Bab 22; Makian dan Excited untuk Bertemu

3.4K 300 116
                                    

CW: Harsh Words!

Pras bisa melakukan apapun, ia bisa berdebat dengan ayah nya perihal perusahaan, perihal hidup nya yang selalu merasa di setir oleh ayah nya, perihal ketidakadilan yang ia rasakan dalam hidupnya, perihal semuanya yang selalu terdengar salah di mata keluarganya.

Tapi satu hal yang nggak bisa dilakukan sama dia.

Adalah membiarkan Sharina menjalani hidupnya ...

Sendirian.

Dan itu yang membuat Sharina akhirnya selalu bergantung pada Pras setelah Pram tiada.

Bagaimana Sharina bisa bersama Pram, nanti akan diceritakan detailnya oleh Pras. Tapi yang pasti, Pras tidak pernah bisa menolak semua permintaan tolong yang menyangkut tentang Sharina dan Ciara. Kali ini mungkin Ciara dan Sharina sudah masuk ke dalam daftar seseorang yang harus ia bahagiakan setelah Thabi.

Bukan karena apa-apa tapi Pras merasa bahwa kebahagiaan mereka masih selalu menjadi tanggungjawab dia. Bahkan setelah Sharina sempat membuangnya ketika itu. Lalu beberapa tahun kemudian, Pras baru tahu kalau Sharina bertemu dengan Pram di London dan kemudian menjalin kasih sampai akhirnya menikah siri tanpa dihadiri oleh keluarga Pras.

Faktanya, hampir seluruh keluarga Pras tidak tahu kalau Pram sudah memiliki istri dan Ciara kecuali Adeline dan Pras. Juga bertambah Thabi sekarang. Itu pun Thabi berpura-pura tahu tentang Sharina saat kejadian di resto Jepang dulu.

Padahal sebelumnya jelas Thabi sudah tahu kalau Sharina selalu menyangkut-pautkan Pras dalam kehidupannya dan hal ini kemudian yang menjadi alasan awal mula keretakan hubungan pernikahan Pras dan Thabi sampai akhirnya memilih untuk pisah kamar dan ranjang sepulang Pras dari London—sebab Pras lebih memilih bertemu dengan Sharina daripada menemani wisuda spesialisnya kala itu.

Hanya saja Pras masih belum tahu pastinya alasan mengapa mereka memilih untuk pisah kamar dan ranjang. Selain karena Thabi sebelumnya sempat berdebat hebat dengan Pras dan mengambil keputusan seperti itu.

Sekarang begini ... kalau Pras benar-benar cinta sama dia, kenapa Pras nggak memaksa Thabi untuk kembali pada kondisi semula sebelum mereka pisah kamar? I mean ... Kenapa Pras nggak meminta Thabi untuk kembali tidur di satu kamar dan ranjang lagi, padahal masalah perdebatan itu sudah selesai dari dulu.

Entahlah. Semuanya terlalu rumit untuk dimengerti.

Kembali pada kondisi kesehatan Ciara yang harus di rawat full di rumah sakit ini selama tiga bulan ke depan, itu artinya Pras juga setidaknya harus sering bolak-balik Indonesia-Malaysia untuk menemani Sharina dan Ciara sekaligus mengurus perusahaan nya yang harus di tunda pembangunan perusahaan cabang di Singapore nya kan? Pras sudah pasti nggak keberatan. Tapi kali ini Jo lah yang merasa keberatan dengan semua effort yang dilakukan oleh Pras untuk seseorang yang nggak ada ikatan spesial apa-apa dengannya.

Lagipula, Jo sedikitnya tidak suka dengan kehadiran Sharina sekarang ini. Maaf banget ... tapi mungkin kata 'benalu' sangat cocok untuk Sharina yang bisa diberikan oleh Jo.

Dan nggak bisa dipungkiri temen dia sendiri juga cocok diberi panggilan 'Pras si tolol'. Setelah Jo tahu semua kisah hidupnya Pras. Pria itu bisa dengan berani memberi gelar begitu kepada Pras.

Ya lagian kan ...

Emang rada-rada ni pria matang konglomerat ini.

"Gue nggak bisa dah terus-terusan begini, Pras." Jo berprotes pada Pras yang sekarang lagi duduk berhadapan dengannya sambil menghisap sebatang rokok. Begitu juga dengan Jo.

Posisi mereka berdua lagi ada di kantin rumah sakit tempat Ciara melakukan pengobatan, di bagian kantin outdoor nya. Sebab mereka berdua saling berlomba menghisap benda berbahaya bagi pernapasan nya itu.

Let's End This MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang