Bab 32

3.3K 260 25
                                    

Disclaimer!!
- Part ini bakalan fokus ceritain kehidupan kedepannya para pemeran utama seperti Aksa dan Nathan
- Banyak kata-kata kasar, adegan percobaan bunuh diri dan adegan kekerasan
- Tolong lebih bijak untuk memilah ceritanya ya gays and happy reading all 。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。

(⁠。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。⁠)


Sudah satu bulan lamanya setelah kejadian Nathan mengamuk terakhir kali itu. Setelah kejadian itu sikap Nathan berubah hampir sepenuhnya, bahkan keluarga dan teman-temannya seperti tidak mengenali sosok Nathan yang sekarang.

Bagaimana tidak Nathan berubah menjadi pemuda nakal. Merokok dan mabuk sudah menjadi rutinitas nya selama satu bulan terakhir ini. Bahkan sekarang Nathan sudah sangat berani melakukan balapan liar. Jesi dan Bagas tentu sudah mencoba berbicara dengan Nathan, tapi lagi-lagi Nathan tidak mendengarkan mereka.

Selain menjadi nakal Nathan juga menjadi sosok yang tidak tersentuh. Ia jarang berbicara dengan keluarga ataupun dengan teman-temannya. Jangankan berbicara, mengeluarkan sepatah kata pun Nathan enggan. Nathan seperti seseorang yang tidak bisa berbicara, jika ia di tanya ia akan menjawab dengan anggukan atau gelengan kepala.

Bagas tentu sudah mencoba menegur Nathan, karena menurut Bagas kali ini Nathan sudah sangat keterlaluan. Bagas tidak pernah melarang anaknya untuk melakukan apapun, tapi jika itu merokok, mabuk dan balapan liar sudah pasti Bagas marah. Tapi lagi-lagi kemarahan Bagas hanya di anggap angin lalu oleh Nathan.

Begitu juga dengan Jesi ia tidak ingin anaknya terjerumus menjadi anak yang nakal. Jesi sudah berusaha membujuk Nathan agar tidak melakukan itu lagi tapi sama seperti Bagas, ucapan Jesi sama sekali tidak didengar oleh Nathan. Tapi Jesi tau bahwa Nathan selalu menangis di malam hari, karena ia pernah mendengar Nathan yang menangis di tengah malam. Melihat kondisi ini tentu saja Jesi ingin sekali mempertemukan Nathan dengan Aksa. Tapi lagi-lagi Dara sama sekali tidak membalas atau menjawab seluruh pesan dan telponnya. Jesi dan Bagas sudah mencoba mencari keberadaan Aksa, tapi mereka hanya menemukan kebuntuan dalam pencarian ini.

Seperti biasa setiap pagi hingga siang Nathan hanya akan berdiam diri di kamar. Tentu saja yang Nathan lakukan hanya melamum dan merokok. Entah sudah berapa banyak rokok yang sudah Nathan habiskan hari ini. Nathan sama sekali tidak peduli lagi dengan keadaan sekitar nya. Yang ia inginkan hanyalah ketenangan, karena dengan merokok membuat pikiran nya tenang. Kebisingan yang ada di kepalanya hilang entah kemana saat Nathan merokok, dan mulai saat itulah Nathan merasa bahwa rokok adalah jalan yang tepat untuk membuat nya tenang.

"Asa kamu dimana? Abang rindu Asa, apakah Asa tidak ingin bertemu dengan Abang?"

"Gue bodoh banget ya malah nyakitin orang yang paling gue sayang"

"Gue pantes dapetin ini, jangan merasa paling tersakiti Lo emang penyebab semua ini" ucap Nathan sambil menunjuk dirinya sendiri

"Anjingg!!!!"

"Asa abang ga bisa hidup tanpa Asa, Abang ga sanggup hidup lagi. Apa abang harus mati dulu agar Asa maafin Abang"

Nathan terus menerus bergumam tentang Aksa, hingga tidak sadar ia tertidur dengan keadaan yang berantakan. Dan karena hal itu lah membuat Nathan membuka seluruh pikirannya dan hatinya.

----------Dalam mimpi----------

Nathan menatap sekeliling nya, saat ini ia berada di taman yang sangat indah. Nathan sedikit heran karena seingatnya terakhir kali ia berada di kamarnya, tapi kenapa ia tiba-tiba berada di sebuah taman itulah yang ada di pikiran Nathan. Karena bingung Nathan pun mencoba berjalan mengelilingi taman tersebut, siapa tau ia menemukan sebuah jawaban.

what i'm?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang