14

487 60 7
                                    

Di salah satu Universitas swasta di jakarta, terlihat dua orang gadis sedang duduk di bangku kantin kampus. Mereka
Adalah Shani dan Jinan. Suasana kantin
Yang sepi membuat mereka betah berlama-lama di kantin. Sekedar melepas penat karena baru saja berkutat dengan mata kuliah yang membuat otak
Mereka ngebul.

Jinan tampak lahap memakan mie ayam
Pesanannya. Tidak dengan Shani yang
Duduk disebelahnya, Shani hanya mengaduk-aduk makanannya. Ia sama
Sekali tidak bersemangat untuk sekedar
Mencicipi makanan dihadapannya.
Akhir-akhir ini banyak sekali masalah
Yang muncul ditengah keluarganya.
Mulai dari hubungan Gracia dan Chika
Yang sedang tidak baik-baik saja, Mama
Yang masih terus menjaga jarak dengan
Chika, sedangkan Chika sendiri terlihat
Lebih banyak diam. Shani tau masalah
Antara Gracia dan Chika. Shani pun juga
Sudah mencoba berbicara baik-baik
Dengan keduanya. Namun semuanya
Tetap tidak membuahkan hasil.

Hufffffttttt

' kenapa mereka harus bertengkar karena masalah cinta. ' batin Shani.
Sedangkan Mamanya, Shani tau Mamanya menjaga jarak dengan Chika
Karena Mama ingin terbiasa tanpa Chika.
Tapi bukanlah itu yang membuat keduanya seperti tidak saling dekat,
Padahal menyimpan rindu satu sama lain.
Memikirkan hal itu membuat Shani
Pusing. Berulang kali terdengar helaan nafas kasar dari mulut Shani. Jinan
Yang duduk disebelahnya pun heran
Dengan sikap sahabatnya. Sedari tadi
Shani hanya melamun.

" Shan? " Panggil Jinan.
Tidak ada respon dari Shani. Ia masih
Sibuk mengaduk-aduk makanannya
Dengan pikiran yang entah kemana.

" Shan?? " Panggil Jinan lagi.
Masih tetap sama.

" Cici cani ??? " Teriak Jinan kencang.
Membuat Shani tersentak kaget, dan
Beberapa mahasiswa langsung menatap kearah Jinan. Jinan hanya tersenyum
Kikuk mendapat sorotan banyak mata
Pengujung ka kantin.

" Ehh Nan ada apa? Tanya Shani.
" Ada rasa yang tertinggal. " Celetuk Jinan.
" Hah? Maksud kamu tadi? " Tanya Shani chika .
" Duhh Cani kenapa melamun mulu sih.
Dari tadi gue panggil gak nyaut yaudah "
Ucap Jinan kesal.
Shani tersadar kalau sedari tadi ia sibuk
Dengan pikiran nya sendiri.

" Maaf Nan, aku cuma lagi banyak pikiran aja. " Ucap Shani lesu.

" Kalo ada masalah cerita Shan. Gue mungkin gak bisa bantu, tapi setidaknya
Beban lo berkurang karena udah lo bagi
Ke gue. " Ucap Jinan dengan senyum tulus.

Shani yang mendengar ucapan Jinan tak
Menyangka sahabatnya bisa berbicara
Sebijak itu. Shani menyunggingkan senyumnya.
" Aku gak nyangka kamu sebijak itu
Nan. " Ucap Shani.

" Yee gini-gini gue juga bakat kali jadi motivator. " Saut Jinan tersenyum tengil.

" Oh iya, gimana kabar kedua adek lo?
Kayaknya udah lama banget gue gak ketemu mereka? " Tanya Jinan. Membuat
Pundak Shani merosot.

" Mereka lagi gak baik-baik aja. " Ucap Shani lesu.

" Gak baik-baik aja? Maksud lo mereka
Sakit? Tanya Jinan bingung.

Shani menggeleng. " Mereka kayak lagi
Perang Dingin gitu, diem-dieman. "

" Bukannya kata lo mereka
udah baikan? "

" Iya. Kayaknya gara-gara mereka suka
Sama satu cowok. "

" Ohhh jadi maksud lo rebutan cowok! "
Ucap Jinan setengah berteriak. Membuat
Pengunjung kantin kembali menatap bangku Shani dan Jinan.

" Duhh mulut kamu jangan kayak toa,
Kenapa sih. Malu-maluin" Ucap Shani kesal.

" Ohhh jadi lo malu punya temen
Kayak gue? Sakit hati gue. "

 saudara selamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang