Acara syukuran putri kedua dari Veranda dan David berjalan dengan lancar. Kebahagiaan yang seharusnya menyelimuti dari keluarga Prasetya.
Tetapi ada kabar buruk dari Shani yang mengalami kecelakaan membuat mereka turut sedih. Mereka tetap melanjutkan acara meski tanpa kehadiran Chika dan keluarganya.Freyana Syifa Putri Prasetya.
Itulah nama yang diberikan oleh David untuk putri keduanya itu. Setelah sebelumnya mereka sempat bertengkar karena suatu kesalahpahaman, sampai akhirnya mereka kembali bersama karena akan hadirnya malaikat kecil ditengah-tengah keluarganya.Veranda duduk di sofa sambil menggendong Freya. Disebelahnya ada Christy yang duduk sambil melamun. Sesekali Veranda mengusap lembut pipi mungil Freya. Veranda menoleh kearah Christy, ia menyentuh pelan lengan Christy, membuat Christy menoleh kearah nya.
" Kenapa, Kak? " Ucap Veranda.
Christy menghela nafas lalu menggelengkan kepalanya.
" Cicinya kak Chika baik-baik saja kan ? " Tanya Christy.
Kini Veranda mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh putrinya itu.
" Mami belum tau Kak. " Jawab Veranda.
" Pasti kak Chika sedih banget deh. " Ucap Christy lirih.
" Habis ini Mami sama Papi mau nengokin ke rumah sakit. Kamu di rumah aja ya sama Freya, kasian adek kalo di ajak ke rumah sakit. " Ucap Veranda.
Christy hanya mengangguk, walaupun sebenarnya ia juga ingin ikut ke rumah sakit.
Veranda dan David berangkat ke rumah sakit setelah sebelumnya mereka menitipkan Freya dan Christy pada asisten rumah tangga nya. Lalu lintas nya tidak terlalu padat, sehingga mereka jadi lebih cepat sampai ke rumah sakit.
.........
" Perut aku sakit, dan sedikit nyeri ada dengan ku. " Ucap Shani.
Suara nya terdengar sangat bergetar.Pintu kamar rawat Shani terbuka, Melody sangat terkejut saat melihat Shani sudah sadar.
" Shani! " Ucap Melody.
Ia langsung berjalan cepat menghampiri bangsal Shani." Shani, kenapa kamu nak. Gre tolong cepat panggilin dokter. " Ucap Melody.
Gracia mengangguk lalu keluar dari kamar rawat Shani.Shani menoleh kearah Melody, dan Melody pun ikut menatap nya.
" Iya sayang, ini Mama. Kamu kenapa? Apa yang sakit sayang? " Ucap Melody pada Shani.
" Sakit Ma, perut aku sakit banget Mah. " Ucap Shani.
Tak lama dokter Naomi datang dengan dua orang perawat.
" Biar saya periksa dulu ya. " Ucap dokter Naomi.Perlahan pergelangan tangan Shani melemas.
Shani kembali terlelap saat dokter Naomi menyuntikkan obat penenang di infus Shani.................
" Ada kerusakan pada salah satu ginjal nya. " Ucap dokter Naomi pada Melody. Kini mereka berdua sedang ada di ruangan dokter Naomi.
" Shani masih bisa disembuhkan, kan dok? " Tanya Melody.
" Satu-satunya cara adalah operasi pencangkokan ginjal. " Ucap dokter Naomi.
" Saya mohon lakukan yang terbaik dok. " Ucap Melody memohon.
" Mohon maaf Bu. Akan tetapi sulit untuk mendapatkan donor ginjal. Nama Shani harus daftar penerima donor ginjal. Sedangkan saat sekarang, jumlah orang yang bersedia menjadi pendonor ginjal sangatlah sedikit. Kita juga tidak bisa memastikan apakah setelah operasi Shani akan sembuh total. " Jelas dokter Naomi.
Bahu Melody merosot mendengar penjelasan dari dokter Naomi.
" Lalu bagaimana dokter, apa tidak ada cara lain. Saya tidak sanggup melihat anak saya terus merasa kesakitan. " Ucap Melody dengan suara yang bergetar. Ia menundukkan kepalanya.
Dokter Naomi berdiri dari duduknya lalu mendekat kearah Melody. Ia mengusap lembut punggung Melody.
" Yang tenang ya bu. Tuhan pasti akan membantu Ibu. Kita sama-sama berusaha untuk kesembuhan anak Ibu. " Ucap dokter Naomi, mencoba untuk menenangkan Melody.
Melody berjalan gontai memasuki kamar rawat Shani. Dilihat nya Shani sudah terlelap, sedangkan Gracia duduk di sofa.
Melody duduk disebelah Gracia.
Gracia menatap sang Mama yang hanya diam sambil memejamkan matanya. Sesekali Melody memijit pelipisnya yang sedikit berdenyut itu." Ma. " Panggil Gracia.
Melody membuka mata menatap kearah Gracia.
" Apa kata dokter? " Tanya Gracia pada Melody.
Melody terdiam sejenak, ia lalu menegakkan tubuhnya menghadap kearah Gracia.
" Cici harus mendapatkan donor ginjal. " Ucap Melody lirih.
Gracia terkejut.
" Cici., " Ucap Gracia.
Ia tidak menyangka jika Cicinya akan mengalami semua ini.Selama ini, Gracia tidak pernah liat Cicinya mengeluh. Dia selalu mengalah demi adik-adiknya.
Air mata Gracia menetes mengingat semua yang telah dilakukan oleh Cicinya.Gracia menggelengkan kepalanya, tidak. Ia tidak akan membiarkan Cicinya seperti ini.
" Biar Gracia yang menjadi pendonor nya Ma. " Ucap Gracia yang membuat Melody terkejut. Melody langsung menatap Gracia.
" Apa? "
" Aku mau donorin ginjal aku buat Ci Shani. Aku mau Ci Shani sembuh. " Ucap Gracia.
" Enggak, Mama gak bakal izinin. " Ucap Melody tegas.
" Resikonya... "
" Aku tau Ma. Aku siap. " Potong Gracia.
" Mama tetap gak akan setuju! Kamu apa-apaan sih itu sama saja... " Melody terdiam, ia tidak melanjutkan ucapan nya. Hanya air mata yang mengalir dari pelupuk matanya.
" Mama gak akan biarin kamu melakukan hal itu sayang. Mama gak mau kehilangan kalian. " Ucap Melody.
" Tapi aku gak bisa liat Ci Shani kaya gini Ma. " Gracia menundukkan kepalanya.
Melody langsung merengkuh tubuh putri keduanya itu. Mengusap lembut punggung Gracia...............