Sudah 1 bulan lebih, sejak Veranda melahirkan. Keadaan nya pun mulai pulih kembali. Ia sangat beruntung dan bersyukur karena Tuhan telah memberikan karunia nya bisa berkumpul dengan suami dan anaknya kembali yaitu Chika.
Chika pun sudah kembali ke rumah Mama Melody.
Skip di sekolah.
Gracia duduk di salah satu bangku dekat lapangan sekolah. Ia tersenyum menatap siswa-siswi yang sedang bermain basket di lapangan outdoor sekolah. Sesekali ia berteriak menyemangati adiknya yang juga ikut bermain basket. Meskipun hanya permainan biasa, akan tetapi cukup menghibur siswa-siswi lainnya.
Gracia melihat Chika berlari kearah nya. Chika berlari dengan nafas terengah-engah, membuat Cicinya sedikit cemas. Gracia jelas tau kelemahan adiknya. Chika duduk di sebelah Gracia.
" Minum dulu dek. " Gracia menyodorkan air mineral kepada Chika.
Chika meraih air mineral itu lalu meminumnya perlahan.Sesekali Chika berusaha menetralkan nafasnya.
" Lain kali jangan main terlalu lama, jadi sesek kan. " Ucap Gracia.Chika menatap Cicinya lalu tersenyum. Rasanya sudah lama ia tak mendengar omelan Cicinya.
Gracia mengernyitkan dahinya melihat ada yang salah dari Chika.
" Kenapa malah senyum senyum? " Tanya Gracia.Chika tidak menjawab, ia hanya menggelengkan kepalanya.
" Masih sesek gak? Dada kamu sakit lagi? Atau Cici anter kamu ke rumah sakit ya. " Ucap Gracia kembali.
Ia terlihat begitu khawatir terhadap Chika, membuat Chika semakin melebarkan senyumnya." Cici khawatir ya sama aku? " Bukannya menjawab Chika, malah balik bertanya.
' pertanyaan macam apa itu. ' batin Gracia.
" Kamu ni ngomong apa sih, jelas Cici khawatir sama kamu. "
Chika menatap Cicinya, masih dengan senyum gummy smile nya.
" Aku gapapa kok Ci, aku baik-baik aja. Aku senang Cici khawatir'in aku. "Ujar Chika.
Makasih ya Ci, udah sayang sama aku dan peduli sama aku. Aku sayang banget sama Cici.
Seorang gadis terlihat duduk di salah satu bangku kantin. Ia sedang menunggu seseorang yang mengajaknya bertemu di kantin setelah mata kuliah selesai.
" Shan, sorry ya gue telat. " Ucap seseorang yang kini sudah duduk di hadapannya.
" Lama banget sih Cin, hampir 1 jam aku disini. " Ucap Shani.
Ia sedari tadi menunggu Cindy, sahabatnya dari masa SMA." Tadi dosennya kasih tugas tambahan dulu mana banyak lagi. " Ucap Cindy.
Lalu mengambil minuman yang ada di hadapannya lalu meminumnya sampai habis." Cin minum aku! " Ucap Shani kesal dengan kelakuan Cindy.
Sedangkan Cindy hanya nyengir menampilkan deretan giginya.
" Nanti gue ganti. Udah ah buruan berangkat. Ke buru sore. " Ucap Cindy sambil menarik tangan Shani.
Hari ini Cindy minta ditemani Shani untuk mencari bahan buat tugas kuliah nya. Selama perjalanan, hanya keheningan yang menyelimuti keduanya. Cindy fokus pada kemudi, sesekali ia melirik Shani yang ada di sebelahnya.
Shani hanya diam sambil mengamati pemandangan di jalanan.Mobil Cindy berhenti tepat didepan sebuah perpustakaan besar. Setelah memarkirkan mobil, Cindy dan Shani turun dari mobil dan berjalan masuk kedalam perpustakaan.
" Tumben banget mainnya kesini. " Ucap Shani." Yee, gue bilang nya bukan main. Tapi mau nyari buat bahan nugas gue. " Jawab Cindy.
Ia mulai sibuk mencari buku-buku yang ia perlukan." Tumben aja Cin. Kamu kan orang paling anti kalo harus ketemu tumpukan buku-buku ini. Boro-boro buat dateng ke perpus. "