Mobil Dio mulai memasuki sebuah pekarangan rumah. Ia turun dari mobil lalu memandang ke sekeliling rumah. Perlahan ia berjalan kearah pintu rumah dan berdiri didepannya. Ia sedikit ragu untuk mengetuk pintu rumah tersebut.
TOK..... TOK..... TOK
Tangan Dio terangkat mengetuk pintu. Cukup lama ia menunggu, sampai pintu rumah terbuka dan menampilkan seorang gadis.
" Papa ? "
Dio menoleh. Tanpa aba-aba Chika langsung memeluk tubuh kekar Dio dan memeluknya erat. Dio tersenyum lalu membalas pelukan Chika.
" Pa, Chika kangen sama Papa. " Ucap Chika dengan suara bergetar. Dio merasa baju depan nya basah.
" Papa juga kangen sama kamu. " Ucap Dio sambil mengecup puncak kepala Chika, anak yang selama ini ia rindukan. Cukup lama mereka dalam posisi itu, ayah dan anak yang saling melepas rindu. Dari dalam rumah Veranda memandang keduanya, ia melihat berapa dekatnya hubungan Dio dengan Chika meskipun Chika bukan anak kandungnya. Dio begitu menyayangi Chika seperti anak kandungnya sendiri.
" Aku cuma mau minta izin ajak Chika ketemu Melody. " Ucap Dio pada Veranda.
Kini mereka tengah duduk di ruang tamu rumah Veranda." Melody sakit, dia dirawat di rumah sakit dari tiga hari kemarin. " Lanjut Dio.
Veranda dan Chika terkejut, mereka langsung menoleh kearah Dio.
" Mama sakit? Mama baik-baik aja
kan Pa? " Tanya Chika cemas." Mama gapapa, dia cuma kangen sama kamu. Kamu mau kan ikut Papa ketemu Mama. " Ucap Dio menatap Chika.
Chika terlihat memandang kearah Veranda, karena bagaimana pun juga ia harus meminta izin pada Maminya dulu.
Veranda terlihat menganggukkan kepalanya perlahan.
" Kamu sama Papa kamu ke rumah sakit duluan ya. Nanti Mami nyusul sama Christy. " Ucap Veranda.
Wajah Chika sangat berbinar karena sang Mami memperbolehkan nya menemui Melody.Setelah Chika pergi bersama Dio, Veranda masih betah duduk di ruang tamu. Sedari tadi ia mencoba menghubungi David, namun hasil nya Nihil. David sama sekali tidak menjawab telpon atau pun pesan dari Veranda.
Membuat hati Veranda tidak tenang. Baru kali ini ia dan David bertengkar hebat. Ia sangat menyesal telah mengecewakan David.
' kamu dimana Vid. ' batin Veranda.Chika berjalan cepat menuju ruang rawat Melody diikuti Dio dibelakangnya.
Pintu kamar terbuka, Chika lalu masuk menghampiri Melody yang sedang memejamkan matanya. Shani dan Gracia duduk di sofa tak jauh dari bangsal Melody. Chika menatap sekilas wajah kedua Cici nya lalu kembali menatap Melody." Mama? " Ucap Chika lirih.
Ia duduk di kursi samping bangsal Melody, melihat wajah Melody yang begitu pucat. Chika menggenggam tangan Melody. Ini pertama kalinya Chika bertemu kembali dengan Melody setelah hari itu.Tangan Chika terangkat mengusap pipi Melody yang tirus. Rasanya sudah lama sekali ia tak sedekat ini sama Melody.
" Ehhh sayang jangan lari-lari nanti kamu jatuh. " Melody menghampiri Chika kecil yang sudah menangis karena terjatuh saat lari-lari tadi.
" Hiks... Hiks...
Seketika Chika nangis menahan sakit di lututnya yang sedikit berdarah." Ulululu anak Mama kok nangis " Ucap Melody.
Sambil mengangkat tubuh Chika kemudian menggendong nya. Melody mencium gemas pipi Chika yang chubby.
Chika masih betah menangis." Sssstttt sayang, anak Mama gak boleh cengeng ya. Chika kan pinter. " Melody berusaha menenangkan Chika.
Chika sekilas melihat kearah Melody lalu tertawa kecil. Tiba-tiba tangan Chika terangkat mengusap pipi Melody.