26

405 73 4
                                    

Chika duduk di bangku taman sekolah.
Pandangannya menatap lurus ke depan. Sudah satu minggu sejak adiknya Christy memberitahu bahwa Mami dan Papinya memutuskan untuk bercerai. Jujur sekarang ia sangat sedih. Sebenarnya Chika ingin menemani adiknya supaya tidak terus merasa kesepian. Karena kejadian yang menimpa keluarganya.

Seseorang berjalan menghampiri Chika kemudian duduk di sebelahnya. Tampaknya Chika belum menyadari keberadaan seseorang itu.

" Ekhmmm.,,, "

Chika menoleh, ia mendapati seseorang yang sangat ia kenal. Seseorang yang ia ingat menggendongnya saat ia pingsan.
Chika menatap sekilas lalu kembali melihat kedepan.
Seorang siswa yang tak lain adalah Gito.
Entah dorongan dari mana ia memutuskan untuk mendekati gadis yang sedikit mulai menarik perhatian nya.

" Lo hobi banget sih diem disini sendirian, gak ada hal penting lain yang pengen lo lakuin apa, daripada waktu hidup lo terbuang sia-sia cuma buat diam melamun meratapi nasib. " Ucap Gito.

Sebenarnya hati Chika sedikit kesal mendengar celotehan Gito. Dia berkata seolah-olah ia lebih tau.
Chika masih tetap diam, tak menggubris ucapan Gito.

Gito menoleh kearah Chika.
" Gue berasa ngomong sama tembok. "

Chika menoleh kearah Gito. Mata mereka saling bertemu. Mata coklat yang indah milik Chika membuat Gito tak ingin mengalihkan pandangannya. Ia menatap bola mata indah yang meneduhkan hati itu. Chika juga terdiam menatap mata Gito.

Chika yang tersadar langsung mengalihkan pandangannya.

" Lo ngapain sih disini? " Ucap Chika tanpa menoleh kearah Gito.

" Harusnya lo tuh berterimakasih sama gue karena udah nyamperin lo disini. "
Ucap Gito.
Chika mengerutkan keningnya.

Chika memutar bola matanya malas.

' nih cewek cantik-cantik judes juga kalo ngomong. Ehh, cantik? Sejak kapan? ' batin Gito.

Chika melihat Gito yang sedang menatapnya, membuat Chika merasa risih.

" Heh! "
Gito tersentak kaget.

" Lo ngapain liatin gue gitu banget. Jangan bilang lo suka sama gue. " Ucap Chika.

" Dihh, pengen banget ya lo disukain gue. " Jawab Gito. Ia sedikit merutuki kebodohannya karena ketahuan menatap Chika.

Selanjutnya hanya keheningan yang menyelimuti keduanya. Mereka terlihat beberapa murid yang sedang bermain basket di lapangan.

" Emm btw, thanks buat yang kemaren. " Chika mulai membuka suara.
" Lo udah gendong gue ke UKS. " Lanjutnya.

Gito tersenyum mendengar ucapan Chika.
" Lo bisa juga ya bilang begitu ke gue. Gue kira lo itu cuma cewek manja yang ngeselin. "

" Gue lagi baik ya. Gue gak mau di cap jadi cewek gak tau terimakasih. " Ucap Chika kesal karena mendengar tanggapan Gito.

Gito terkekeh pelan mendengar ucapan Chika.
" Gue juga mau minta maaf karena udah bikin kesan buruk pertemuan pertama kita. " Ucap Gito.

' demi apa ni cowok bilang maaf ke gue. ' batin Chika.

" Gue cape berantem mulu sama lo. Gue harap setelah ini kita bisa berteman. "
Gito mengulurkan tangannya kearah Chika, ia tersenyum manis kearah Chika.

Chika menatap uluran tangan Gito. Ia masih bingung dengan sikap cowok yang selalu membuatnya kesal. Tapi sekarang, ia berubah berhati lembut. Dan senyumnya terlihat tulus.

" Ellahhh, gitu banget ngeliatin gue nya, pegel nih tangan gue. " Ucap Gito menyadarkan Chika.

Dengan ragu Chika membalas uluran tangan Gito. Detik berikutnya mereka tersenyum. Ada sedikit rasa canggung di hati keduanya. Namun mereka juga lega karena sudah berdamai setelah sebelumnya selalu terlibat pertengkaran.

 saudara selamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang