"Tetapi apakah saya bisa menolak jabatan ini, dok?" Thabi tahu, dia mungkin akan dikatakan bodoh oleh semua orang yang mengira kalau masalah yang menyebabkan kehidupan pernikahan nya hancur hanyalah bagian kecil dari masalah yang bisa dianggap sepele yang tidak harus sampai merelakan jabatan tinggi sebagai direktur rumah sakit Hawar yang diberikan oleh dr. Hari—meski atas keinginan Pras.
Tetapi bagi Thabi, segala upaya yang dilakukan oleh Pras sudah terlambat untuk bisa diterima oleh nya.
Kadangkala kita harus bisa bersikap tegas pada diri sendiri bukan? Selama ini apa yang sudah dia korbankan termasuk perasaannya yang selalu dia usahakan untuk bilang nggak apa-apa atas perilaku Pras selama ini, sudah cukup untuk Thabi terima. Toh kalau terus memaklumi, bukannya dia akan terlihat jauh lebih bodoh karena masih saja mau bertahan padahal Pras sudah berkali-kali menyakitinya.
Memang Pras tidak menyakitinya secara fisik, tetapi secara batin, Thabi rasa batin nya sekarang sudah amburadul dan tidak tahu apakah masih bisa di tata rapi kembali atau tidak. Kepercayaan yang dia berikan, di anggap sepele begitu saja oleh Pras.
"Karena kamu nggak mau menerima jabatan ini sebab ada embel-embel Pras yang meminta kepada saya supaya kamu diberikan jabatan ini?" Tanya dr. Hari menebak. Tapi dia tahu tebakannya memang benar ketika Thabi mengangguk kecil.
"Kalau saya memberikan jabatan ini karena saya merasa kamu memang layak untuk diberikan jabatan ini, apakah kamu mau menerima nya?"
Tapi kenapa? Dalam rangka apa dia harus secara tiba-tiba diberikan jabatan ini oleh mertuanya sendiri?
"Kinerja kamu. Saya suka sekali dengan kinerja kamu sebagai dokter poli anak yang baik dan cerdas selama ini. Ketekunan kamu juga ketelatenan kamu, membuat saya yakin kalau kamu mampu untuk bisa menjadi direktur di rumah sakit Hawar yang ada di Bali nanti," Lanjut dr. Hari ketika Thabi tidak memberikan respon apapun. Melihat Thabi diam saja, membuat dr. Hari harus menjelaskan alasan yang lebih masuk akal mengenai pengangkatan Thabi sebagai direktur rumah sakit Hawar.
Karena sebenarnya pengangkatan Thabi sebagai direktur rumah sakit juga bukan semata-mata karena Pras yang meminta itu kepada dr. Hari. Tetapi dr. Hari memberikan jabatan tersebut bertepatan dengan dia melihat kinerja yang bagus dari Thabi selama dia bekerja dan mengabdikan diri di rumah sakit Hawar sejak coass sampai saat ini.
"Tt ... tapi ... kenapa harus saya dok? Maksud saya ... bukankah ada dr. Hera yang jauh lebih senior dari saya di poli anak untuk bisa mendapatkan promosi jabatan yang lebih tinggi ini dibanding dengan saya yang baru beberapa tahun mengabdi di rumah sakit ini ... " Balas Thabi, dia masih tidak tahu kenapa dia tiba-tiba di promosikan secepat ini?
"Saya yang menilai, Thabita. Saya yang menilai siapa yang layak untuk menjadi direktur rumah sakit Hawar saya di Bali. Keterlibatan kamu dalam beberapa operasi besar menggantikan dokter yang seharusnya bertugas tetapi tidak bisa datang karena sedang ada urusan, kepedulian kamu terhadap pasien rawat inap yang sedang ditangani oleh kamu, kepedulian kamu terhadap anak-anak kecil serta bagaimana cara kamu menangani mereka sehingga mereka terlihat jauh lebih mudah untuk menurut dan akhirnya sembuh lebih cepat, juga beberapa jurnal penelitian yang kamu kirimkan kepada saya mengenai sesuatu yang dianggap perlu untuk kamu teliti lebih lanjut yang sering kamu temukan dalam pemeriksaan pasien atau penanganan pasien anak, semuanya itu mampu membuat saya takjub, Thabita. Kamu memang layak untuk mendapatkan jabatan ini," Jelas dr. Hari. Dari bagaimana cara dia menyampaikan poin-poin plus dari kinerja Thabi selama ini, itu berarti dr. Hari memang selalu memperhatikan kinerja nya. Thabi kira dr. Hari tidak pernah melirik dirinya. Bahkan untuk sekadar menyapa saja beliau ini sangat canggung sekali ketika berpapasan, sehingga harus Thabi yang selalu menyapanya lebih dulu sebagai dokter junior yang baik. Tetapi dia tidak menyangka kalau dr. Hari selama ini memperhatikan kinerja nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's End This Marriage
Chick-LitKehidupan setelah menikah itu benar-benar tidak bisa ditebak. Bahkan pasangan suami istri yang sebelumnya telah menjalin hubungan lama pun, bisa saja mengambil keputusan untuk bercerai. Seperti apa yang ingin dilakukan oleh seorang perempuan bernama...