24

405 70 2
                                    

Veranda duduk di kursi meja makan sambil menatap hidangan yang sudah ia masak dan siapkan untuk suami dan anaknya. Sudah beberapa pagi pemandangan seperti ini terjadi. Veranda sendiri sudah berusaha untuk meminta maaf kepada David. Ia juga berusaha memperbaiki hubungan mereka. Namun apa yang ia usahakan akan sia-sia di mata David. Apalagi sekarang ditambah Christy yang ikut kecewa terhadap dirinya.

Air mata mengalir dipipi Veranda. Keluarga yang selama ini ia anggap sempurna perlahan hancur karena kesalahan nya sendiri. Orang-orang yang ia sayang perlahan pergi menjauhi nya. Dan mungkin sebentar lagi Chika akan meminta kembali kepada kakaknya Melody.

" Haruskah semuanya seperti ini tuhan. " Batin Veranda dengan air mata yang terus mengalir.

Veranda menghapus kasar air matanya kemudian berjalan cepat menuju kamar. Ia memoles sedikit wajahnya dengan make up tipis supaya tak terlihat habis menangis. Ia mengambil tas di meja riasnya kemudian berjalan keluar rumah.

Mobil Veranda berhenti di salah satu Cafe. Ia turun dari mobil dan masuk kedalam Cafe. Sebelumnya ia sudah menghubungi seseorang untuk ia ajak ketemuan di tempat ini.

Belum lama Veranda duduk, seseorang yang sedari tadi ia tunggu akhirnya datang. Veranda langsung beranjak dan memeluknya.

" Ehh, kamu kenapa Ve? " Tanya seseorang itu yang tak lain adalah Stella.

' sepertinya Veranda memang sedang dalam masalah. ' batin Stella.
Ia mengusap punggung Veranda perlahan, mencoba memberikan ketenangan untuk Veranda.

" Jadi ada apa? " Tanya Stella.
Veranda menghela nafas panjang, kemudian menatap kearah Stella.

" Aku sama David mau cerai. " Ucap Veranda. Stella yang mendengar itu sangat terkejut.

" Apa ? Kami serius? " Tanya Stella.
Veranda mengangguk pelan.

" David gak lagi bikin masalah kan? "
Veranda menggeleng.
" Justru aku yang udah bikin masalah. Aku yang udah ngecewain dia. " Ucap Veranda lirih.

" Apa yang sebenarnya terjadi Ve? " Tanya Stella.

Veranda terdiam sejenak.
" Kemarin aku gak sengaja ketemu Rangga. Dia bilang sama aku kalo dia pengen kita balikan. Status aku sama Rangga memang masih sebagai suami istri. Tapi aku udah gak mungkin lagi balikan sama dia. "

Stella terkejut mendengar ucapan Veranda.
" Dan kemarin saat aku ketemu dia, aku gak tau kalo David juga ada disitu. David liat aku sama Rangga pelukan. Dia ngira aku udah khianatin dia. "

" Udah beberapa hari ini ia bersikap dingin ke aku. Christy juga perlahan mulai menjauhi ku. "

" Aku udah berusaha buat ngerangkul mereka lagi, tapi usaha ku akan percuma dan sia-sia. " Veranda menunduk.

" Aku gak tau lagi harus gimana Stell.....
Perlahan aku kehilangan mereka. " Tangis Veranda pecah.

" Jadi karena itu David mau cerai' in kamu? " Veranda mengangguk menanggapi pertanyaan dari Stella.
" Aku sayang banget sama David. Aku gak mau pisah dari David dan Christy. Aku gak mau kehilangan mereka. " Ucap Veranda sesegukan di pelukan Stella.

" Mama? "
Melody yang sedang duduk di ruang tengah rumah nya. Terdengar Chika memanggilnya. Chika berjalan dan menghampiri Melody dan langsung duduk di sebelah nya. Chika memeluk perut Melody dari samping, membuat Melody tersenyum.

" Kenapa dek? " Tanya Melody.
Sambil mengelus puncak kepala Chika.
" Kangen sama Mama. " Ucap Chika.
Masih dengan memeluk Melody.

Melody terkekeh mendengar ucapan dari Chika.
" Mama juga kangen banget sama kamu. "

" Kamu masih rutin check up kan? " Tanya Melody.
" Iya Ma. " Jawab Chika.
" Mami yang selalu nganter Chika ke rumah sakit. " Lanjutnya.

Berbicara tentang Maminya, Chika merasa beberapa hari ini Veranda tak menghubunginya. Biasanya setiap saat pasti akan selalu menghubunginya. Tapi kali ini, Veranda sama sekali tak menghubunginya.

" Kamu telpon gih, dia juga pasti kangen sama kamu. " Ucap Melody lembut.

Ia mulai menghubungi Maminya yang sudah beberapa hari ini tanpa kabar.

Veranda POV

Jujur aku tidak sanggup memendamnya sendiri. Aku menumpahkan semua isi hatiku pada Stella, sahabatku. Aku tak sanggup melihat orang-orang yang aku sayang perlahan menjauh. Aku tau aku salah. Tapi aku tak ingin kehilangan David dan Christy.

Sedari tadi air mata turun dari pelupuk mataku. Stella juga masih setia menemani dan mendengar semua keluh kesahku.

Drrrtttt...... Drrrtttt..... Drrrrttttt.....

Getaran ponsel diatas meja mengalihkan
Perhatianku. Ku lihat nama Chika tertera di layar ponsel ku.

Aku menghela nafas perlahan. Ku angkat panggilan telepon dari Chika.

Veranda POV end

" Halo Mi? "

" Iya sayang. " Jawab Veranda dengan suara serak khas seperti habis menangis.

" Mi? Mami baik-baik aja kan? "
Tanya Chika yang khawatir dengan Maminya.

" Mami baik-baik aja kok. Gimana kabar kamu disana? " Ucap Veranda berusaha menyembunyikan kesedihannya.

" Chika juga baik kok Mi. " Ucap Chika.

" Mami kapan kesini? " Tanya Chika.

" Emm... nanti ya Mami masih banyak kerjaan. " Bohong Veranda.
Veranda hanya tidak ingin merusak kebersamaan Chika di tengah keluarga Melody. Ia pun belum menceritakan masalah yang terjadi kepada Chika.

" Sayang, Mami tutup telpon nya ya.
Bentar lagi ada meeting sama client.

" Emm yaudah kalo gitu. Mami jangan capek-capek ya kerjanya. Bye Mami. "

" Bye sayang. " Veranda menutup telpon nya.

" Siapa Ve? " Tanya Stella.

" Chika. " Jawab Veranda.
" Dia lagi di rumah kak Melody. Udah beberapa hari ini dia disana. Dia bilang pengen nemenin Mamanya. " Lanjutnya.

" Chika belum tau masalah kamu sama David ? "

Veranda menggeleng.
" Aku merasa Chika lebih bahagia sama kak Melody. Aku gak mau ngerusak kebahagiaan dan momen kebersamaan mereka. " Ucap Veranda lirih.
Stella menatap sendu kearah Veranda.

Chika meletakkan kembali ponselnya. Ia terdiam sejenak memikirkan Maminya.
Ada sesuatu yang tidak ia ketahui dari Maminya. Saat menelpon pun suara Mami terdengar seperti habis menangis. Biasanya akan ada banyak pertanyaan yang di lontarkan Maminya untuk Chika.
Tapi tadi malah Maminya duluan yang minta untuk menutup telpon.
' sebenarnya ada apa Mi. ' batin Chika dalam hati.






















 saudara selamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang