Bab 31

4.8K 289 10
                                    

Disclaimer!!
- Part ini bakalan fokus ceritain kehidupan kedepannya para pemeran utama seperti Aksa dan Nathan
- Banyak kata-kata kasar, adegan percobaan bunuh diri dan adegan kekerasan
- Tolong lebih bijak untuk memilah ceritanya ya gays and happy reading all 。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。

(⁠。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。⁠)


Kembali ke sisi Nathan, saat ia membuka mata ia melihat ternyata Jesi ikut tertidur bersama nya. Nathan merasa bersalah karena telah membuat Jesi kelelahan akibat menunggu nya di rumah sakit. Maafin Nathan ya bunda karena Nathan udah bikin bunda lelah, tapi maaf bunda Nathan harus cari Asa batin Nathan. Sebelum ia pergi, ia sempat mengecup kening Jesi terlebih dahulu. Lalu setelah itu ia bergegas untuk pergi menuju mansion keluarga Fernandez. Dalam perjalanan entah mengapa perasaan Nathan tidak tenang, ia merasa ada hal yang tidak beres. Tapi ia mencoba berpikir positif, gue harus fokus gue yakin Asa ada di mansion batin Nathan.

Setelah menempuh beberapa saat Nathan pun telah sampai di mansion Fernandes. Tapi entah mengapa keadaan mansion sangat sepi, hanya terlihat beberapa bodyguard dan maid yang berlalu-lalang. Nathan pun turun dari motor nya dan langsung menghampiri satpam yang bertugas menjaga mansion keluarga Fernandez.

"Permisi pak" ucap Nathan

"Loh den Nathan kan?" Tanya satpam itu

Seluruh pekerja keluarga Fernandez memang sudah mengenal Nathan dan teman-temannya. Jadi sudah tidak asing bagi para pekerja melihat kedatangan Nathan maupun teman-teman Arkan yang lainnya.

"Iya pak" jawab Nathan

"Ada apa ya den?" Tanya satpam

"Saya mau ketemu sama Aksa pak, apakah Aksa ada di dalam?" Tanya Nathan

"Loh den Nathan gatau?" Tanya satpam

Mendengar pertanyaan satpam itu membuat jantung Nathan berdetak kencang. Karena ia merasa bahwa terjadi sesuatu yang tidak ia inginkan.

"Maksudnya gimana ya pak?" tanya Nathan

"Tuan Adriel sudah membawa seluruh keluarganya pergi untuk melakukan pengobatan untuk tuan muda Aksa" jawab satpam

Seluruh tubuh Nathan bergetar saat mendengar jawaban pa satpam. Ia berusaha keras untuk menopang tubuh nya sendiri. Dengan lirih Nathan pun bertanya lagi untuk memastikannya.

"P-pergi? Pergi kemana pak?" Tanya Nathan

"waduh kalau pergi kemana nya sih kami kurang tau. Tuan cuma berpesan untuk menjaga mansion ketika mereka pergi" jawab satpam

"M-mereka pergi dari kapan ya?" Tanya Nathan

Setiap pertanyaan yang keluar dari mulut Nathan di sertai dengan rasa sakit yang mendalam pada hatinya. Nathan berpikir bahwa keluarga Fernandez tidak mungkin membawa Aksa pergi, tapi ternyata dugaannya salah. Mereka bahkan membawa Aksa pergi dari sisinya, Nathan benar-benar kehilangan dunianya saat ini juga.

"Sekitar 3 jam yang lalu" jawab satpam

"T-terimakasih ya pak, kalau begitu s-saya pamit" ucap Nathan lalu berjalan menuju motor nya

Saat ini Nathan hanya bisa menatap kosong pada mansion keluarga Fernandez. Nathan melamun cukup lama hingga akhirnya ia sadar, seharusnya ia mencari Aksa bukan malah merenung seperti ini. Tanpa berpikir panjang, Nathan pun mulai menyusuri setiap daerah. Tapi nampaknya dewi fortuna tidak berada di pihaknya. Karena sudah hampir 3 jam lamanya ia berkendara tidak satupun ia melihat salah satu keluarga Fernandez.

Kepala Nathan kembali berisik, napasnya mulai tidak beraturan, keringat mulai muncul dari kepala dan tangannya yang bergetar dan nampak dingin. Nathan tidak sadar bahwa dirinya malah menambah kecepatan saat ia berkendara. Bayangkan saja Nathan berkendara dengan keadaan yang sangat kacau, dan kalian pasti sudah tau apa yang akan terjadi kedepannya.

what i'm?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang