Setelah selesai berbicara dengan pihak wedding organizer yang akan mengurus semua keperluan pernikahan mereka, Reza pun mengajak Lia berjalan menyusuri Pantai Karang yang terbentang di hadapan mereka. Reza akhirnya memilih untuk setuju dengan ide dari Diana, mengenai lokasi yang bagus untuk dijadikan tempat pernikahannya dengan Lia. Gili Trawangan benar-benar indah. Reza sama sekali tidak menyesal mendengar saran itu, karena saat ini ia bisa melihat bahwa Lia juga menyukai lokasi tersebut.
"Diana benar-benar menyarankan pada Kakak untuk melamar dan menikah di sini?" tanya Lia.
"Ya. Itu benar. Diana sendiri yang memberiku saran untuk melamar dan menikah di Gili Trawangan dengan wanita yang aku pilih. Saat itu, dia bahkan belum tahu kalau kamu adalah wanita yang aku pilih dan akan aku nikahi," jawab Reza.
Lia pun berhenti sejenak untuk mengambil cangkang kerang yang ia lihat di antara pasir pantai. Reza menunggu dengan sabar, lalu kembali berjalan bersama setelah cangkang kerang yang cantik itu ada dalam genggaman Lia.
"Dan Kakak langsung setuju dengan saran itu? Apakah rencana lokasi yang sebelumnya Kakak pikirkan tidak sebagus saran lokasi yang Diana berikan?" Lia penasaran.
"Lokasi yang aku pikirkan sebelumnya adalah tempat yang bagus. Tapi saat Diana memberiku saran dan menyebut Gili Trawangan, aku langsung teringat kamu dan warna kesukaanmu. Lihatlah ... hamparan laut yang sedang kita tatap saat ini berwarna biru seperti warna kesukaanmu. Jadi pada saat itu, aku langsung merasa bahwa saran dari Diana untuk menjadikan Gili Trawangan sebagai tempat bagiku untuk melamar dan menikahimu adalah saran terbaik yang pernah aku dapatkan."
Lia pun tersenyum. Reza benar soal warna laut yang sedang mereka tatap saat itu. Ia merasa sangat bahagia saat menatapnya, karena warnanya sama persis dengan warna kesukaannya. Warna yang begitu menenangkan dan selalu mampu membuatnya bersemangat ketika melihatnya.
Reza mendekat dan merangkul Lia dengan lembut. Perasaan wanita itu kembali membuncah, saat kembali merasakan hangatnya sikap Reza setiap kali ada di sisinya. Ia tidak bisa bohong, bahwa dirinya sangat menyayangi pria itu selama ini, sejak pertama kali mereka bertemu di kantor Polisi delapan belas tahun lalu. Hatinya selalu terketuk untuk memberikan ketenangan pada Reza yang selalu saja menangis diam-diam saat mendengar penjelasan dari Polisi mengenai kasus hilangnya Sekar. Hanya saja, ia cukup tahu diri untuk tidak bertingkah sok akrab dan memilih menjaga jarak. Mereka sama sekali belum saling mengenal pada saat itu. Mereka hanya saling tahu satu sama lain, karena Lia terhubung dengan hilangnya Sekar.
Tidak pernah sama sekali terlintas dalam pikiran Lia, bahwa ia akan dicintai oleh Reza begitu dalam. Ia juga tidak pernah membayangkan bahwa Reza akan mengutarakan perasaannya, menjadikannya tambatan hati, hingga akhirnya akan menikahinya beberapa jam ke depan. Semua yang terjalin dengan Reza sama sekali tidak pernah ia harapkan. Namun takdir Allah seakan menuntun pria itu untuk hadir sepenuhnya dalam hidup Lia, tanpa perlu Lia meminta.
"Intinya ... aku ingin kamu terus mengingat setiap detail kisah cinta kita sampai tua nanti. Aku ingin kamu tahu bahwa aku akan selalu jatuh cinta padamu setiap harinya, lagi dan lagi tanpa ada kata ingin berhenti ataupun bosan. Aku tidak akan pernah meninggalkan kamu, Insya Allah. Sebisa yang aku mampu, aku akan selalu menetap di sisimu dan akan memenuhi semua kekosongan yang selama ini ada dalam hidupmu. Kamu tidak perlu lagi memendam rasa sakit sendirian. Kamu punya aku. Aku adalah tempat berbagimu sampai kita tua nanti. Jadi jangan pernah segan untuk membicarakan apa pun denganku. Meski yang akan kamu bicarakan adalah hal tidak penting sekalipun, terus saja bicara dan biarkan aku mendengarkan. Jangan takut menjalin komunikasi denganku, karena aku selalu suka saat kamu mulai berbicara," ungkap Reza, seraya menatap netra indah milik Lia yang selalu dikaguminya.
Mendengar ungkapan itu, Lia mendadak teringat dengan apa yang terjadi beberapa minggu lalu. Ia merasa sangat malu pada Reza dan Wahyu, hingga terkadang ia ingin sekali menyembunyikan wajahnya. Kejadian tidak menyenangkan itu terjadi saat Reza dan Wahyu datang melamar ke rumah Bapak maupun Ibu kandung Lia. Di rumah Bapak kandungnya, Ibu tiri serta saudara dan saudari tirinya bicara dengan nada mengejek, saat tahu kalau kedatangan Reza dan Wahyu adalah untuk melamar Lia. Begitu pula yang terjadi ketika Reza dan Wahyu datang ke rumah Ibu kandung Lia. Bapak tiri serta saudari-saudari tirinya sengaja mengatakan hal-hal yang buruk soal Lia, padahal hal itu sama sekali tidak benar. Mereka semua merasa tidak suka, karena Lia--yang selama ini mereka abaikan--bisa mendapatkan jodoh seorang pria yang berasal dari keluarga baik-baik. Meski Bapak dan Ibu kandung Lia tidak keberatan dengan datangnya lamaran itu, ada saja halangan yang terjadi dari pihak Ibu tiri ataupun Bapak tirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Di Sekolah (SUDAH TERBIT)
Horror[COMPLETED] Kematian seorang Guru di SMP GENTAWIRA membawa Zuna dan Diana kembali ke sekolah lama mereka. Awalnya hanya Zuna yang ditugaskan untuk mengusut kematian Guru tersebut, karena Zuna adalah alumni di SMP GENTAWIRA. Diana--yang sebenarnya ad...