19

462 56 2
                                    

Chika berjalan masuk ke dalam kelas. Ia menaikkan sebelah alisnya melihat Lulu sedang mengobrol dengan Gito.
' sok akrab banget sih kulkas biang rusuh. ' batin Chika memandang Lulu dan Gito.

" Minggir lo.,,, " Ucap Chika berdiri di samping Gito.
Gito hanya menaikan sebelah alisnya menatap Chika.

" Minggir ini tempat duduk gue. " Kesal Chika.

Gito hanya melihat bangku yang ia duduki lalu kembali menatap Chika.
" Gue disini, lo pindah kebelakang. " Ucap Gito santai.
Chika mendelikan matanya mendengar ucapan Gito.

" Apa lo bilang?? "

" Kurang jelas apa yang tadi gue bilang? "

" Ini tempat gue. Lo pindah sekarang! "

" Gak. Gue gak mau. Lo aja yang pindah kebelakang. "

" Pindah sekarang atau gue tarik lo secara paksa! " Kesabaran Chika sudah habis. Ia langsung mencubit pinggang Gito.

" Akkkhhh sakit woyyy! " Gito meringis saat Chika mencubit pinggang nya.

" Pindah sekarang buruan!! " Teriak Chika.

" Iy.. Iya-iya tapi lepasin tangan lo dari pinggang gue. "

Chika langsung melepaskan tangannya. Gito mengusap pinggang nya, yang ia yakini pasti membiru akibat cubitan dari Chika. Ia sedikit meringis merasakan sakit di pinggangnya.

" Galak banget jadi cewek. " Gumam Gito. Ia pun segera pindah dari tempat duduknya. Lulu yang melihat kelakuan Chika dan Gito hanya menggelengkan kepalanya.

" Ribut mulu. " Ucap Lulu.

" Dia yang duluan! "

Melody mengerjapkan matanya perlahan. Ia mencoba mengenali ruangan yang saat ini ia tempati.

" Mel,. Kamu udah sadar? " Ucap seseorang yang tak lain adalah Dio.

" Aku dimana? "

" Kamu di rumah sakit. Semalam kamu pingsan. " Ucap Dio sambil mengusap lembut kepala Melody.

" Anak-anak mana? " Tanya Melody karena tidak melihat Shani dan Gracia.

" Shani kuliah dan Gracia sekolah. Tadinya mau disini aja jagain kamu. Mereka khawatir banget melihat keadaan kamu semalam. "

" Maaf udah bikin kalian khawatir. " Ucap Melody lirih.

Dio tersenyum sambil terus menatap Melody.
" Jangan ngomong kayak gitu. Kita semua sayang sama kamu Mel. "

" Sekarang kamu makan dulu aku suapin. Untuk beberapa hari kedepan kamu masih harus dirawat disini, sampai kamu bener-bener pulih. " Ucap Dio.

Jam pelajaran kedua adalah olahraga.
Entah kebetulan atau tidak Chika dan Gito sama-sama tidak membawa seragam olahraganya. Mereka pun harus menerima hukuman karena tidak mengenakan seragam olahraga.

" Kalian lari keliling lapangan 15 kali. " Ucap guru olahraga.

Keduanya membulatkan mata mendengar jumlah putaran lari untuk hukuman mereka.

" Pak, lapangan nya kan luas banget. Gak bisa kurang? " Keluh Chika.
" Iya Pak. Setengah nya aja deh. " Lanjut Gito.

" Kalian kira ini pasar pake nawar segala. " Ucap Pak Rendy, guru olahraga mereka.

" Cepat lakukan hukumannya. " Ucap Pak Rendy tegas.

" Kayaknya kalian emang jodoh deh. Di hukum aja berdua mulu. " Celetuk Lulu yang berdiri disebelah Chika.

 saudara selamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang