Bab 39

4K 240 15
                                    

Part ini bakalan fokus ceritain kehidupan kedepannya para pemeran utama seperti Aksa
- Banyak kata-kata kasar, adegan percobaan bunuh diri dan adegan kekerasan
- Tolong lebih bijak untuk memilah ceritanya ya gays and happy reading all 。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。

(⁠。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。⁠)


Aksa menarik nafas dalam-dalam sebelum memasuki ruangan Nathan, Aksa harus menguatkan hatinya terlebih dahulu sebelum bertemu dengan Nathan. Setelah memantapkan hatinya, Aksa pun memasuki ruangan Nathan di dampingi oleh Lio.

Aksa kaget karena saat memasuki ruangan Nathan ternyata di dalam sudah ada Dara, Jesi dan Bagas. Jesi yang melihat Aksa pun langsung memeluk Aksa, Aksa tidak sanggup menahan air matanya.

"Astaga sayang bunda sangat merindukanmu" ucap Jesi

"Bunda, Aksa juga sangat merindukan bunda" ucap Aksa

"Syukurlah Aksa sudah ada di sini" ucap Jesi

"Bunda hiks hiks Aksa benar-benar minta maaf, semua ini salah Aksa hiks hiks. Kalau Aksa ga sakit mungkin bang Nathan ga akan kaya gini" jelas Aksa

"Hey sayang dengerin bunda ya, semua ini udah takdir. Tidak ada salah siapapun, jadi jangan menangis lagi" jelas Jesi

"Aksa merasa bersalah bunda, seharusnya ga kaya gini bunda hiks hiks" ucap Aksa

"Sudah ya sayang jangan menangis lagi, kasian nanti Nathan denger dan sedih liat Aksa nangis" ucap Jesi

"Bagaimana keadaan bang Nathan bunda?" Tanya Aksa

"Masih sama, Nathan masih betah untuk tertidur" jawab Jesi

"Kapan bang Nathan akan bangun bunda? Aksa sangat merindukan bang Nathan" ucap Aksa

"Kita tunggu sama-sama ya sayang? Oh iya Aksa ingin berbicara dengan Nathan?" Tanya Jesi

"Iya bunda, Aksa ingin menceritakan tentang banyak hal pada bang Nathan" jawab Aksa

"Baiklah kalau begitu" ucap Jesi

Lalu mereka yang di sana pun memilih untuk meninggalkan Aksa sendirian. Karena menurut mereka, Aksa membutuhkan waktu berdua dengan Nathan. Setelah itu Aksa pun duduk di kursi tepat di samping Nathan yang masih terbaring.

Secara perlahan Aksa mengambil salah satu tangan Nathan yang terbebas dari infus. Aksa mengelus tangan Nathan dan sesekali mengecup punggung tangan tersebut. Aksa akhirnya kembali menangis, walaupun sudah sekuat tenaga Aksa menahan tangisannya.

"A-abang ini Asa hiks hiks"

"Abang, Asa sangat merindukan Abang hiks hiks"

"Apakah Abang tidak merindukan Asa?"

"Abang apa kabar? Apakah mimpi Abang sangat indah hingga Abang tidak mau bangun?"

"Abang ayo bangun, Asa akan nunggu Abang bangun ya"

"Abang, Asa janji, Asa akan temenin Abang sampe Abang bangun"

"Asa akan selalu ada di sisi Abang hingga Abang benar-benar sembuh"

"Asa sudah sembuh, jadi sekarang giliran Abang yang sembuh ya?"

"Abang harus berjuang untuk bangun ya? Jangan pernah tinggalin Asa ya bang?"

"Kita semua sangat menyayangi Abang, Asa yakin setelah banyak kejadian yang menimpa kita akan ada kebahagiaan yang menunggu kita"

"Asa akan selalu menunggu Abang di sini"

Aksa terkejut melihat mata Nathan yang terpejam itu mengeluarkan air mata. Secara perlahan Aksa menghapus air mata dan secara perlahan mengelus wajah Nathan yang tampak mengurus.

what i'm?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang