Bab 37; Malam Terakhir Bersama

5.3K 462 62
                                    

Setelah Thabi resmi keluar dari rumah sakit Hawar dan membuat heboh seisi rumah sakit juga merespon keterkejutan dari teman-teman se poli anak maupun rekan dokter yang dekat dengannya, Thabi akhirnya bisa bernafas dengan lega setelah dia berhasil menyelesaikan satu persatu hal yang harus dia lakukan sebagai langkah awal untuk memulai hari-hari baru sendiri. Sendiri, karena rupanya pendirian Thabi masih tetap dan memilih untuk selesai saja dengan Pras.

Lalu apa rencana dia ke depannya setelah ini semua berhasil? Entah. Sepertinya dia akan pergi jauh sejauh mata memandang sampai tidak terlihat kalau bisa.

Sebab luka yang disebabkan karena perpisahan, tidak akan bisa sembuh dengan cepat jika masih bisa terlihat oleh pandangan seseorang yang menorehkan luka tersebut padanya. Karena pasti akan ada banyak kesempatan untuk bertemu secara tidak sengaja dan malah merusak kesembuhan luka nya yang sedang dia obati secara perlahan.

Tapi kemana Thabi akan pergi?

Yang pasti Thabi berencana untuk pergi ke suatu negara yang sedari dulu ingin sekali Thabi kunjungi bersama Pras, seharusnya. Negara yang dia idam-idamkan untuk bisa dikunjungi hanya ketika dia dan Pras sudah memasuki masa pensiun dari pekerjaannya masing-masing. Negara Swiss yang menawarkan keindahan alam yang luar biasa cantik nya adalah negara yang ingin sekali Thabi tinggali bersama Pras ketika tua nanti. Ketika dia dan Pras berhasil membesarkan anak-anak mereka, lalu menikahkan anak-anak mereka sampai memiliki cucu yang lucu yang akan mengunjungi diri nya dan Pras di negara ini ketika mereka—cucu nya sedang libur sekolah.

Keinginan nya untuk membangun keluarga yang harmonis bersama Pras, harus Thabi singkirkan atau bahkan dihilangkan dari pikirannya. Karena tentu, dengan pilihan yang dia ambil sekarang—selesai dengan Pras Thabi tidak mungkin bisa memenuhi keinginannya yang satu itu.

Ya sudah mau bagaimana lagi? Kadangkala memang ada beberapa keinginan yang tidak bisa terpenuhi, ketika di rasa keadaan yang seharusnya mendukung itu memang tidak ada.

Lagipula, setelah pisah kamar dengan Pras, Thabi jarang sekali menemukan waktu yang tepat untuk membicarakan keinginannya tersebut bersama Pras. Begitupun dengan Thabi, dia sudah terlalu jengkel duluan untuk bisa berbicara tatap mata berdua dengan pria itu.

Rasanya kayak kesel aja gitu kalau berpapasan sama dia di rumah. Padahal saat itu Thabi juga sedang menunggu waktu dimana Pras akhirnya dapat memberitahu dan bercerita kalau dia sempat bertemu dengan Sharina di London. Kalau saja Pras lebih dulu memberitahu tentang pertemuannya dengan Sharina, mungkin kondisi pernikahannya tidak akan seburuk ini sampai Thabi harus mengambil pilihan yang sesungguhnya berat untuk dia lakukan.

Tetapi rencana Thabi untuk tinggal di Swiss sebenarnya sudah dia pikirkan sejak Pras lebih memilih menemani Sharina di Malaysia dan meninggalkan dia sendirian di rumah. Diam-diam Thabi memang sudah mengurus semua dokumen keberangkatan dia ke Swiss. Ibu juga sudah tahu. Bahkan Thabi menyempatkan diri untuk berpamitan pada Yangti di Jogja. Semuanya sudah Thabi pikirkan matang-matang.

Dan pertemuan Thabi dengan Yangti, menjadi pertemuan paling mellow yang pernah Thabi alami selama dia mengenal baik seorang Yangti. Untuk pertama kalinya, Yangti menangis dan meminta maaf pada Thabi atas perlakuan Pras selama ini. Padahal seharusnya Yangti tidak perlu melakukan itu. Pras sudah meminta maaf dan dia harus bisa memaafkan untuk bisa memulai hidup baru tanpa  ada sesuatu yang masih tertinggal dan membekas di hatinya. Apalagi menjadi dendam. Thabi tidak mau hidup seperti itu.

Sampai tiba-tiba kedatangan Pras di apartemennya malam itu mengejutkan Thabi yang sedang membereskan apartemen untuk dia tinggalkan selama beberapa tahun ke depan.

Oh iya! Thabi juga sudah mendaftar lowongan pekerjaan sebagai dokter anak di salah satu rumah sakit yang ada di Swiss. Lalu dia berhasil lolos dan di terima baru-baru ini. Jadi sepertinya Thabi memang akan tinggal lama di sana. Tinggal lama untuk meneruskan mimpi dan cita-citanya menjadi dokter anak yang selalu dia banggakan itu.

Let's End This MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang