39

277 46 1
                                    

Chika tengah duduk di bangku taman sekolah. Ia tidak sendiri melainkan bersama Lulu. Chika hanya diam dengan pikiran yang entah ada dimana.

Hufftt

Entah sudah berapa kali ia mendengar helaan nafas dadi mulut Chika.

" Chik. "

" Hmmm. " Dehem Chika menjawab panggilan Lulu.

" Lo kenapa sih Chik, kepikiran sesuatu? " Tanya Lulu pada Chika.

Chika masih diam, ia belum menjawab pertanyaan dari Lulu sahabatnya.

" Lu, nyari donor ginjal dimana ya? "

" Lo nanya apa tadi? Donor ginjal ?  Buat apaan ? " Tanya Lulu.

" Ci Shani. " Ucap Chika.

" Ginjal Ci Shani bermasalah Lu. Bekas kecelakaan kemarin. " Lanjut Chika. Ia menundukkan kepalanya.

Lulu kaget mendengar ucapan dari Chika. Sebelumnya Chika sudah memberitahu Lulu bahwa Ci Shani kecelakaan. Namun ia tidak tau jika kecelakaan itu membuat Ci Shani kakak sahabatnya mengalami masalah pada ginjal nya.

" Dokter bilang Ci Shani harus segera mendapatkan donor ginjal. Aku gak tau harus mencarinya kemana. " Punggung Chika terlihat bergetar.
Lulu yang melihat itu langsung merangkul tubuh Chika, mencoba untuk menenangkan sahabatnya.

" Aku gak mau Ci Shani menanggung semuanya. Aku gak bisa melihat dia kesakitan. " Ucap Chika sambil menangis.

Lulu sangat paham dengan apa yang sedang dihadapi oleh Chika.
Ia pun turut bersedih mendengar kabar tentang Shani.

" Lo tenang ya. Gue bakal bantu cari donor buat Ci Shani. "

Chika menoleh kearah Lulu. Ia langsung saja memeluk Lulu.
" Makasih Lu, lo emang selalu ada buat gue. " Ucap Chika sambil memeluk Lulu.

Lulu hanya mengangguk saja menjawab ucapan Chika.

Gracia dan Chika berjalan menuju halaman parkir sekolah. Saat akan menuju mobilnya, mereka melihat ada seseorang duduk diatas motor sambil memainkan ponselnya. Motor itu terparkir tepat disebelah mobil Gracia.

Seseorang itu langsung saja menoleh kearah Gracia dan Chika.
'Mirza. ' batin Gracia.
Gracia menghentikan langkahnya.

Seseorang itu adalah Mirza. Mirza tersenyum kearah Chika.

Chika berjalan menghampiri Mirza, namun tidak dengan Gracia.

" Kak Mirza, ngapain disini? " Tanya Chika.

Chika langsung saja melirik kearah Gracia.

" Nyariin Ci Gre ya? " Tanya Chika lagi.

Mirza ikut menoleh kearah Gracia. Lalu beralih menatap Chika.

" Kamu mau pulang juga? " Tanya Mirza pada Chika.

Chika hanya mengangguk saja.

" Kamu bisa nyetir mobil sendiri kan? " Tanya Mirza kembali pada Chika.
Membuat Chika bingung, Gracia juga tidak mengerti dengan ucapan dari Mirza.

Sontak Mirza langsung mendekat kan bibirnya pada telinga Chika. Gracia yang melihat itu langsung mengalihkan pandangannya kearah lain.

Chika hanya terkekeh saat Mirza membisikkan sesuatu ditelinga nya.

" Oke kak, Chika ngerti. " Ucap Chika langsung tersenyum.

Mirza pun ikut tersenyum.

" Cici, aku pulang duluan ya. Udah ditunggu Mama di rumah sakit! " Teriak Chika pada Cicinya.
Gracia yang mendengar itu langsung lari menyusul Chika.

" Chika! Cici juga mau pulang! " Teriak Gracia.

Namun, Chika sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya perlahan meninggalkan area sekolah.
Meninggalkan Gracia bersama Mirza yang masih setia duduk diatas motornya.

" Kok ditinggal sih, dasar bocil. Trus gue pulang naik apa coba. " Gerutu Gracia.

Huffffttt

Gracia hanya menghela nafas. Ia berjalan menuju gerbang sekolah, berniat menunggu angkutan umum di halte depan sekolah.
Mirza yang melihat itu pun langsung mengejar Gracia, ia langsung menahan lengan Gracia, membuat Gracia menghentikan langkahnya.

..........

Mirza dan Gracia duduk di bangku taman rumah sakit. Saat tadi Mirza mengantarkan Gracia untuk pulang, Gracia meminta Mirza mengantar nya ke rumah sakit saja.

" Gimana kondisi Cici kamu? " Tanya Mirza pada Gracia.

" Seperti yang kamu lihat tadi. Dia baik, tapi tidak dengan ginjal nya. " Jawab Gracia.

" Aku pasti bantu cari donor buat Cici kamu. "

" Aku minta maaf, Gracia. " Ucap Mirza.

Perlahan Mirza meraih tangan Gracia.
" Bisakah kita seperti dulu lagi. " Ucap Mirza.
Gracia terdiam, ia menatap tangan yang masih di genggam Mirza.

" Maaf, kita udah.... "

" Gre, kamu gak bener-bener mutusin aku kan? " Tanya Mirza pada Gracia.

" Aku masih sangat sayang sama kamu. Aku gak mau kamu pergi dari aku, dan aku gak akan meninggalkan kamu lagi. " Ucap Mirza.

Gracia menundukkan kepalanya, punggung nya sedikit bergetar. Perlahan Mirza mendekap tubuh Gracia.

" Jangan pergi lagi, aku gak mau kamu pergi. " Ucap Gracia dalam dekapan Mirza.




















 saudara selamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang