKU UPDATE 4 BAB SEKALIGUS, KARENA BESOK (RABU) AKU HARUS MENJALANI OPERASI. INSYAALLAH MINGGU DEPAN KEMBALI UPDATE HARI KAMIS DAN JUMAT
- DUA EPISODE SETIAP UPDATE
- JANGAN LUPA BERIKAN VOTE, KOMENTAR, DAN FOLLOW AKUN WATTPADKU.

* * *

Zuna dan Diana menatap tak percaya ke arah sosok yang akhirnya diperkenalkan oleh Reza sebagai kekasihnya. Keduanya melongo selama beberapa saat, hingga setelahnya barulah Diana bereaksi dan memeluk wanita itu untuk menyapanya dengan hangat.

"Masya Allah, kamu ternyata pacarnya Reza, Li? Kenapa tidak bilang padaku? Padahal kita kemarin 'kan bertemu dan mengobrol begitu lama," Diana bertanya-tanya.

Lia membalas pelukan itu seraya tersenyum. Rasa nyaman yang kemarin ia rasakan, kini ia dapatkan kembali ketika berada di sisi Diana. Kehadiran Diana benar-benar berbeda dengan kebanyakan wanita dan Lia menyadari itu sejak pertama kali bertemu.

"Aku tidak bilang apa-apa padamu, karena kemarin memang tidak ada hubungan antara aku dan Kak Reza, Na," jelas Lia.

Mendengar hal itu membuat Diana dan Zuna segera mengalihkan tatap kepada Reza, seakan mereka ingin mendapat penjelasan lengkap dari pria itu. Reza sendiri terlihat sangat tenang dan selalu tersenyum ketika menatap Lia yang masih ada di samping Diana. Pria itu tampaknya sangat bahagia setelah membuat keputusan menjalin hubungan dengan Lia.

"Lia benar, Na. Kemarin saat Lia bertemu kamu, kami belum memiliki hubungan apa-apa. Aku datang ke rumah Lia setelah kamu mengantarnya pulang. Aku melihat kalian berdua dari seberang jalan, dan setelah kamu pergi barulah aku datang ke rumahnya," jelas Reza, tanpa mengungkit soal Zuna yang kemarin mengajaknya mengikuti Diana.

Meski Zuna tidak keberatan jika akhirnya Reza akan mengatakan soal apa yang kemarin mereka lakukan, nyatanya Reza lebih memilih tidak mengaitkan Zuna sama sekali. Reza tidak ingin Diana bertanya-tanya ataupun merasa kesal pada Zuna, jika sampai tahu kalau kemarin dirinya diikuti saat akan bertemu dengan Lia. Reza ingin semuanya baik-baik saja, karena hal itu juga akan membuat Lia merasa tenang.

"Maksudmu, hubungan kamu dengan Lia baru terjalin semalam?" Zuna ingin lebih diyakinkan.

"Iya, Zu. Seperti itulah yang terjadi," jawab Reza.

Diana pun tersenyum lega. Ia segera mempersilakan Lia untuk duduk pada kursi yang masih kosong bersama Reza. Ia sendiri segera kembali duduk bersama Zuna seperti sebelumnya, sehingga posisi mereka berempat kini saling berhadapan di meja tersebut. Mereka memesan makanan agar bisa makan siang bersama. Pesanan mereka datang tidak lama kemudian, sehingga tidak ada waktu yang terbuang karena masing-masing dari mereka harus kembali ke tempat kerja.

"Aku belum sempat menyampaikan pesanmu pada Sekar, Li," aku Diana. "Hari ini Sekar lebih sering mengikuti Reza di sekolah daripada mengikuti aku. Dia terlihat senang sekali dan tidak mau jauh-jauh dari Reza."

Mendengar hal itu, Reza pun teringat sesuatu yang sejak tadi ia sembunyikan. Ia segera menggulung sedikit ujung lengan kemejanya, lalu memperlihatkan gelang berwarna biru yang melingkari lengannya.

"Mungkinkah karena Sekar melihat ini ada padaku?" tanya Reza, menduga-duga.

Diana dan Zuna menatap gelang itu dengan ekspresi terkejut. Keduanya tahu, bahwa itu adalah gelang yang dulu pernah diberikan oleh Sekar kepada Lia sebagai hadiah. Lia sendiri pun tersenyum tipis ketika kembali melihat gelang itu di lengan Reza. Ia kembali teringat Sekar dan merasa bahagia jika memang bahagianya Sekar adalah ketika dia melihat gelang itu ada di lengan Reza.

"Ya, mungkin saja begitu. Dulu Sekar selalu terlihat sangat senang ketika aku memakai gelang itu. Sekarang dia pasti merasa senang karena Kakak memakainya," ujar Lia, kembali mengenang masa lalu.

"Mungkin dengan adanya gelang itu di tangan Reza, Sekar tahu kalau akhirnya kamu sekarang akan menjadi bagian dalam kehidupan Kakaknya. Dan mungkin itulah yang Sekar inginkan selama ini, sehingga Diana melihatnya sangat bahagia lebih dari biasanya ketika berada di sekitar Reza," imbuh Zuna.

Reza dan Lia pun terlihat memikirkan hal yang Zuna katakan. Keduanya merasa bahwa hal tersebut cukup masuk akal, karena Sekar memang selalu mengharapkan hal-hal baik semasa hidupnya di masa lalu. Diana kemudian terpikirkan hal lain, yang mana hal itu berkaitan dengan obrolannya kemarin dengan Lia.

"Dulu Sekar selalu bercerita soal kedua orangtuanya dan juga soal Reza padamu, 'kan, Li?" tanya Diana.

Lia mengangguk.

"Iya, Na. Itu benar. Dulu Sekar selalu bercerita padaku soal keluarganya terutama soal Kak Reza yang sangat dia sayangi," jawabnya.

Diana pun mengalihkan tatapannya kepada Reza setelah mendapat jawaban dari Lia.

"Sekarang kamu coba ingat-ingat lagi, Za. Pernah atau tidak, Sekar menceritakan soal Lia kepadamu berulang-ulang kali?" pinta Diana.

"Memangnya kenapa kalau Sekar menceritakan soal Lia kepada Reza berulang-ulang kali, Sayang?" Zuna belum paham dengan jalan pikiran Diana.

"Karena itu tandanya, Sekar memang sudah lama ingin memperkenalkan Reza dengan Lia. Dia sudah punya niatan itu sejak lama, karena merasa bahwa Lia memang cocok dengan Reza," jelas Diana.

Reza dan Zuna kini saling menatap satu sama lain usai mendengar penjelasan tersebut. Mereka tampaknya masih belum paham dengan maksud yang Diana sampaikan.

"Aku sama sekali tidak paham, Na. Aku tidak paham maksudmu kali ini," ungkap Lia, jujur.

Apa yang Lia ungkapkan jelas mewakili isi kepala Reza maupun Zuna. Hal itu membuat Diana menghela nafas, karena ternyata tidak mudah memberi penjelasan pada orang lain hanya dengan ucapan singkat.

"Maksudku adalah, Sekar sudah lama ingin menjodohkan dirimu dengan Kakaknya. Dia merasa kamu itu sangat cocok dengan Reza. Karena bagi Sekar, kalian sama-sama orang yang penyayang dan juga penuh perhatian terhadap orang terdekat. Selain itu, Sekar juga pasti berpikir kalau kamu adalah orang harus dilindungi dan Reza adalah orang yang selalu bisa memberikan perlindungan. Jadi, sudah jelas kalian berdua itu sangat cocok menurut Sekar."

Lia terlihat ragu dengan apa yang dipikirkan oleh Diana. Wanita itu merasa tidak yakin dengan harapan Sekar mengenai dirinya dan Reza. Ia justru merasa takut jika Sekar mungkin akan kecewa, karena Reza memilih seorang wanita yang telah meninggalkan dirinya hingga akhirnya harus menghadapi kejadian mengerikan sendirian di masa lalu. Reza pun menyadari kalau Lia kini hanya diam saja sambil melamun. Ia tahu kalau pikiran dan perasaan wanita itu sedang berkecamuk. Maka dari itu ia segera meraih tangan Lia untuk digenggam dengan hangat. Lia pun menoleh ke arah Reza ketika merasakan genggaman tangan pria itu. Ia bisa melihat senyumnya. Ia bisa melihat tatap penuh sayang yang tertuju untuknya.

"Jika itu memang benar, maka aku jelas tidak salah menjatuhkan pilihan. Adikku selalu tahu hal-hal terbaik untukku, dan aku akan menerima apa pun hal baik yang dia pilihkan. Insya Allah," janji Reza, agar Lia tidak lagi meragu mengenai hubungan mereka saat ini.

* * *

Rahasia Di Sekolah (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang