Kadang kala kita harus lebih banyak memahami mengapa orang tersebut melakukan hal ini dan itu. Karena akan ada berbagai alasan mengapa dia harus menjadi seperti ini dan itu. Dan itu selalu jauh dari kendali kita untuk bisa mengaturnya. Mungkin karena dia tidak mau membuat orang 'terdekat' nya merasa kecewa saat ternyata dengan keadaan di situasi seperti ini sudah lebih dari cukup untuk nya.
Karena kalau harus terus mengecewakan orang lain, dia nggak akan mungkin bisa tega melakukannya.
Kamu tahu rasanya tidak bisa bergerak bebas ke sana dan ke sini, sebab ada banyak perasaan yang harus dia jaga? Iya. Nggak enak kan rasanya? Tapi dia harus bertahan seperti itu karena dia harus bisa merasa di andalkan untuk semua orang.
Tapi dia lupa bertanya pada seseorang yang selalu dia jaga mengenai bagaimana perasaannya sejauh ini? Apakah seseorang itu nyaman dengan tindakan dia? Apakah seseorang itu merasa terlindungi oleh dia? Apakah seseorang itu bisa menemukan tenang atas tindakan dia? Dia lupa bertanya tentang itu.
Sampai akhirnya ... tanpa sadar malah mereka berdua yang tersakiti oleh tindakan tersebut. Oleh apa yang dia lakukan, dan oleh apa yang orang itu terima dari dia.
Cukup rumit ya bahasannya. Tapi semoga kamu mengerti.
Kalau nggak ngerti, ya nggak apa-apa.
Pras tidak pernah merasa sebahagia ini bahkan ketika pesawat yang di tumpangi baru saja mendarat di Soekarno-Hatta Internasional Airport, rasanya ia ingin cepat-cepat turun dan pergi menggunakan taxi premium dengan kualitas layanan yang oke hanya untuk cepat-cepat bertemu dengan sang istri di rumah. Yang tentu saja sesuai dengan rencananya, Pras akan memberikan kehadirannya sebagai surprise untuk Thabi.
Tapi ya tetap nggak bisa seperti itu dong, dia tetap harus patuh pada peraturan maskapainya untuk menyuruh para penumpangnya duduk sedikit lebih lama karena pesawat mendarat agak sedikit jauh dari tempat parkirnya. Sehingga pesawat tersebut harus tetap bergerak untuk bisa landing dengan baik.
Juga malam ini dia nggak akan naik taxi premium, dia hampir saja lupa kalau dia membawa mobil yang sengaja dia tinggalkan di Bandara sejak ia memiliki urusan kantor untuk mengurusi perizinan pembangunan perusahaan nya di Singapore. Jadi mau nggak mau ya ... dia tetap harus menyetir sendiri untuk sampai ke rumah.
Pras sebenarnya nggak terlalu berharap akan reaksi Thabi ketika dia memberikan surprise kehadirannya di rumah malam ini. Pras juga nggak bisa menebak reaksi seperti apa yang akan ditampilkan oleh Thabi ketika melihat kehadirannya di rumah malam ini.
Tetapi dua reaksi ini kemungkinan bisa saja terjadi. Yang pertama, Thabi akan memarahinya karena tiba-tiba saja Pras muncul di rumah setelah sebelumnya dia sama sekali tidak mengabari dan memberinya kabar. Yang kedua, Thabi akan menangis karena ... merindukannya mungkin?
Tapi rasanya untuk kemungkinan yang kedua, Pras sendiri tidak yakin dengan itu. Atau bisa saja semua kemungkinan yang ia pikirkan tadi tidak pernah terjadi sama sekali malam ini.
Ya sudah, dia hanya berharap malam ini Thabi sedang dalam kondisi mood yang bagus untuk bisa dia peluk dan cium sepuasnya. Setelah itu di akan meminta maaf dan menjelaskan kenapa beberapa hari terakhir ini dia tidak mengabarinya. Sial nya, Pras masih belum tahu alasan apa yang akan dia berikan kepada Thabi tentang kenapa dia tidak mengabarinya sama sekali? Haruskah lagi-lagi dia membawa pekerjaan sebagai alasan untuk bisa membuat mood Thabi jadi lebih baik dan tidak berpikiran yang macam-macam tentangnya?
Ah ... Pras nggak tahu.
Dia masih belum bisa menceritakan semuanya tentang Sharina. Mengapa dia bisa kembali berhubungan dengan Sharina dan apapun pertanyaan yang mungkin ada di kepala Thabi ketika dia memulai topik pembicaraan tentang Sharina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's End This Marriage
Literatura FemininaKehidupan setelah menikah itu benar-benar tidak bisa ditebak. Bahkan pasangan suami istri yang sebelumnya telah menjalin hubungan lama pun, bisa saja mengambil keputusan untuk bercerai. Seperti apa yang ingin dilakukan oleh seorang perempuan bernama...