Thabi sama sekali nggak pernah mengira kalau Pras akan dengan mudah memberikan surat cerai yang sudah di tandatangani oleh nya sesuai apa yang dia inginkan.
Thabi kira, dia tidak akan semudah itu mendapatkan surat cerai yang sudah di tandatangani oleh Pras. Karena dia pikir Pras pasti akan membuat drama memohon-mohon atau melakukan sesuatu yang membuat Thabi akan sulit mendapatkan surat cerai tersebut sehingga perceraian mereka akan tertunda lebih lama lagi. Tapi rupanya apa yang dia pikirkan tidak benar-benar terjadi sekarang.
Pras sudah memberikan surat cerai tersebut kepadanya. Itu artinya, Pras benar-benar menerima keputusan Thabi untuk mengakhiri pernikahan mereka. Pernikahan dua tahun nya ternyata akan benar-benar berakhir dalam beberapa waktu ke depan.
Meski saat Pras memberikan surat tersebut dengan perasaan kacau yang dapat Thabi rasakan siang itu, siang itu juga Thabi benar-benar baru melihat Pras menangis karena nya.
Selama ini Pras lebih sering menangisi tentang keluarganya. Tentang semua hal yang terasa menjadi beban untuknya. Dan saat itu Thabi akan dengan senang hati memberikan kedua pundak nya untuk dijadikan tempat Pras mengadu. Sedangkan Thabi hanya bertugas mendengarkan semua apa yang Pras rasakan dan membuatnya menjadi lebih tenang.
Karena Thabi adalah obat untuk perasaan lelah Pras menghadapi tekanan dari orang-orang di sekitarnya.
Karena Thabi adalah segalanya untuk Pras.
Sampai siang itu ketika Thabi melihat Pras menangis karena nya, sejujurnya hatinya ikut teriris. Dia ingin memeluk Pras dan menenangkan pria itu lalu berkata, "Selagi ada aku yang memegang tangan kamu lalu memeluk kamu kalau kamu lagi terpuruk, kamu akan baik-baik saja, Pras. Aku bisa jamin itu."
Tapi sayangnya tidak bisa. Thabi tidak bisa memeluk Pras dan mengatakan kalimat penenang seperti itu. Terlalu ... apa ya ... semua nya terlalu abu-abu untuk bisa Thabi terima kalau saat ini mereka sedang saling mengucapkan kata pisah. Meski tidak terlontar secara jelas melalui kalimat lewat bibir masing-masing. Tapi hati mereka yang mengucapkan secara tersirat.
Dan sekarang adalah hari pertama dimana Thabi benar-benar akan menjalani kehidupannya tanpa Pras. Pras sudah resmi menggugatnya. Sehingga ke depannya, Thabi akan menjalani kehidupan sendirian. Lagipula selama ini dia memang sedang menjalani kehidupan sendirian kan? Karena kehadiran Pras sudah tidak ada sejak kejadian pisah kamar mereka di satu tahun yang lalu.
Thabi berjalan menuju ke ruang kerja dokter Hari di lantai enam sebagai direktur rumah sakit untuk memberikan surat pengunduran diri yang telah dia buat kemarin malam.
Setelah Pras memberikan surat cerai tersebut, langkah selanjutnya yang harus Thabi lakukan adalah mengundurkan diri dari rumah sakit Hawar. Tanpa aba-aba terlebih dahulu, Thabi akan mengajukan surat pengunduran diri langsung kepada mertua nya.
Langkah Thabi yang santai tak terasa sudah membawa nya pada langkah terakhir di depan sebuah pintu kayu sedikit lebih besar daripada pintu kayu ruangannya sendiri. Di pintu kayu tersebut tertempel papan,
dr. Hari Wardoyo Ph.D, Sp.M(K)
Direktur Utama Rumah Sakit HawarSebagai identitas dari si pemilik ruangan yang ada di depan Thabi sekarang.
Berbekal keberanian sebab dia benar-benar mendatangi mertuanya seorang diri dengan surat pengunduran diri yang sekarang ada di genggamannya, Thabi mengetuk beberapa kali pintu kayu tersebut.
Tok tok tok!
"Masuk." Sahutan dari dalam ruangan terdengar di telinga Thabi. Itu artinya mertuanya sedang ada di dalam ruangan kali ini. Waktu yang tepat dan pas untuk Thabi menyampaikan maksud dari kedatangannya sekarang.
![](https://img.wattpad.com/cover/362902904-288-k930878.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's End This Marriage
ChickLitKehidupan setelah menikah itu benar-benar tidak bisa ditebak. Bahkan pasangan suami istri yang sebelumnya telah menjalin hubungan lama pun, bisa saja mengambil keputusan untuk bercerai. Seperti apa yang ingin dilakukan oleh seorang perempuan bernama...