Bab 25; Kekacauan

3.6K 315 22
                                    

CW: Harsh Words!

Seumur hidup Thabi, dia paling benci dengan kata janji. Janji aku nggak akan begini, janji aku nggak akan begitu, janji aku akan selalu ada untuk kamu, janji aku nggak akan kemana-mana, janji aku nggak akan pernah ninggalin kamu sendirian, dan kalimat manis lainnya yang diikuti kata janji sebelumnya adalah kalimat yang paling enggan untuk Thabi dengar. Dia benci mendengarnya, sungguh. Sebab manusia itu seringkali berubah secepat jarum jam berbunyi.

Dia sudah sering menerima 'janji' dan sudah banyak pula dia merasakan mereka mengingkari janjinya sendiri. Seperti Kale yang berjanji untuk selalu ada bahkan ketika Thabi sulit untuk ditemui karena kesibukannya sebagai mahasiswi kedokteran. Kale bilang, "Kalau kamu sibuk dan kita nggak bisa ketemu, biar aku yang nyamperin kamu ke kost. Aku nggak akan pernah biarin kamu ngerasa sendirian, Bitha. Aku Janji."

Lagipula siapa yang nggak akan mengiyakan janji dari seseorang yang dipercayai kan? Kalau bukan mengangguk, setidaknya tersenyum saja sudah pasti bisa menjadi jawaban kalau dia cukup percaya pada janjinya. Pada janji mereka yang dia percayai.

Kale nggak akan membiarkan Thabi merasa sendiri. Itu janjinya. Janji beberapa tahun yang lalu sebelum dua bulan setelah nya hubungan mereka malah berakhir. Ya, mereka putus karena Kale mengingkari janji nya tanpa dia sadari. Kale membiarkan Thabi merasa sendiri karena dia memiliki kesibukan yang jauh lebih berarti untuknya daripada kehadiran Thabi. Sudah banyak perdebatan yang terjadi diantara mereka kala itu. Hubungannya sudah tidak semestinya lagi, sudah toxic karena Thabi yang lebih sering merasa sakit sendirian.

Saat itu jelas cukup terasa menyakitkan untuk Thabi rasakan. Cinta pertama Thabi, adalah Kale. Tapi dia berhasil sembuh dan melupakan segala nya yang selama ini membuatnya sakit. Termasuk melupakan segala sesuatu yang menyangkut tentang hubungan mereka berdua dan memilih untuk berdamai sebagai teman sekarang.

Kale adalah bukti bahwa Thabi sangat membenci kata janji. Kita nggak akan pernah tahu ke depannya akan hidup seperti apa, daripada berjanji, cukup katakan kalau dia akan berusaha untuk segala sesuatu yang belum jelas akhirnya. Karena manusia itu cepat sekali berubah.

Lalu bagaimana dengan Pras? Apakah Thabi juga membenci segala janji yang diberikan Pras untuknya? Ketika Pras rupanya sama saja seperti Kale.

Sayang nya ... tidak. Thabi tidak pernah membenci Pras.

Thabi tidak pernah membenci janji yang diberikan untuknya bahkan ketika Pras mengingkarinya. Dia hanya ... muak? Mungkin kata itu yang bisa dia gunakan untuk segala sesuatu yang terasa memuakkan baginya.

Thabi mendongak menatap Daniar curiga ketika temannya itu menampilkan eskpresi bingung seperti dia ingin mengatakan sesuatu tapi masih memikirkan apakah boleh disampaikan atau tidak sambil membawa segelas minuman non alkohol Mocktail Early Grey Cobbler. Ngomong-ngomong Daniar baru saja kembali setelah beberapa menit yang lalu pamit untuk menerima telepon dari mertua nya, "Telepon dari siapa? Kok lo bingung gitu sih mukanya? Dari mertua lo ya? Dia marah lo ketahuan lagi di Bali dan di tempat ini? Lo sih! Udah gue bilang nggak usah ikut ke sini, batu banget!" Tanya Thabi sedikit marah-marah karena bisa-bisa dia juga kena getah nya.

Sambil menggoyang-goyangkan gelas Mocktail Early Grey Cobbler nya Daniar berkata, "Firasat gue bakal ada perang deh malam ini, Tha."

Uhuk!

Thabi tersedak wine atau minuman beralkohol yang lagi dia icip sampai terbatuk-batuk, begitu mendengar ucapan ngawur dari Daniar.

Daniar yang melihat itu panik, dia menghampiri bartender untuk meminta segelas air mineral dan menyodorkannya pada Thabi.

Thabi meminumnya, setelah itu batuk nya sedikit mereda tapi tetap tak bisa dipungkiri tenggorokannya cukup perih ketika tersedak wine meski hanya sedikit.

Let's End This MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang