Bab 28

4.1K 280 6
                                    

Disclaimer!!
- Part ini bakalan fokus ceritain kehidupan kedepannya para pemeran utama seperti Aksa, Nathan dan Fani.
- Banyak kata-kata kasar, adegan pembullyan dan adegan kekerasan
- Tolong lebih bijak untuk memilah ceritanya ya gays and happy reading all 。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。

(⁠。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。⁠)

Hari keempat

Waktu terus berlalu saat ini Fani sudah berada di kantin. Ia sudah tidak sabar untuk membeli soto kesukaan nya. Fani hanya berharap supaya tidak ada yang membully nya. Karena tadi saat di kelas ia tidak henti-henti nya di bully oleh teman sekelas nya. Seperti menyembunyikan tugas nya, mencemooh nya, bahkan mengotori loker, kursi dan meja nya.

Fani telah sampai di kantin, tapi ia heran tatapan seluruh murid mengarah padanya. Fani tidak peduli dan memilih untuk membeli soto kesukaannya. Ia pun berjalan mencari meja, tapi tidak ada satu pun yang mengizinkan nya. Padahal masih banyak meja kosong, tapi mereka seolah tidak melihat Fani. Fani memutuskan untuk mencari lagi, tapi belum juga ia pergi ia sudah mengalami masalah.

Karena dengan tiba-tiba Laura menabrak nya dan menyebabkan kuah soto panas itu mengenai tangannya. Karena Laura menabrak Fani dengan sangat keras, menyebabkan Fani langsung jatuh terduduk. Sungguh rasanya sangat panas dan nyeri, ia ingin marah tapi ia sudah tidak punya tenaga untuk marah.

Praang!!

Suasa kantin yang tadinya berisik langsung hening seketika. Mereka langsung memusatkan perhatian nya pada Fani. Mereka merasa bahwa ini adalah tontonan yang sangat menarik, begitu juga dengan anggota geng Blaze -Nathan dan Arkan tentunya.

"Aduh gue ga sengaja" ejek Laura

Tapi Fani mengabaikannya, ia memilih untuk bangkit dan hendak berjalan pergi. Tentu saja melihat itu Laura tidak terima, ia semakin gencar membuat marah Fani.

"Loh ko tumben malah pergi? Biasanya nangis-nangis dulu biar orang-orang iba. Udah tobat Lo? Atau karena ga ada lagi yang bela Lo?" ejek Laura

"Aku beneran cape, jadi tolong jangan ganggu aku"ucap Fani

"Tumben ga minta tolong geng Blaze? Biasanya Lo caper, kenapa kali ini ga caper?" Tanya Laura

Mendengar ucapan Laura membuat Fani terdiam. Karena jujur saja ia tidak berfikir untuk mengadu pada geng Blaze, ia terlalu sibuk dengan perasaannya dan kemarahannya. Ucapan si Laura ada benernya juga, kenapa gue ga kepikiran sih. Tapi kayanya ga akan sekarang deh mending nanti aja gue caper ke mereka nya batin Fani.

"Udah ya Laura aku beneran capek" ucap Fani lalu meninggalkan kantin

Tentu saja Laura yang melihat itu menahan amarah. Tapi ia yakin bahwa Fani akan mengemis atau mungkin kembali caper pada geng Blaze. Bagaimana Laura bisa yakin? Karena ia sudah melihat dari mimik wajah Fani yang menyimpan sebuah rencana. Dan Laura yakin bahwa rencana nya akan berjalan dengan mulus. Rencana apa yang Laura maksud? Tentu saja untuk membuat geng Blaze mengeluarkan kata-kata mutiaranya pada Fani. Karena setahu nya bahwa seluruh geng Blaze sudah mengetahui apa yang terjadi. Jadi membuat mental Fani semakin rusak sepertinya ide yang bagus.

----------Time Skip----------

Rencana Fani sudah bulat ia pun segera pergi untuk mencari geng Blaze. Dan ternyata mereka sedang berada di gedung olahraga, lebih tepatnya mereka sedang bermain bola basket. Keadaan di sana cukup sepi, hanya ada geng Blaze dan beberapa anggota basket lainnya.

Dengan percaya diri Fani berjalan mendekati geng Blaze. Sedangkan geng Blaze yang melihat Fani hanya bisa memutar bola matanya. Jujur saja mereka muak melihat Fani, apalagi setelah kejadian yang menimpa Aksa. Mereka sudah mempunyai firasat bahwa Fani akan menjadi sumber masalah bagi mereka. Karena dari awal ia masuk sekolah hingga saat ini ia selalu membuat masalah dan mereka tidak menyukainya. Jika bukan karena Aksa, dulu mereka tidak akan pernah mau dekat-dekat dengan Fani.

what i'm?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang