Bab 14

9K 509 7
                                    

Disclaimer dulu ya temen-temen, part ini bakalan lebih banyak narasi bahkan ada beberapa kata-kata kasar. Jadi maaf ya kalau bikin kalian bosen dan ga nyaman hehehe ◕⁠‿⁠◕⁠。

(⁠。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。⁠)

Seperti biasa kewajiban Aksa di pagi hari adalah bersekolah. Saat ini ia sudah berada di sekolah, bahkan ia hanya melihat beberapa siswa-siswi saja yang sudah datang. Lagian siswa-siswi mana yang akan pergi ke sekolah di pagi-pagi buta, ya contohnya Aksa dan para murid beasiswa lainnya. Jam masuk sekolah pada pukul 08.00 sedangkan Aksa sudah berangkat pada pukul 07.00, dan hanya ada beberapa siswa-siswi yang sudah datang.

Tentu saja sebelum Aksa berangkat terjadi perdebatan terlebih dahulu antara dirinya dan keluarganya. Mereka melarang keras Aksa pergi pagi-pagi sekali, apalagi melihat kejadian kemarin mereka semakin protektif pada Aksa. Tapi tentu saja Aksa sedikit berbohong pada keluarganya, ia mengatakan bahwa dirinya ada piket. Dan jika Aksa tidak piket ia akan di berikan denda, tentu saja keluarga nya tidak masalah jika Aksa di denda. Tapi Aksa tidak mau karena beralasan jika di denda ia akan di anggap sebagai orang yang tidak bertanggung jawab, akhirnya keluarga nya pun memperbolehkannya.

Saat melewati toilet perempuan ia mendengar samar-samar ada orang yang sedang membicarakan dirinya. Tentu saja karena kepo ia pun sedikit menguping, tidak lupa mengintip sedikit siapa orang yang membawa-bawa namanya. Dan setelah sedikit mengintip ia pun tau bahwa orang yang membicarakan dirinya adalah Fani sang tokoh utama. Akhirnya ia pun kembali menguping tanpa mengintip takut keciduk Aksa tuh.

"Ko bisa gini? Harusnya yang jadi ade Arkan sama Aurora itu gue, kenapa malah ada orang asing yang jadi ade Arkan. Dia siapa sih? Anak kandung atau anak pungut?"

"Gue ga akan biarin ini terjadi, pokonya gue harus jadi bagian dari keluarga Fernandez. Apa yang jadi milik gue bakalan tetep jadi milik gue. Bahkan gue bisa dengan mudah hilangin pengganggu itu dari dunia ini"

"Karena apa yang harusnya terjadi, harus tetap terjadi. Semua ini harus sesuai dengan alur yang udah di tetapkan. Ga boleh ada yang ubah alur itu, gue udah di kasih kesempatan buat hidup enak bahkan di kasih kesempatan untuk punya jodoh yang tampan dan kaya. Bukankah hidup gue udah pasti bakalan Perfect banget, jadi gue harus singkirin orang yang bakalan jadi penghalang"

"Kalo ga salah namanya Aksa ya? Hm kayaknya gue bakalan buat citra dia menjadi buruk di hadapan siswa-siswi. Gue bakalan buat semua orang merasa cowo itu jahat karena udah berani buat bully gue di hadapan semua. Ini balesan buat Lo Aksa, karena udah berani main-main sama gue"

Aksa yang mendengar itu pun langsung saja pergi dari sana. Karena jika ia berlama-lama di sana sudah pasti ia akan ketahuan, jadi lebih baik ia pergi saja. Toh ia sudah mengetahui rencana apa yang akan Fani lakukan. Liat aja bitch gue pastiin kalau kali ini Lo yang bakalan di benci oleh seluruh murid. Tapi tadi kalau ga salah gue denger dia sebut alur? Ko dia bisa tau? Bahkan seakan-akan dia udah tau apa yang akan ia dapatkan ke depannya. Jangan-jangan dia juga orang kaya gue? Maksudnya orang yang transmigrasi kaya gue? Ah lebih baik ga usah di pikirin dulu, tapi nanti gue bakalan cari tau kebenarannya. Kalau emang itu orang transmigrasi kaya gue, gue ga akan pernah biarin hidup dia bahagia sedikit pun batin Aksa.

Fani pun segera keluar dari toilet dan mulai pergi masuk ke dalam kelasnya. Setelah kepergian Fani, muncul lah satu orang perempuan yang sedari tadi menguping dari bilik kamar mandi. Ia tidak akan pernah membiarkan jika ada orang yang ingin menyakiti Aksa. Lo udah mau main-main kaya gini, jadi terima balasan mu batin perempuan itu.


----------Time Skip----------

Saat ini Aksa sudah berada di kantin bersama dengan Aurora. Kali ini ia sengaja tidak ingin bersama Abang nya dulu, ia ingin tau apa yang akan di lakukan oleh Fani pada dirinya. Ia dan Aurora pun hendak menunju meja, tapi dari kejauhan ia melihat Fani yang terus menatap ke arah nya. Aksa tentu pura-pura tidak melihatnya, dapat ia lihat Fani yang memegang sebuah mangkuk yang berisi soto yang masih panas. Dapat ia lihat juga Fani yang hanya menunduk tanpa melihat sekitar, padahal ia sedang membawa soto yang masih sangat panas.

what i'm?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang