Bab 9; Perdebatan dan Perihal Memaklumi

4.5K 356 19
                                    

Hanya perlu waktu beberapa menit saja untuk akhirnya Pras sampai di rooftop dengan sedikit menaiki tangga kecil di pojok gedung rumah sakit lantai 6. Lantai paling atas dari bangunan Hawar Hospital.

Bukannya segera membuka pintu rooftop untuk menemui Thabi, Pras malah ragu dan terdiam di depan pintu rooftop. Ia ragu dengan apa yang ia lakukan sekarang.

Apa yang sedang ia lakukan sekarang? Mengapa ia begitu khawatir Thabi mengetahui kejadian di resto Jepang tersebut? Benarkah Pras menemui Thabi hanya untuk bertanya apakah Thabi melihat kejadian tersebut atau tidak? Atau Pras ingin memastikan bahwa Thabi memang tidak melihat kejadian itu? Lalu setelah itu Pras akan bahagia jika saja Thabi menjawab, 'Kejadian apa? Aku gak tau apa-apa.'? Entahlah, kali ini pun ia ragu pada dirinya sendiri. Ragu pada apa yang ia lakukan.

Kalau begitu bagaimana jika Pras hanya perlu tahu apakah Thabi memang pergi ke resto Jepang tersebut atau tidak. Hanya itu. Oke hanya itu yang perlu ia tanyakan.

Pras membuka pintu rooftop dengan perlahan, takut jika pintu tersebut akan mengeluarkan suara berderit dan membuat Thabi tahu kehadirannya.

Semilir angin sore langsung menyapa kulit Pras begitu ia sudah sepenuhnya masuk ke area rooftop. Dinginnya angin sore berhasil menembus jas hitam Pras yang masih terpasang rapi di tubuhnya. Sementara dasi nya, sudah tidak menempel di sana. Karena Pras memang benci sekali memakai dasi.

Rooftop itu dulunya adalah taman. Sebelum taman rumah sakit yang ada di lantai lima di bangun. Tetapi sekarang karena taman di lantai lima sudah di bangun, taman rooftop menjadi tempat untuk menyimpan barang-barang yang sudah rusak. Seperti kursi, meja dan barang-barang lainnya yang sudah tidak bisa dipakai. Sehingga saat Pras memandang ke seluruh penjuru rooftop, Pras sedikit bergidik ngeri, merinding. Benar-benar seperti tempat yang sudah tidak layak berpenghuni. Atapnya yang terbuka dan selalu dibiarkan air hujan membasahi tempat ini membuat tempat ini menjadi berlumut. Atap nya yang berlumut. Jika tidak berjalan hati-hati Pras yakin atap berlumut nya bisa membuat seseorang jatuh dan terluka. Pras rasa sepertinya tidak akan ada orang yang pergi ke sini hanya untuk menikmati angin sore sekalipun.

Tetapi Pras melihat dia. Pras melihat Thabi tengah terduduk di sebuah bangku panjang menghadap ke arah gedung-gedung tinggi yang ada di sekitar rumah sakit. Pras melihat perempuan yang ia cari itu. Perempuan dengan pakaian snelli dokternya yang masih melekat di tubuhnya.

Fokus mata Pras langsung melihat telinga Thabi dari arah belakang, sebisa mungkin Pras harus bisa melihat apakah Thabi sedang memakai earphone atau tidak seperti apa yang sudah diberitahu oleh Amita sebelumnya. Untungnya Thabi hari ini menguncir kuda rambut nya, sehingga Pras bisa dengan jelas melihat earphone tersebut benar-benar terpasang di telinga nya atau tidak. Dan ternyata iya, terpasang. Entah apa yang sedang didengarkan oleh perempuan itu, tetapi Pras bisa melihat Thabi tampak menikmatinya.

Pras ingat pesan Amita. Jadi Pras akan menunggu sampai Thabi melepaskan earphone nya, baru ia akan menghampiri Thabi setelahnya. Sampai niat tersebut harus terpatahkan karena mata Pras dengan tidak sengaja melihat asap rokok mengepul di udara dari arah depan Thabi. Asap rokok? Itu asap rokok? Thabi ... merokok? Sejak kapan?

Pras tahu ini salah. Pras tahu seharusnya ia tidak gegabah. Tetapi melihat Thabi merokok dengan tenang seolah tidak ada yang melihatnya berhasil memancing emosi nya. Sejak kapan? Sejak kapan Thabi menjadi perokok sepertinya? Sejak kapan Pras mengizinkan Thabi untuk merokok? Yang paling penting, sejak kapan Thabi mulai berani untuk merokok? Kenapa selama ini ia tidak tahu apa-apa soal perempuan itu!?

Pesan Amita seperti menghilang dari pikirannya saat asap rokok kembali mengepul ke udara. Thabi benar-benar tampak menikmati satu batang rokok tersebut. Pras emosi. Ia berjalan menghampiri Thabi dengan langkah besarnya.

Let's End This MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang