Bab 32

4.5K 307 17
                                    

Disclaimer!!
- Part ini bakalan fokus ceritain kehidupan kedepannya para pemeran utama seperti Aksa dan Nathan
- Banyak kata-kata kasar, adegan percobaan bunuh diri dan adegan kekerasan
- Tolong lebih bijak untuk memilah ceritanya ya gays and happy reading all 。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。


(⁠。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。⁠)

Jesi menatap sedih pada pemandangan di depannya. Dimana Nathan terlihat pucat pasi dengan tubuh tegapnya yang terlihat melemah. Jesi kembali mengingat percakapan nya dengan dokter pribadinya.

----------Flashback Onn----------


Setelah memeriksa Nathan dokter tersebut mulai menceritakan kondisi Nathan pada keluarga nya. Mendengar kondisi Nathan membuat tangisan Jesi pecah seketika.

"Dokter gimana keadaan anak saya?" Tanya Jesi

"Tuan muda mengidap Thanatophobia, Thanatophobia ini sering dikaitkan dengan gangguan kecemasan umum yang membuat penderitanya merasa takut secara berlebihan saat menghadapi kehilangan orang yang dicintai, baik itu pasangan, keluarga, atau teman. Penderita thantophobia biasanya merasa takut kehilangan orang yang dicintai sampai menjadi overprotective" jawab dokter

(Maaf ya kalau ada informasi yang salah, Mey ambil dari google. Jadi kalau ada anak kesehatan Mey bener-bener minta maaf༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ)

Mendengar jawaban dokter tersebut membuat tangisan Jesi pecah seketika. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana hidup Nathan kedepannya. Apalagi ia juga tidak tau apakah Aksa akan kembali atau tidak, karena Dara mengatakan bahwa Adriel melarang Aksa untuk bertemu dengan Nathan.

"A-apakah anak saya bisa sembuh dok?" Tanya Jesi

"Tentu saja" jawab dokter

"Bagaimana caranya dok? Saya akan berusaha semaksimal mungkin agar anak saya bisa sembuh" ucap Jesi

"Ada salah satu cara Mengatasi Thanatophobia, yaitu melakukan terapi dengan psikolog. Terapi yang dijalankan juga bisa termasuk sesi konsultasi, terapi perilaku kognitif (CBT), serta teknik relaksasi seperti meditasi atau latihan pernapasan" jelas dokter

(Lagi-lagi Mey minta maaf kalau salah, Mey dapet informasi nya dari google༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ)

"Terimakasih dok" ucap Jesi

"Sama-sama, kalau begitu saya pamit" ucap dokter tersebut lalu pergi

----------Flashback Off----------


Jesi hanya bisa menatap sendu pada pemandangan di depannya. Dimana Nathan yang masih terbaring lemah, Tubuh yang biasanya tegap itu sekarang hanya bisa terbaring. Bahkan sekarang di tangan kokoh itu sudah terpasang infus. Dengan perlahan ia memegang tangan Nathan yang terbebas dari infus.

"Sayang ayo bangun" lirih Jesi

Bagas sedih melihat pemandangan di depannya, bagaimana bisa ia tidak sedih di saat kedua kesayangannya sedang tidak berdaya.

"Sayang kamu istirahat terlebih dahulu biar mas aja yang jaga Nathan" ujar Bagas

"Gamau mas, aku mau jagain Nathan" jelas Jesi

what i'm?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang