Naomi duduk di ruangannya sambil menatap lurus kedepan. Ingatannya memutar kembali kejadian saat Veranda mengatakan bahwa Chika
Adalah anaknya dengan Rangga.
' kenapa semua terjadi begitu kebetulan, selama ini dia berada tak jauh dariku. ' ucap Naomi dalam hati.Naomi masih sangat bertekad untuk mempertemukan Rangga dengan anaknya. Tapi disisi lain ia juga harus siap mengatakan pada Rangga tentang kondisi anaknya sekarang.
Mungkin Chika terlihat baik-baik saja seperti anak normal seusianya. Namun, dibalik itu Chika harus berjuang melawan penyakit yang sewaktu-waktu dapat mengancam nyawanya.Hufffftttt....
Naomi menghela nafas berat, memikirkan hal itu membuat kepalanya pusing. Dalam hati Naomi berjanji berusaha membantu Chika melawan penyakitnya.
' kamu harus sembuh untuk mereka yang menyayangimu. ' batin Naomi.Saat perjalanan pulang, Naomi lebih banyak diam. Rangga yang duduk di kursi kemudi heran dengan Naomi hari ini. Sesekali Rangga melirik kearah Naomi yang duduk disebelahnya.
" Sayang? " Panggil Rangga pada Naomi.
Naomi menoleh kearah Rangga." Kamu kenapa? " Tanya Rangga.
" Daritadi kamu diam aja. Ada masalah? "
Naomi kembali menatap jalanan di luar.
" Aku gapapa kok. Cuma lagi capek aja. " Jelas Naomi.
Rangga hanya mengangguk mendengar jawaban Naomi.Sampai dirumah, tanpa berkata apapun Naomi langsung masuk kedalam rumah, Rangga mengikuti dari belakang. Didepan ruang keluarga ada Mirza tengah menonton tv. Mirza melihat kedua orangtuanya berjalan tidak beriringan, membuat Mirza mengerutkan keningnya. Naomi berjalan kearah Mirza lalu tersenyum kepada anaknya itu. Rangga berjalan menghampiri Mirza, sedangkan Naomi tetap melangkah masuk.
" Bunda sama Ayah berantem? " Tanya Mirza setelah Rangga duduk di sebelahnya.
" Siapa yang berantem., " Ucap Rangga heran.
" Terus kenapa jalannya sendiri-sendiri., "
" Bunda kamu lagi capek, pengen langsung istirahat katanya. " Jelas sang Ayah.
Mirza hanya mengangguk paham." Yaudah Ayah langsung ke kamar ya. " Ucap Rangga.
Mirza mengangguk pelan.
Saat Rangga sudah didalam kamar terlihat Naomi tengah melamun.
" Sayang kamu kenapa sih? " Tanya Rangga.Dengan sedikit keraguan Naomi.
" Kak ada yang ingin mau aku bicara'in. " Ucap Naomi.
Ia menatap kearah Naomi yang juga menatapnya.
Sepertinya Naomi ingin bicara serius." Kamu mau bicara apa? " Tanya Rangga lembut sambil menatap kearah istrinya.
Naomi terlihat menghembuskan nafas panjang.
" Kak, ini., "
Dengan ragu Naomi memberikan yang sedari tadi
Ia letakkan Dipangkuannya.
bertanya-tanyaRangga menatap map itu dengan ekspresi bertanya-tanya.
" Ini apa? " Tanya Rangga menerima map tersebut.Perlahan Rangga membuka map, ia mengerutkan keningnya saat mengetahui isinya. Ia lalu menatap Naomi.
" Dia salah satu pasien aku selama ini. Menderita kelainan jantung sejak kecil. "
Huuuffffttt....
" Yessica Tamara Djuhandar, dia anak kak Rangga dan Veranda. "
" Jadi kamu mau lanjut kemana? "
Kini mereka berdua ada di taman komplek rumah Gracia.
" Aku sih udah daftar ke Universitas Negeri. Kalo kamu mau lanjutin kemana? " Tanya Mirza pada Gracia.
" Aku juga sama udah daftar ke Universitas Negeri, tapi kalo gak keterima paling ke swasta. " Ucap Gracia.
" Ngapain natap aku gitu banget. " Gracia merasa risih ditatap oleh Mirza.
" Kamu cantik. "
" Semua perempuan juga gitu kali. "
" Tapi kamu beda, apalagi kalo wajah samping kamu itu sempurna banget. " Puji Mirza membuat Gracia jadi salting.
Skip
Sementara di rumah keluarga Djuhandar.
Terlihat David, Veranda, dan Christy yang datang.
Melihat itu Chika langsung beranjak menghampiri mereka." Mami.,, " Chika langsung memeluk tubuh sang Mami.
Veranda tersenyum sambil membalas pelukan Chika." Mami kok baru kesini, Chika udah nunggu dari kemarin. " Ucap Chika setelah melepas pelukannya.
Veranda tersenyum mendengar nada manja dari Chika.
" Maaf ya, Mami baru sempat kesini. " Ucap Veranda mengusap lembut puncak kepala Chika. Melody ikut tersenyum melihat pemandangan ibu dan anak yang ada dihadapannya." Kemarin Mami kamu sakit. " Ucap David.
Chika terkejut mendengarnya.
" Apa? Mami sakit? Terus sekarang gimana? Kok gak bilang sih kemarin. "Veranda langsung menatap tajam David. Bisa-bisanya suaminya itu tidak bisa menyimpan rahasia. David hanya nyengir sambil menggaruk kepala belakangnya yang tak gatal melihat tatapan horor dari istrinya.
" Mami gapapa sayang. Cuma butuh istirahat. Makanya kemarin belum bisa jenguk kamu. " Ucap Veranda menjawab kekhawatiran Chika.
" Kakak? " Panggil Christy.
Chika menoleh kearah Christy.
" Dek Kitty, ada kamu juga. " Ucap Chika." Aku se gede ini masa gak keliatan. " Ucap Christy cemberut. Chika yang melihat itu langsung menghampiri Christy dan memeluknya erat.
" Pipi kamu chubby banget dek. " Ucap Chika.
Christy langsung melepas pelukannya.
" Masa sih kak? Duhh aku harus diet nichh. " Ucap Christy alay." Alaynya keluar nihh " Ucap Chika memutar bola matanya malas.
Yang lain hanya terkekeh kecil melihat adegan didepan mereka.