Chika berjalan masuk ke dalam kelas. Ia menaikkan sebelah alisnya melihat Lulu sedang mengobrol dengan Gito.
' sok akrab banget sih kulkas biang rusuh. ' batin Chika memandang Lulu dan Gito." Minggir lo.,,, " Ucap Chika berdiri di samping Gito.
Gito hanya menaikan sebelah alisnya menatap Chika." Minggir ini tempat duduk gue. " Kesal Chika.
Gito hanya melihat bangku yang ia duduki lalu kembali menatap Chika.
" Gue disini, lo pindah kebelakang. " Ucap Gito santai.
Chika mendelikan matanya mendengar ucapan Gito." Apa lo bilang?? "
" Kurang jelas apa yang tadi gue bilang? "
" Ini tempat gue. Lo pindah sekarang! "
" Gak. Gue gak mau. Lo aja yang pindah kebelakang. "
" Pindah sekarang atau gue tarik lo secara paksa! " Kesabaran Chika sudah habis. Ia langsung mencubit pinggang Gito.
" Akkkhhh sakit woyyy! " Gito meringis saat Chika mencubit pinggang nya.
" Pindah sekarang buruan!! " Teriak Chika.
" Iy.. Iya-iya tapi lepasin tangan lo dari pinggang gue. "
Chika langsung melepaskan tangannya. Gito mengusap pinggang nya, yang ia yakini pasti membiru akibat cubitan dari Chika. Ia sedikit meringis merasakan sakit di pinggangnya.
" Galak banget jadi cewek. " Gumam Gito. Ia pun segera pindah dari tempat duduknya. Lulu yang melihat kelakuan Chika dan Gito hanya menggelengkan kepalanya.
" Ribut mulu. " Ucap Lulu.
" Dia yang duluan! "
Melody mengerjapkan matanya perlahan. Ia mencoba mengenali ruangan yang saat ini ia tempati.
" Mel,. Kamu udah sadar? " Ucap seseorang yang tak lain adalah Dio.
" Aku dimana? "
" Kamu di rumah sakit. Semalam kamu pingsan. " Ucap Dio sambil mengusap lembut kepala Melody.
" Anak-anak mana? " Tanya Melody karena tidak melihat Shani dan Gracia.
" Shani kuliah dan Gracia sekolah. Tadinya mau disini aja jagain kamu. Mereka khawatir banget melihat keadaan kamu semalam. "
" Maaf udah bikin kalian khawatir. " Ucap Melody lirih.
Dio tersenyum sambil terus menatap Melody.
" Jangan ngomong kayak gitu. Kita semua sayang sama kamu Mel. "" Sekarang kamu makan dulu aku suapin. Untuk beberapa hari kedepan kamu masih harus dirawat disini, sampai kamu bener-bener pulih. " Ucap Dio.
Jam pelajaran kedua adalah olahraga.
Entah kebetulan atau tidak Chika dan Gito sama-sama tidak membawa seragam olahraganya. Mereka pun harus menerima hukuman karena tidak mengenakan seragam olahraga." Kalian lari keliling lapangan 15 kali. " Ucap guru olahraga.
Keduanya membulatkan mata mendengar jumlah putaran lari untuk hukuman mereka.
" Pak, lapangan nya kan luas banget. Gak bisa kurang? " Keluh Chika.
" Iya Pak. Setengah nya aja deh. " Lanjut Gito." Kalian kira ini pasar pake nawar segala. " Ucap Pak Rendy, guru olahraga mereka.
" Cepat lakukan hukumannya. " Ucap Pak Rendy tegas.
" Kayaknya kalian emang jodoh deh. Di hukum aja berdua mulu. " Celetuk Lulu yang berdiri disebelah Chika.