Bab 18; Kenapa harus Kale?

3.8K 261 11
                                    

Tidak ada yang berubah dari aktifitas masing-masing setelah mereka-Thabi dan Pras pulang dari Jogja. Meski sempat dihiasi perdebatan antara Pras dan Hari Wardoyo, Pras tetap menunjukan bahwa ia masih mampu untuk berada di lingkungan yang sama dengan keluarga nya hingga acara selesai dan besok nya baru pulang ke Jakarta demi Yangti. Semua itu hanya demi Yangti. Bukan demi keluarga nya. Pras sudah terlalu muak mendengar suara-suara dari orang tua nya yang hanya berisi kalimat yang cukup membebaninya. Seolah kendali hidup Pras ada di tangan mereka. Tapi faktanya memang begitu. Ia tahu.

Rutinitas di dalam rumah pun tidak ada yang berubah sejak pulang dari Jogja. Thabi akan kembali menjadi dokter anak dan ibu rumah tangga di rumah tangga nya yang tak tahu harus di bagaimanakan. Berantakan tapi masih belum seberantakan itu. Seharusnya masih bisa di benahi. Seharusnya masih bisa dirapikan, mengingat beberapa hari ini hubungan Thabi dan Pras cukup membaik menurutnya. Dan Pras kembali sibuk di kantor sebagai pimpinan di perusahaannya.

Seperti pagi bertemu malam, Thabi bertemu Pras di rumah juga menjadi sesuatu hal yang impossible. Alias tidak mungkin. Kesibukan keduanya membuat dua insan ini jarang bertemu meski dalam satu atap yang sama. Bukan Thabi yang sering pulang telat, tapi pria yang sekarang lagi sibuk di depan laptop ditemani suara berisiknya televisi lah yang sering lembur di kantor.

Akhir-akhir ini Pras mengakui kalau ia lagi super sibuk karena proyek perusahaan cabang di Singapore mengalami kendala sebab tiba-tiba izin pembangunan di sana mendadak di cabut dengan alasan yang tak masuk akal. Masa hanya karena pembangunan perusahaan berada di jalanan Ibukota sehingga katanya akan merusak tatanan perkantoran di sekitarnya? Nggak masuk akal kan? Iya. Terus harus bangun perusahaan dimana kalau bukan di jalanan Ibukota? Nggak mungkin bangun perusahaan di tempat terpencil kan? Karena membangun sebuah perusahaan harus bisa menjamin dari segi fasilitas transportasi termasuk jalan. Aneh banget tiba-tiba izin pembangunan nya di cabut, padahal sebelumnya sudah di setujui oleh pihak pemerintah di sana?

"Jangan dimusuhi laptopnya, Pras. Dia nggak ada salah apa-apa." Ucap Thabi menghampiri Pras yang lagi duduk di sofa dengan laptop berada di pangkuannya diikuti ekspresi mengernyitkan kening seperti sedang meneliti sesuatu yang salah di dalam laptop. Tapi bagi Thabi yang melihatnya, ekspresi Pras seperti sedang memusuhi laptop dengan kerutan di dahinya sekarang.

Pras mendongak sekaligus menerima coklat panas yang dibawakan oleh Thabi untuknya. "Makasih." Katanya sambil tersenyum kecil.

Thabi duduk disampingnya. Sedikit memajukan wajahnya untuk melihat apa yang sedang dikerjakan oleh Pras di laptop nya. Oh ... rupanya sedang merevisi keuangan untuk kantor cabang yang baru. "Izin pembangunan perusahaan di Singapore udah aman? Katanya lagi bermasalah gara-gara di cabut mendadak?"

Pras yang sedang menyeruput cokelat panas, menoleh ke arah Thabi, "Tahu darimana?"

Isu di RS dan ... di artikel berita yang tak sengaja Thabi baca lewat notifikasi berita di ponselnya.

"Denger dari orang." Iya, denger dari orang. Karena lo bahkan nggak ada cerita apa-apa sama gue. Lanjut Thabi dalam hati.

Pras kemudian hanya mengangguk dan kembali fokus pada pekerjaannya di laptop.

"Gara-gara apa tiba-tiba di cabut secara mendadak begitu izinnya?" Tanya Thabi. Sebenarnya ia tidak mau bertanya tentang ini. Thabi selalu ingin membiarkan Pras sendiri lah yang cerita. Tapi nyatanya ... di tunggu satu tahun pun Pras nggak mungkin bisa menceritakan semuanya secara sukarela. Ia sudah cukup paham dan tahu sejak Pras terlibat kembali dengan masa lalunya-Sharina. Sampai detik ini, Pras tidak sekalipun bercerita alasan mengapa Sharina bisa kembali ke kehidupannya yang sudah ada dia di dalamnya. Sudah ada Thabita, sebagai istri Pras.

"Belum tahu. Besok aku ke sana buat ngurusin soal itu." Jawab Pras singkat dan tetap fokus pada pekerjaannya.

Thabi mengernyitkan keningnya, besok? Besok Pras ke Singapore? Dan ia baru tahu sekarang? Itu pun karena Thabi nggak sengaja nanya. Kalau nggak ... itu artinya Thabi nggak akan tahu kalau besok Pras akan ke Singapore untuk mengurus permasalahan perusahaan nya itu kan?

Let's End This MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang