Bab 26

6.1K 408 12
                                    

"kaka ada apa ini? Kenapa ruangan baby berantakan? Apa terjadi sesuatu?" Tanya Dara namun mereka tidak mau berbicara

"Jawab saya ada apa?" Tanya Adriel

"Maaf dad, tapi kaka ga tau detail nya" jawab Aurora

"Apa maksudnya de?" Tanya Arkan

"Jadi tadi waktu kaka lagi jalan mau ke kamar baby, tadi kaka denger suara baby lagi teriak-teriak. Kaka langsung aja masuk, sedangkan temen kaka inisiatif buat panggil dokter. Waktu kaka masuk, kaka liat baby lagi banting semua barang sambil teriak-teriak. Dan yang kaka liat juga ada Nathan yang lagi pasrah di lemparin barang-barang sama baby. Setelah itu dokter datang dan ngasih obat bius ke baby, akhirnya baby bisa tenang" jawab Aurora

"Baby sampai segitunya? Mas ini gimana? Kenapa baby kaya gitu?" Tanya Dara

"Tapi bukan itu aja, dokter sempet bilang sesuatu tentang keadaan baby" jawab Aurora

"Dokter bicara apa tentang baby? Baby kenapa?" Tanya Dara

"Sebenernya dokter mengatakan untuk tidak memicu trauma baby, karena jika trauma baby muncul lagi pasti baby akan teriak-teriak kaya tadi. Tapi dokter bukan mengatakan itu saja" jawab Aurora

"Dokter mengatakan apa lagi?" Tanya Adriel

"Melihat keadaan baby yang sangat menghawatirkan dokter lebih menyarankan kita untuk membawa baby ke psikolog" jawab Aurora

"Apa?!!" Kaget Arkan

"Tidak, tidak mungkin, baby tidak gila baby juga ga depresi untuk apa kita membawa nya ke psikolog" ucap Dara

"Tante maaf saya menyela pembicaraan kalian, dokter menyarankan itu bukan karena apa-apa. Tapi saya juga melihat seberapa takutnya Aksa bila bertemu dengan Nathan. Seperti nya ada sesuatu yang membuat Aksa trauma dan itu hanya bisa di tangani oleh psikolog. Karena jika tidak segera ditangani trauma itu akan menyiksa Aksa nantinya" jelas Laura

"Saya akan carikan psikolog terhebat untuk mengatasi baby" ucap Adriel

"Tapi mas baby ga butuh psikolog" ucap Dara

Sepertinya Dara masih tidak terima apa yang menimpa Aksa.

"Mommy lebih baik ikut Aurora melihat ke ruang cctv, mommy harus liat keadaan baby saat mengamuk tadi. Jadi mommy bisa menyimpulkan apakah baby butuh psikolog atau tidak" ucap Aurora

"Tapi-

"Tapi ini yang terbaik untuk baby mom" ucap Arkan

Akhirnya Aurora, Laura dan Dara pun pergi ke ruangan cctv. Jangan heran mengapa mereka bisa masuk ke ruang cctv. Tentu saja karena kekuasaan, ingat uang bisa membuat hal yang tidak bisa menjadi bisa. Sedangkan di dalam ruangan hanya ada Adriel, Arkan dan Nathan.

"Arkan, Nathan ikut saya" ucap Adriel

Mereka pun mulai keluar dari ruangan Aksa, meninggal Aksa yang terlelap dan seorang cleaning service yang sedang membereskan kekacauan yang telah terjadi. Adriel pun duduk di ikutin oleh Arkan dan Nathan.

"Nathan sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Adriel

----------Flashback on----------

Saat ini Nathan sudah berada di ruangan milik Aksa. Nathan sudah sangat rindu pada Aksa, semoga saja Aksa sudah ingin bertemu dengan nya. Nathan berdoa semoga yang kemarin itu hanya karena Aksa sedang kalut, karena jika memang Aksa tidak ingin bertemu dengannya ia tidak tau apa yang akan terjadi padanya.

Nathan pun mulai masuk ke ruangan Aksa, dapat Nathan liat Aksa yang sedang melamun sambil memandang ke arah jendela. Nathan pun secara perlahan menghampiri Aksa, nampak nya Aksa tidak menyadari kehadiran nya.

what i'm?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang