"Proyek perusahaan baru di Singapore bagaimana perkembangannya? Sudah gagal belum?" Hari Wardoyo memulai percakapan saat seluruh keluarga nya sudah berkumpul untuk menyantap hidangan di salah satu meja dan kursi melingkar.
Barusan sudah di umumkan siapa yang memenangkan arisan pada pertemuan kali ini. Dan yang memenangkannya adalah Bude Haswi Wardoyo—kakak dari Hari Wardoyo. Ya setelah itu biasalah seluruh anggota keluarga bersorak untuk meminta traktiran pada setiap orang yang berhasil memenangkan arisan di setiap pertemuan. Termasuk pada Bude Haswi juga. Karena Yangti dan Yangta memiliki banyak anak sebab pada zaman dulu masih belum digencarkan program pemerintah dua anak lebih baik maka saat kumpul keluarga besar seperti ini, rumah Yangta dan Yangti benar-benar super duper ramai. Makanya Yangti dan Yangta selalu menyukai acara arisan keluarga ini sebab seluruh anak bahkan hingga cicitnya Yangti dan Yangta akan berkumpul di rumah masa kecil mereka di Jogja alias rumah Yangta dan Yangti ini.
Rumah bergaya Joglo Jawa Kuno dengan seluruh sudut ruangan terdapat barang-barang kuno dan antik ini adalah penggambaran dari rumah Yangti dan Yangta di Jogja. Benar-benar rumahnya masih berbentuk rumah Joglo yang bangunannya rata-rata bukan menggunakan batu bata tetapi menggunakan kayu. Hanya saja rumah Yangti dan Yangta sempat beberapa kali mengalami renovasi sehingga cukup banyak yang berubah, katanya begitu menurut Pras.
Halaman depan rumah yang luas juga sengaja tidak ditanami apa-apa selain beberapa pohon untuk menambah kesejukan dari rumah tersebut, sebab halaman depan rumah seringkali dijadikan tempat parkir saat semua keluarga besar Yangti dan Yangta pulang ke rumah Jogja.
Dan ya ... Thabi selalu suka saat ia berkunjung ke rumah Yangti di Jogja ini. Kesejukan yang dihasilkan oleh alam yang berada di sekitar rumah Yangti juga kelembutan kota Jogja saat menyapa para pengunjungnya berhasil membuat Thabi ingin memiliki rumah di sini sebagai tempat untuk beristirahat dari hiruk pikuk kehidupan di Ibu kota. Andai saja Thabi masih belum menikah sampai saat ini, mungkin sekarang Thabi sedang menikmati kehidupannya sebagai dokter anak di salah satu rumah sakit yang ada di Jogja daripada harus bertugas di rumah sakit yang sebenarnya jika boleh memilih Thabi tidak mau bekerja di sana.
Tapi ... kalau benar begitu, kalau benar seandainya Thabi belum menikah apakah yakin di usianya yang sudah berada di kepala tiga ini Thabi masih belum menikah? Maksudnya ... Ibuk juga nggak mungkin diam saja saat anak tunggalnya itu belum menikah padahal usianya sudah menginjak kepala tiga bukan? Ibuk pasti akan mengenalkannya kepada beberapa laki-laki pilihan nya. Mungkin dengan guru muda di tempat ibu mengajar? Atau karyawan kantor di tempat ayah bekerja? Ah nggak tahu deh. Kadang-kadang Thabi rasanya sedikit bersyukur bisa menikah dengan Pras saat di kepalanya terbayang-bayang perjodohan dengan orang yang tidak ia kenali seluk beluknya sama sekali. Bukankah jauh lebih mengerikan jika Thabi harus melewati masa dikenalkan kepada laki-laki pilihan orang tuanya daripada hidup bersama orang yang telah lama bersamanya seperti Pras?
"Nggak akan pernah gagal. Kecuali ada campur tangan papi yang dengan sengaja menggagalkan proyek perusahaan di Singapore." Jawab Pras tegas.
Posisi duduk Pras dan Hari Wardoyo hanya terhalang mami Kawita saja. Di sebelah Pras ada Thabi dan di seberang mereka baru ada Adeline beserta anak dan suaminya. Hari Wardoyo tersenyum sinis, memandang remeh Pras. "Babak belur di rumah sakit ternyata nggak bisa bikin kamu sadar ya, Pras." Katanya.
Mendadak suasana di meja keluarga Hari Wardoyo menjadi sedikit tegang. Atmosfer santai nya mendadak hilang berganti tegang karena Pras ikut menatap Hari Wardoyo.
"Harus berapa kali papi bilang sama kamu, Pras. Perusahaan Shopdis itu nggak akan pernah bisa berkembang di negara orang. Membangun perusahaan baru dimana pun itu tempatnya, artinya kamu harus mau memulai semuanya dari awal. Nggak gampang. Kamu kira semuanya segampang kamu dikasih privilege untuk bisa langsung jadi CEO Shopdis dari papi?" Hari Wardoyo melanjutkan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's End This Marriage
ChickLitKehidupan setelah menikah itu benar-benar tidak bisa ditebak. Bahkan pasangan suami istri yang sebelumnya telah menjalin hubungan lama pun, bisa saja mengambil keputusan untuk bercerai. Seperti apa yang ingin dilakukan oleh seorang perempuan bernama...