35

331 55 1
                                    

" Mas tumben udah kesini. Aku kan belum telpon kamu. "
Saat Naomi masuk ke dalam ruangan nya, ia melihat sang suami tengah duduk di sofa. Naomi berjalan menghampiri Rangga lalu duduk disebelah nya.

" Jadi, tadi itu di jalan ada kecelakaan. " Ucap Rangga. Naomi membulatkan matanya mendengar ucapan dari Rangga.

" Kecelakaan? Dimana? Kamu baik-baik saja kan? " Naomi langsung memborong Rangga dengan berbagai pertanyaan.

" Bukan aku yang kecelakaan Mi, tapi Shani. Anaknya kak Melody. " Jelas Rangga.

" Kamu serius mas? "

Rangga hanya mengangguk.
" Tadi aku gak sengaja lewat jalan itu dan liat ada
Kecelakaan. Aku coba bantu buat nolongin dan ternyata yang kecelakaan itu Shani. "

" Kamu juga yang bawa ke rumah sakit ? " Tanya Naomi.

" Aku telpon ambulan, dan ikut anter kesini. Aku cuma mau mastiin keadaannya. "

" Kak Melody udah tau? "

Rangga kembali mengangguk.

Gracia membuka pintu kamar rawat Cicinya. Ia melihat Mamanya masih setia duduk disamping bangsal Cicinya. Papa dan juga Chika duduk di sofa. Gracia berjalan masuk perlahan lalu duduk disebelah Chika.

Drrrtttt   Drrrrrttttt

Ponsel Chika bergetar, terlihat ada panggilan nasuk. Chika langsung meraih ponsel yang ia letakkan diatas meja.

" Hallo Mi. " Sapa Chika pada seseorang yang menelponnya.

" Sayang, kalian belum datang? "

Chika diam sejenak, ia menghela nafas sebelum menjawab pertanyaan dari Maminya.

" Maaf Mi, kita gak bisa dateng. Ci Shani.,, Ci Shani., kecelakaan sekarang kita lagi ada di rumah sakit. " Ucap Chika lirih.

" Ya Allah. Kenapa bisa? Apa yang sebenarnya terjadi sayang. "

Bukannya menjawab Chika malah terisak pelan.
Gracia yang duduk disebelahnya mengusap lembut baju Chika, mencoba untuk menenangkan adiknya itu.

" Chika, kamu tenang ya sayang. Nanti Mami sama Papi nyusul kamu kesitu. "

Setelah dirasa cukup, Chika memutuskan sambungan telepon dengan Maminya.

Pagi hari yang biasa diisi dengan kebersamaan sebelum masing-masing anggota keluarga sibuk dengan kegiatan nya. Namun, berbeda dengan pagi hari ini. Seseorang masih setia berada di samping buah hatinya yang masih enggan untuk membuka matanya.

" Pagi Ma. " Sapa Chika pada Melody sambil memeluknya dari belakang.

" Pagi sayang. " Ucap Melody.
Ia berbalik lalu tersenyum menatap putri bungsunya.

" Mama belum sarapan. Mama sarapan dulu ya. "

Melody hanya menggeleng.
" Mama gak laper nak. Kamu udah sarapan? "

Chika menghela nafas. Ia menatap Mamanya melihat raut wajahnya yang sedih.

" Mama gak boleh kayak gini. Ci Shani bakal marah kalo Mama gak mau makan. " Ucap Chika.

Melody hanya tersenyum mendengar ucapan dari Chika.

" Ci Shani mana bisa sih marah sayang. Dia gak akan pernah marah-marah kaya kamu. " Ucap Melody sambil tersenyum.
Bisa Chika lihat, senyum untuk menutupi luka nya.

Pintu kamar rawat terbuka, terlihat seorang dokter datang dengan seorang perawat.

" Selamat pagi. " Sapa dokter yg tak lain adalah Naomi.

" Maaf sebelumnya, saya mendapatkan tugas untuk memantau kondisi pasien atas nama Shani Indira Djuhandar. Jadi untuk kedepan nya saya yang akan menangani nya. " Ucap dokter Naomi masih dengan senyumnya yang ramah.

Melody hanya mengangguk sambil membalas senyumnya yang tipis.

" Kalau begitu saya akan memeriksa Shani. Ibu bisa keluar sebentar. "

Melody yang paham maksud dokter langsung berdiri dari duduknya dan keluar dari ruangan.
Memberi ruang untuk dokter memeriksa Shani.

Chika menatap dokter Naomi yang tengah memeriksa Cicinya. Jika dilihat, dokter Naomi adalah wanita baik-baik. Akan tetapi, kenapa dulu dirinya sampai tega membuat sebuah keluarga hancur, membuat Chika harus terpisah dari ayah dan ibu kandungnya. Tanpa sengaja dokter Naomi juga melihat kearah Chika. Namun, dokter Naomi lebih dulu mengalihkan pandangannya.

Dokter Naomi keluar dari ruang rawat Shani.

" Kondisi nya sudah lebih baik dari pasca kecelakaan. Mungkin sebentar lagi dia akan sadar. " Ucap dokter Naomi setelah selesai memeriksa kondisi Shani.

" Dok, putri saya akan baik-baik saja kan? " Tanya Melody.

" InsyaAllah, jangan berhenti untuk terus berdoa ya Bu. " Ucap dokter Naomi.

" Kalau begitu saya permisi dulu, jika terjadi apa-apa panggil saya saja. "

Dokter Naomi berjalan menuju ke ruangan nya.

Chika langsung memeluk Mamanya dari samping. Mencoba untuk menguatkan Mamanya.
" Ci Shani bentar lagi sadar Ma. Sekarang Mama makan ya. Ci Shani pasti sedih kalo Mama kayak gini. " Bujuk Chika.

Akhirnya Melody mengangguk saja. Ia juga harus memikirkan kesehatannya juga agar bisa terus menjaga keluarganya.

...............

Jari Shani terlihat bergerak. Saat ini hanya ada Gracia yang menunggu Shani. Gracia langsung mendekati bangsal Shani saat melihat Cicinya mengerjapkan mata.

" Ci Shani, syukurlah Ci Shani udah sadar. " Ucap Gracia.
Ia senang karena Cicinya itu sudah membuka matanya.

Shani hanya diam sambil melihat kearah sekelilingnya.

Dan yang ia lihat pertama itu Gracia adik pertama nya.




















 saudara selamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang