20

482 66 4
                                    

" Tunggu Ve.,, " Ucap orang itu.

" Lepas. " Ucap Veranda dingin.

" Ve, aku udah lama nyariin kamu. Akhirnya aku bisa ketemu kamu. "

" Lepasin! "

Orang itu menggeleng. " Gak. Aku mau bicara sama kamu. Pliss. "

Veranda mencoba melepaskan genggaman orang itu dari tangannya. Namun ia begitu erat menggenggam tangan Veranda.

" Aku mohon kita harus bicara. " Gak. Aku mau bicara sama kamu. Pliss. "

Veranda menatap laki-laki itu. Laki-laki yang telah menghancurkan hidupnya. Laki-laki yang telah mengingkari janjinya.

" Aku gak mau dengar apa-apa lagi dari kamu. Lepasin tangan aku! "

Laki-laki itu malah menggenggam kedua tangan Veranda.
" Aku minta maaf. Mohon dengerin dulu penjelasan dari aku. " Ucapnya dengan mata yang memerah.
Veranda menarik tangannya, dan berusaha untuk pergi. Namun laki-laki itu malah menarik Veranda dan memeluk nya. Veranda memberontak dalam pelukan laki-laki itu.

" Aku merindukanmu Veranda. Maafin aku. Maaf karena gak nepatin janji aku. Aku mohon kasih aku kesempatan buat jelasin semuanya. " Ucap laki-laki itu lirih.

Laki-laki yang tak lain adalah Rangga. Orang yang pernah menjadi bagian penting dalam hidup Veranda. Namun dia juga yang tega pergi meninggalkan Veranda dan anaknya.

" Kenapa kamu harus kembali.,, " Ucap Veranda lirih.

Rangga membawa Veranda menjauh dari keramaian. Kini keduanya di bangku taman.

" Aku bisa jelasin semuanya. Aku benar-benar menyesal telah meninggalkan kamu dengan anak kita. Dan aku..... Masih sayang sama kamu. "
Ucap Rangga.
Veranda menoleh kearah Rangga.

" Setelah apa yang telah kamu lakukan? "
" Kamu pergi gitu aja ninggalin aku. Kamu pergi saat aku sedang berjuang demi anak kita.Kamu gak tau gimana perasaan aku saat itu. " Ucap Veranda dengan suara bergetar menahan tangis.

" Kamu ingkari janji kamu, dsn kamu pergi gitu aja tanpa alasan apapun. Bahkan kamu gak pernah kasih kabar apapun ke aku. "

" Gara-gara kamu aku jadi benci sama anak aku sendiri. Karena setiap ngeliat dia, aku jadi keinget kamu. Kekecewaan ku sama kamu. Sakit hati aku karena kamu. " Ucap Veranda dengan air mata yang mengalir deras.

" Kamu gak ngerti gimana aku setelah kamu pergi. Aku hancur Ga. " Veranda menundukkan kepalanya.

" Aku minta maaf. " Ucap Rangga.

" Waktu itu Naomi sudah punya anak
masih kecil. "
Rangga menarik nafas kemudian menghembuskan nya perlahan.

" Dulu aku kecelakaan dan mengakibatkan ku kehilangan ingatan ku. Dan Naomi lah yang menyelamatkan ku dan merawatku sampai aku sembuh dan mengingat kembali tentang kamu. Tapi aku terlambat, sebelum itu waktu aku masih hilang ingatan aku menikahi Naomi. Dan Naomi bilang anak kecil itu adalah anakku. Aku pun percaya saja, karena saat itu aku belum mengingat apapun.
Setelah aku mengingat semuanya aku terlambat. " Ucap Rangga.

" Jadi sekarang kamu sudah nikah? " Tanya Veranda.

Rangga mengangguk pelan. Membuat Veranda memegang dadanya dan merasa sesak.
" Dan kamu menikah disaat aku masih menjadi istri kamu. "

Rangga menatap Veranda.
" Maafin aku. Waktu aku menikahi Naomi aku belum ingat apapun dan aku pun menikahinya karena untuk balas budi karena telah merawatku sampai sembuh.

" 10 tahun kemudian, aku dan Naomi kembali. Diam-diam aku coba mencari kamu. Aku juga datengin rumah kita dulu. Tapi aku gak berhasil nemuin kamu. "

" Rangga menatap Veranda, perlahan ia menarik tangan Veranda untuk ia genggam.

" Jujur aku masih sayang sama kamu, aku cinta sama kamu. Gak ada yang berubah Ve. " Ucap Rangga.
selama ia pergi meninggalkan Veranda, hidupnya tidak pernah tenang. Ia selalu memikirkan nasib Veranda dan anak kandungnya yang belum pernah sama sekali ia liat. Kebahagiaan yang ia tunjukkan didepan Naomi hanyalah kebohongan untuk menutupi kesedihan dan penyesalan nya.

Veranda menarik genggaman nya dari tangan Rangga. Ia mengalihkan pandangannya kearah lain.

" Semua udah berubah Ga. Kita udah selesai sejak kamu pergi. Aku udah punya kehidupan lain. " Ucap Veranda.

" Maksud kamu? " Tanya Rangga menuntut penjelasan.

" Aku udah nikah dan hidup bahagia sama keluarga aku yang sekarang. Harusnya kamu gak perlu dateng, kamu gak perlu cari aku lagi. Karena aku dan kamu..........., "

" Bahkan kita masih suami istri. " Potong Rangga pada ucapan Veranda.
Veranda menggeleng,  Rangga menangkup kan kedua tangannya pada pipi Veranda.

" Aku belum pernah nyerai'in kamu, kamu masih istri aku. "

" Tapi kamu udah pergi ninggalin aku. " Veranda melepas tangan Rangga dari pipinya.

" Aku punya alasan Ve......, "

" Alasan untuk menikah dengan wanita lain?  " Ucap Veranda menatap Rangga dengan mata yang sudah basah.

" Aku bener-bener minta maaf. Aku tau aku salah. Aku sayang sama kamu dan anak kita. Kasih aku kesempatan Ve. Cuma kamu wanita yang aku cinta. " Ucap Rangga.
Terlihat air mata jatuh dari pelupuk mata Rangga. Perlahan Rangga mendekat lalu menarik Veranda kedalam pelukannya. Veranda tidak menolak, perlahan ia membalas pelukan Rangga. Tak dapat dipungkiri bahwa Veranda masih sedikit menyimpan rasa pada laki-laki dihadapan nya ini.
Tanpa mereka sadari, ada seorang pria yang menatap mereka dengan mengepalkan kedua tangannya.

Chika masih betah menutup kedua matanya. Gracia duduk di kursi samping ranjang Chika. Dia menatap khawatir pada adiknya ini.
" Sshh.,,,, " Perlahan Chika membuka kedua matanya. Ia memegang kepalanya yang sedikit pusing. Dan dadanya juga masih sedikit nyeri.

" Dek? Kamu udah bangun? " Tanya Gracia.

Chika menoleh kearah Gracia.
" Ci Ge? "
Gracia hanya mengangguk.

" Aku dimana? "

" Kamu di UKS, tadi kamu pingsan habis lari-lari. " Ucap Gracia.

" Lagian kenapa tadi gak bilang gurunya kalo kamu gak boleh aktivitas berat. "

Chika hanya menggeleng menanggapi ucapan Cici nya. Ia beranjak bangun dibantu Gracia lalu duduk diatas ranjang. Ia menatap Gracia disebelah nya. Rasanya ia sudah lama tak menatap Cici nya sedekat ini.

" Lain kali kamu jangan kayak gitu lagi. Cici gak mau kamu kenapa-kenapa. " Ucap Gracia.
Chika tersenyum, ia senang karena Cici nya masih peduli padanya.

" Makasih Ci Ge. " Ucap Chika pada Gracia.
Gracia mengerutkan keningnya, bingung dengan ucapan adiknya.

" Makasih buat?? "

" Makasih karena masih sayang dan peduli sama Chika. " Gracia tersenyum,
Tangannya terangkat mengusap pipi Chika.
" Kamu adik Cici. Dan Cici akan selamanya peduli dan sayang sama kamu. "
Tanpa aba-aba Chika langsung memeluk Gracia. Cici yang sangat ia rindukan.

































Huhuhu😭😭😭 kalian yang oshinya adel semangat terus ya

 saudara selamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang