7

663 56 2
                                    

Gracia duduk di bangku dekat kolam
Renang. Pandangannya ia arahkan keatas.
Menatap langit malam dengan beberapa
Bintang menyertainya.

" Dek? "
Shani menepuk pelan bahu Gracia.
Membuat Gracia menoleh dan tersenyum
Kearah Shani.

" Ngapain disini ? "

" Nggak papa Ci, lagi pengen aja. " Gracia
Kembali menatap langit.

Shani ikut duduk di samping Gracia.

" Ci.,, Chika sakit ? " Tanya Gracia tanpa
Memalingkan pandangannya.
Shani menoleh kearah Gracia. Ia sedikit
Heran dengan pertanyaan Gracia. Tumben
Gracia bertanya tentang Chika. Apa dia
Mulai peduli ?

" Jantung Chika bermasalah. Bisa di bilang
Kelainan jantung. " Terang Shani.

" Sebenarnya dia udah dari kecil kayak
Gitu. Mama Papa juga udah bawa Chika ke
Dokter. "

Gracia terlihat terkejut. Ia langsung
Menatap Shani, menunggu Shani
Melanjutkan ucapannya.

" Waktu itu Chika udah dinyatakan sembuh,
Tapi entah kenapa kemarin jantungnya
Bermasalah lagi. "

" Kelainan jantung, sejak kecil ? " Batin
Gracia.

Gracia ingat sebelumia Chika masuk
Hutan ia sempat melihat Chika yang
Beberapa kali memegangi dadanya. Saat
Chika menggendongnya, Gracia melihat
Wajah Chika dari samping seperti sedang
Menahan sakit.

Shani menghela nafas panjang. " Dulu
Waktu dia bayi, Mama Papa sering bawa
Dia bolak-balik rumah sakit. Mama juga
Berusaha buat hubungi tante Veranda. Tapi
Dia sama sekali gak peduli sama Chika. "

" Makanya Mama marah pas tante Veranda
Dateng buat minta Chika kembali. Setelah
Apa yang udah tante Veranda lakukan. "

" Jujur Cici takut. Cici gak mau
Kehilangan Chika. Cici sayang Chika sama
Seperti Cici sayang sama kamu. Kalian
Berdua adik kakak. " Lanjut Shani dengan
Suara bergetar.

Selanjutnya hanya keheningan yang
Menyelimuti mereka.

" Chika...,, bisa sembuh kan Ci ?" Tanya
Gracia lirih.

" Dokter bilang masih ada peluang buat
Chika sembuh."
Shani beralih menatap Gracia.
"Chika juga sayang banget sama kamu dek.
Kamu jangan benci dia ya. " Ucap Shani
Lalu memeluk Gracia.

Gracia hanya diam di dalam pelukan
Cicinya.

Christy berjalan menuruni anak tangga.
Dahinya berkerut saat tiba di ruang makan
Hanya mendapati Papinya sarapan sendiri.

" Mami mana ? "

Papinya menoleh.
" Kity, kamu sarapan dulu ya. Nanti Papi
Yang anter kamu sekolah. Mami lagi gak
Enak badan. " Terang David.

Christy langsung bergegas menuju kamar
Maminya. David yang melihat itu hanya
Menggelengkan kepala. Ia tau Christy
Sangat menyayangi Veranda. Ia begitu
Khawatir mendengar Maminya sakit.

Sejak semalam Veranda merasa badannya
Tidak enak. David sudah membujuk Veranda
Untuk pergi ke rumah sakit. Tapi Veranda
Menolak, membuat David menghela nafas
Kasar.

Christy membuka pintu kamar orang
Tuanya. Ia melihat seseorang tengah
Berbaring dengan selimut hampir
Menutupi seluruh tubuhnya. Christy
Mendekat kemudian menyentuh dahi
Veranda dengan punggung tangannya.
'Panas. '

Ada pergerakan kecil dari Maminya.,
" Kity, kamu belum berangkat ? " Ucap
Veranda dengan suara serak.

" Mami sakit, kita ke dokter ya ? "

 saudara selamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang